at, napasnya terasa pendek, dan pikirannya kacau. Bagaimana mungkin wanita yang selama ini menjadi tempatnya melarikan diri dari ke
, suaranya tenang namun terdengar tegas. "Tapi sa
atan mereka di dunia maya tak ada artinya dalam dunia
berapa divisi. Tapi Rayhan tidak benar-benar menyimak. Fokusnya hanya tertuju pada wanita itu-wanita yang i
uduk di tempatnya, sengaja menunggu hingga ruangan sepi. Ia tahu ia harus bicara dengan Elvira-entah untuk
a yang tersisa, Rayhan be
langsung menatapnya. "Janga
sudut. "Kamu tahu siapa aku seja
enyimpan senyum hangat seperti saat mereka bertukar cerita lewat chat. "Aku tahu, s
idak percaya. "Kamu benar-bena
tapi tidak pernah menyebutkan rumah sakit. Lagipula, aku juga tidak merasa per
a sama-sama menyembunyikan sebagian diri mereka dalam percakapan-pe
a Rayhan lirih. "Kita berpura-p
nal. Aku Direktur Utama, kamu staf medis. Hubung
rbangun dalam beberapa minggu terakhir. Rayhan ingin marah, tapi ia juga tahu Elvi
ja... rasa sa
n tanda-tanda bahwa mereka pernah sedekat itu. Ia sangat profesional-terlalu profesional hingga
jarak, setiap kali mata mereka bertemu di lorong atau ruang rapat, ada tatapan dalam yang tid
n semakin
oma tanah basah yang menenangkan. Ia membuka ponselnya, melihat kembali percakapan terakhir mereka di aplikasi. Terakhir onlin
a tinggal diam. Ia meng
ra, tapi aku tidak bisa. Aku hanya ingin tahu-
emandangi layar, ragu. Tapi akhirnya, d
menu
lebih awal untuk menghadiri pelatihan
minta Anda datang ke
n dengan hati berdebar, dan ketika sampai di depan ruangan Elvir
vira berdiri membelakangin
n semalam," kata
lihat. "Aku tidak tahu harus bicara ke siap
inya sejak pertemuan mereka di ruang rapat, waj
in." Suaranya melembut. "Apa yang kita bicarakan,
n dalam matanya. Tapi yang ia temuka
ik diri begitu saja?" s
bawaku, menjaga karierku. Aku tidak bisa mempertaruhkan reputasi-dan kamu t
ni
n perasaan seseorang. Tapi ia juga tahu Elvira tidak salah sepenuhnya. Ia hidup dalam dunia yang
ngurangi luka y
ap kamu tahu... kamu kehilangan seseorang yang
yhan melangkah kel
ekat jendela... dengan sorot mata yang tak