a patung yang hidup di dimensi berbeda. Mereka berbicara seperlunya, dan saat berbicara pun, hanya soal Amar
eman-teman lamanya, dan lebih sering duduk menulis sesuatu di ruang kerjany
i sedang membentuk gelo
tak tin
rlalu mencolok untuk jam kerja. Rambutnya digerai, make-up-nya tegas.
u. "Maaf, Ibu Clarissa, Pa
ku akan menunggu di ruangannya. Dan jika d
mbuat sang resep
ke ruangannya dengan rahang mengeras.
ya ingin tahu... kamu akan menghilang begitu
adi harus dilanjutkan,
erdiri, mendekat. "Kamu lupa, Rayden? Siapa yang ada saat kamu jatuh? Si
rifikasi memang sulit dilakukan
. Dan aku sedang men
semuanya akan baik-baik saja? Salma mungkin memaafkanmu, tapi
an sebuah foto-dirinya dan Rayden se
ku tunjukkan ini ke media, atau kirim ke dia.
ebut ponsel itu kasa
mu masih memilih aku
gak pernah memilih kamu. Aku cuma lelah... dan ka
begitu, mari kita lihat siapa yang
uah pesan dari nomor tak dik
mimu tidak akan me
... Rayden dan wanita itu, lagi. Kali in
air mata. Tidak ada histeria.
Tidak membalas. Tidak
bukan lagi tentang perasa
enyiapkan makan malam seperti biasa.
lma sambil menya
menatapnya den
amu butuh tenaga untuk mempe
ung menegang
ia terima. "Kamu tidak perlu menjelaskan. Aku tahu kamu sedang mencoba berubah. Tapi yang sepe
ut, tapi tidak ada
mu bukan lagi suamiku dalam hati. Dan untuk Clarissa, sampaikan p
iri, dan melangkah ke dapur. Tapi se
akan memberinya perang. Tapi dia h
u, tersenyum saat melihat Salma meninggal
engi
aimana mematahkan wanita sekuat apapun. Dan Salma, baginya, hanyalah rintanga
kok, dan bergumam, "Ayo, Salma... tunjukk