an aroma kopi yang samar. Aku datang lebih awal, duduk di kursi kulit cokelat yang men
m dua siang,
i
nyikan kenyataan bahwa dia adalah seorang perusak rumah tangga orang. Dia mengenakan b
pintu, sebelum akhirnya masuk
" ucapny
g tepat waktu. Itu satu-satunya hal y
tahu aku orang terakhir yang pantas meminta ini, tap
datang padaku dengan kalimat itu, setelah tidur de
ucat, tapi aku tidak membe
ya anak darinya. Tapi kau tetap memilih jadi bayangan di balik pin
a di perusahaan ayahmu. Kami berpisah karena keluargaku memaksa, dan saat aku tahu dia menikah denganmu, aku
yang membayar semua cicilan rumah orang tuanya, membiayai kuliah adiknya, mengangkat derajat keluarganya di kampung?
u," gumamnya pelan. "Dia bilang, kau terlalu ku
ku akan hancur waktu tahu dia menyentuh wanita lain saat aku hamil anak
di pipi Mira. Tapi
. Kalau dia mau memilihmu, maka dia harus kehilangan segalanya. Semua jabatan, semua kekuasaan, semua kenyaman
in terdengar. "Aku hanya ingin kal
terlebih dulu. Jadi kuperkenalkan satu hal y
annya sendirian di ruang VIP yang mulai terasa s
oto pernikahan yang masih terpajang di dinding. Rafa tersenyum
dengan satu gerakan tajam, aku melemparkanny
"Cukup jadi pere
ku menandatanganinya dengan tangan tanpa ragu, meski jantung
nyiapkan langkah-langkah berikutnya: menarik semu
tner? Aku perintahkan untuk dipindahkan ke daerah terpencil. Ibunya yang
dengan nama Firmansyah mu
datangi rumah. Tanpa diundan
sini?" tanyaku d
ara. Denganmu.
-erat. "Kau ingat Isolde hanya
dengar
u tajam. "Isolde tidak butuh ayah seperti kau. Dan aku... aku tak butuh
undur. "Pergi, Rafa. Sebelum aku
u itu kututup tepa
uk pertama kalinya setelah bertahun-tahun, aku merasa kuat-bukan karena
ah Nayar
baru p