img Gendutnya Istriku  /  Bab 2 Curhat | 7.69%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 2 Curhat

Jumlah Kata:1005    |    Dirilis Pada: 25/10/2021

sesosok kepala yang menyemb

njung dibukakan pintu. Jadi, ya, aku mau lewat belak

ah, ayo

ilakannya masuk, lalu kami berbincang-bincang di ruang tamu.

gi buta. Dia menyetujuinya. Kami kemudian menyusuri jalan-jalan protokol Kota Semarang yang masih l

an tangan padaku. Aku mengenalinya sebagai

Aku membalas la

nya dan menyamai kecepatank

ya

h gend

da penyakitan.” Aku

kan sepedanya yang sempat olen

Y

man anggota klubnya yang berada jauh di depan. Sekejap

Izzah menggerutu. “Untunglah aku lagi baik hati. Kalau tidak, suda

kanya yang ditekuk-tekuk itu sangat l

ta mampir toko alkes kalau pula

gapnya serius. Oleh karena itu, sepulangnya kami bersepeda, kami bena

uknya. Timbangan ini memiliki tingkat ketelitian 0,1 bahkan bisa menghitung persenta

Harganya lebih

megang kartu debit yang berisi semua uangku. Sebulan sekali kartu itu kuminta kembali untuk mencetak semua transaksi

i kemudian memasak berdua karena anak-anak sedang di rumah kakeknya. Setelah makan siang, aku b

r siang. Izzah kemudian membawa dua cangkir kopi di atas nampan.

ata, "Kamu tahu, Man? Kalian tadi seperti angka sepuluh saat saling memeluk. Kamu t

tertawa mendengar leluconnya. T

bu

rlonjak dari sofa yang didudukinya. Aku dan Kahlil berpandang-pandangan

Dia memberikannya padaku. Aku meraihnya dan mulai membaca. Rupanya

kan kuteror.” Kahlil tersen

, aku bermaksud kembali tidur siang. Sesampainya

inaku, Mark!” Izzah menangis tersedu-sedu. “Berani-beraninya dia menyebut kami angka sepuluh! Suamiku seperti

ent

u tak sal

hat ke le

uwwaa...!” Tangis Izzah t

untuk melabrak Si Mark tak terkendali.

Zah!” Aku mengge

ia malah bal

pi sengaja melawan perintah yang kuberikan. Dia harus diberi pel

a!” Aku mengerahk

pintuny

dalam kamar, menabrak pingg

Lengan kiriku terasa perih dan pan

tak apa-a

?” Aku ger

zzah garuk-garuk kepala. “Sebenta

m seberapa dibanding nyeri di dalam jiwa. Harga diriku sebagai lelaki

angan. Dia mengoleskannya di lengan kiriku h

obatnya bekerja.” Izzah tersenyu

ngan seyum meringis. Sebenarnya nyeri-nyeri ini hampir membuatku menangis. Na

l ketika dia akan p

go. “Buat

i! C

anjang. “Baterai HP-k

mbantah. “Kamu tidak berani ngasih HP-mu karena baru saja menelepon lelaki lain berna

tagfirullah. Kamu menu

ya. Sok suci sekali

. Hati-hati lho Mas kalau bicara. Aku tak pernah curhat ke laki-laki. Apalagi selingkuh seperti tuduhanmu tadi. Yang

an panggilan video ke Markonah. Ternyata licik seka

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY