r menjatuhka
r saat membacarace ternyata
ti kabut. Lampu strobo, dentuman bass, orang-orang menari tan
," gumamnya pelan
nnya, lembut tapi cuk
rendah. "Siapa ya
leng. "Ngg
dah sempurna ini?" Ellan mencondongkan tubuh, suara
seseorang yang seharusnya nggak tahu
ir
senyum. "Tapi aku udah biasa ka
ih dekat dari seharusnya. "No.
lan
take y
. Tatapan itu-penuh perta
," bi
dak langs
n rooftop gedung tua yang kosong dan sepi. Tempat
ia memutar musik pelan dari speaker mobil. Lagu jazz y
diam, masih menggenggam
di kemudi, lalu melirik S
katanya. "Tapi kamu juga bisa stay. C
dangan. "Alasan kecil
an, kamu udah ke
ecil. Suara itu
u ngelakuin
you. A lot. To
bilang
nap
nggak bisa ngas
u menyentuh tangan Sheana ya
Sebuah alasan buat jadi lebih d
padahal ada suami aku yang lagi nungguin di r
ggigit bib
Bukan untuk ciuman. Bukan untuk pelukan. Tap
egitu saja. Lama. Seolah bahunya memang diciptakan
ything tonight," bisik Ellan.
tup mata, m
au kamu mau pulang, I'll take you. Tapi kalau kamu c
ggelam dalam keb
ean
samping. "Kamu punya hak buat merasa takut. Tapi kamu juga pun
nya membuka
"Kamu mau ada di sisik
to be. Karena aku tahu kamu lebih dari sekadar
mu nggak tahu siapa Dirga, Ellan
balas Ellan cepat. "You're strong. Tapi bah
i se
rih, "Kalau aku jatuh... k
selalu sempurna. But I promise one thing-aku n
napas pelan. "But I f
t, mendekat. "You're
azz pelan dari speaker, dan detak jantung y
api aku mau kamu tahu... Aku di sini bukan untuk menyelamatkanmu.
ata. "And then what
s tahu semua jaw
heana, lembut, seperti taku
amu nggak sendiri. Kamu ada di
Tatapan mereka bertemu. Jaraknya t
inta sama aku... kamu bakal nurut?"
dih. Tapi tampak keserius
kalimat itu hanya sebuah hal yang bias
angkahnya ringan, rasa bersalah membebani seperti ransel penuh batu. Lampu ruang
matanya tajam, menyisir Sheana dari kepala s
reng Grace dan beberapa teman. C
tidak marah, tapi justru
"Soalnya aku lihat kamu di story Grace. Da
"Ellan...," desi
dek yang memperlihatkan lampu-lampu strobo, lalu tawa Grace dan Sheana. Di
Sheana cepat. "Aku nggak
Yang aku ingat," Dirga menatap istrinya lekat-lekat, "waktu kita pergi k
u tahu siapa dia setelah obrolan kemaren. Tapi aku tetap nggak pernah
dada. "Tapi kamu nggak p
ku... aku lagi nggak enak badan. Ellan nganterin
menyentuh. Tidak marah. Tapi tekanan it