udah lama tutup. Sebuah taman kecil masih terjaga d
elan, memandan
ke sini?" ta
sini waktu masih SMA. Thi
uduk. Gaunnya menyentuh tanah, dan
embuka jasnya dan menyampir
bentar. "Kamu bai
te to b
kang Sheana, dan mulai m
ak, aku terakhir duduk di ayunan kay
di cowok yang bisa mengingatkanmu l
udara malam semakin di
ku benci pesta kayak tadi. Semua orang
h bangunan kosong. "L
am
api tidak menoleh. "Kau t
an pelan. "And I stil
hnya ke langit. "Aku n
kau di
i sini." She
di sebelahnya. "Dan aku berha
uara rantai ayunan y
sekarang, mereka pasti pikir
at telinganya. "Then let them think. For
enyumnya muncul perlah
merasakan angin malam memeluk tubuhnya-atau mungkin
ang terlupakan itu,
ak ada pernikaha
arusnya saling jatuh, tapi t
unyi. Lampu dalam kabin redup, menyisakan siluet lembut di
sambil mulai melepaskan jas y
coba melepas, bagian kerah jas itu tersangkut di bros kecil berbentuk dau
epat. Ia membungkuk, jemarinya menyen
kut?" tanya
ereka hanya sehelai napas. Sheana menahan napas, m
m menjauh. Pandangannya menempel pada mata Sheana yang m
kanan. Ciumannya singkat. Sek
eku, tapi t
enepis, tak mengelak-ia kembali mendekat. Kali ini, d
an yang tak pernah diucap. Ellan menyentuh pipi Sheana, mengusap tengk
nya keduanya saling menarik diri perla
uldn't
tong Sheana cepat. Sua
mesin. Tapi tak satu pun dari mereka
bil, terdiam saat melihat bekas lipstiknya yang belepotan. Ia bur
noleh. "
. "Let's just get
dekat meja bar, mengangkat alis saat melihat istrinya kembali. Matanya lan
ak berkat
aja?" tan
menjawab, "Udara di dalam terlalu
Tatapannya tajam, tapi
Hanya firasat
as menjalar dari tengkuk hingga dada, bukan karen
an menyebalkan. Bagaimana mungkin itu membuatnya merasa
rdiri anggun di sisi Dirga, seperti istri baik-baik ya
wine yang bahkan tak ia sentuh. Matanya tak berhenti mengamati punggung Sheana. Ia
ikirnya. Tapi ia juga t
rasa bersalah, melainkan dor
a dalam hati. Itu bukan ilusi
... ber
a ringan. Tapi di antara mereka bertiga, yang saling berdiri hanya
di dalam mobil terbawa masuk k
sepatu, lalu mengikuti Dirga yang suda
" katanya singka
wab Shea
rmin, menatap bayangannya sendiri dan mengamati pantulan bibirnya.
apusnya dengan tisu
a menit kemudian. "K
guk cepat. "Iy
bali, Dirga sudah rebahan di s
, menyelimutkan diri. Sama
hanya bunyi AC
ramai," ucap Sheana, me
gumam
ang yang k
Kolega
angit, jari-jarinya men
a aku ikut, ya?
ng begitu," jaw
ggak nanya aku se
m sejenak. "
jawab. "Nggak t
n, akhirnya menghadap
ram lampu. "Aku nggak tahu. Kayak... bukan aku. T
"Karena pesta atau karen
han napas.
b, Sh
istri yang diem-dieman
t, lalu kembali memalingk
natap punggung suaminya-dan tahu,
satu-satunya momen yang membuatnya merasa 'ada' malam i