. Kata-katanya telah terucap. Jelas. Tanpa tedeng aling-aling. Ia baru saja menawarkan sebuah hubungan terlarang-
se, seolah sedang menakar apakah wanita di depannya itu hanya sedang kalap.
a nyaris berbisik, penuh luka dan tantangan.
Nada suaranya datar, namun tak kosong. Ada sesuatu di sana. Sesuatu y
larisse melangkah lebih dekat. "Apa bedanya ji
atanya berubah. Bukan marah
menusuk dari m
Saya dijual untuk profesionalisme.
tu penolakan. Tapi justru karena
idak ada yang bisa menyelamatkanku sekarang. Aku tidak butuh simpati darimu, Keiran
berbalik, meninggalkan kamar
inya, Clarisse merasa
alu tanpa satu
publik, menghadiri gala sosial, tersenyum di depan kamera.
tetap dalam diam. Tidak mengomentari. Tidak mene
i mal
a memeluk tubuhnya dengan sempurna, tapi wajahnya letih. Kosong. Saat masuk ke apartemen,
izin duduk," gumam Clariss
erima tawaranmu waktu i
enatapnya. "Tapi ka
wanita sekuat kau, begitu tega menyakiti dirinya sendiri han
Dia mencuri dua tahun hidupku. Dia tidur dengan wanita lain. Punya anak. Sementara ak
enatap Keiran penuh amarah. Tapi Keiran... me
rasanya,
. Tapi setiap kata mengguncan
ang dikhianati. Tapi tidak semua
iap malam dan bermimpi tentang pria lain. Aku... hanya ingin membuatnya merasakan hancurnya duni
. Tidak dengan ambisi. Tapi dengan
l," bisiknya, "aku akan tinggal.
dengan mata berair
aki dalam hidupmu yang ti
berikutn
menyiapkan teh hangat di malam hari, atau sekadar berdiri tak jauh saat Clarisse menangis di balkon, tanpa bertanya apa pu
membiarkan luka-luka t
nya sebuah foto-dirinya sedang berdiri sangat deka
erlibat Skandal deng
ergetar. Da
sedang m
urkan nama baiknya-bahkan se
se menghempas su
mengirim ini
ar. "Ini pesan. Bukan berita. Seseorang ingi
gepalkan tan
ng satu lagi. Atau orang dari perusahaan yang takut
au mereka pikir aku akan mundur ka
ngan sorot tajam. "Apa
u akan datang ke rumah wanita simpanannya. Aku ingin bertemu denga
, mereka berd
uduk di kursi penumpang, diam, penu
V hitam memotong jalan mereka di tik
u dari mereka, menodong
h cepat. "Cla
u. Matanya membelala
tembakan me
lah satu penyerang roboh. Tapi pria kedua menembakkan
se men
ira
ya, ia mengunci satu penyerang lainnya dengan brutal, mem
n melari
ara tembakan berhenti. Hanya suara napas Keiran
enahan tubuh Keiran yang goya
ajahnya pucat. Tapi
amu... aku tid