img Anakku Ternyata Milik CEO Dingin Itu  /  Bab 1 Pertemuan yang Menyebalkan | 20.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca
Anakku Ternyata Milik CEO Dingin Itu

Anakku Ternyata Milik CEO Dingin Itu

Penulis: ayudia
img img img

Bab 1 Pertemuan yang Menyebalkan

Jumlah Kata:1401    |    Dirilis Pada: 20/05/2025

amu tabrak, sakit tahu!" sewot seorang pria yang kakinya tanp

seorang pria di depan umum. Wajahnya memerah karena marah

an rasa penasaran. Ia berdiri tegak, mencoba menahan emosi yang meluap, namun suaranya tetap terdengar kera

berapa di antaranya mencoba untuk tidak terlalu memperhatikan, namun t

diterima gue sekarang. Semua mata menatap gue. Seolah gue pelaku tabrak lari.' batin

menarik perhatian banyak orang. Nggak malu lo, jadi cowok, kok ban–ci," k

itu sambil berdiri, membalas tajam tatapan mata Sukma dengan nada yang meninggi dan penuh emosi.

, jangan-jangan ini modus kejahatan terbaru. Pura-pura jatuh ketabrak, pura-pura parah, trus ujung-u

orang bapak yang menghampiri dan mencoba menengahi mereka dengan nada yang san

at, Mbak. Jangan lupa minum obatnya! Lagi kumat, ya?" sahut pria itu deng

sakit yang menusuk. Setiap langkahnya terlihat berat,

a, namun pria itu tidak menoleh ke belakang, terus berjalan

t suara, "Udah-udah

ali ke aktivitas masing-masing sambil sesekali menoleh

ramah. "Terima

gkin akan berpikir bahwa Sukma memiliki kepribadian yang bipolar atau memang sedang mengalami perubahan

k akan menyangka wanita yang sekarang berb

amati Sukma dengan penuh perhatian dan memas

. "Iya, Pak. Saya ama

seksama, seolah-olah memastikan bahwa yang berdiri di depannya me

, "Aman, Pak. tenang aja, cowok kayak gitu emang harus dikasih pelajaran, bia

. Sebelum meninggalkan Sukma, ia pun berkata, "Baiklah, kalau

nya dan tersenyum, sambil

mamanya ngidam apa, ya? Sampe ngeluarin makhluk modelan kayak gitu. Kalo dimuseumkan ju

uk menghilangkan rasa lelah dan stres setelah kejadian tadi. Ia ingin mencari minuman yang bisa membuatnya merasa

am hati, masih merasa kesal dan malu kar

e pi--tes abis, kayak kutu, sampe nggak

k sambil merebahkan diri di bangku, tangannya mengepal. "Dasar co

da cowok lagi, cuma ada dia, gue mah, masih mendingan jomblo seumur hidup d

... amit-amit, jangan sampe ketemu lagi," kat

numan dingin yang ada

uka sembunyi di belakang aja kalo lagi dicari. Mau main petak umpat, ya?" Su

oti-roti, ia mengambil roti sobek yang disukain

uh Ibu? ... kayaknya lagi gelisah? Kenapa, ya? Kok pucet banget.' pikir Sukma d

bantu? Apakah Ibu sakit?" Sukma

harus gimana. Mana pulsa Ibu habis, mau pulan

yang dialaminya. Perlahan ia mencoba menuntunnya untuk dud

wajah yang sedih dan sedikit pucat. Sukma kemudian berdiri dan b

erikan makanan ringan kepadanya. Ibu itu terlihat terkejut, namun ia

iba, sambil berpikir. 'Kasihan ama

buat wanita itu tertawa. Setelah terlihat lebih tenang, dengan lembu

erima kasih, ya," katanya de

mannya, dan berkata, "Sama-sama

suasana, saking pintarnya Sukma sanggup

mau saya antar atau ... saya pesank

beruntung bisa ketemu kamu ...," sahutnya sambil

ngnya pria yang bisa menjadi pendamping kamu.

ian mengelus rambut panjang S

saya," sahut Sukma lembut yang kemudian me

l Sukma untuk menghubungi

irnya sebuah Pajero hitam memasuki parkiran. Ibu itu lan

i dan atletis, dengan wajah yang tampan dan berwibawa. Rambutnya yang

. Namun, ada sesuatu yang familiar tentang pria itu, sesuatu yang membuat Sukma merasa seolah-olah ia

kesan misterius di balik senyumnya, membuatnya terlihat lebih men

tiba melihatnya berbisik kepada anaknya, dan kemudian, wani

*

e a book by

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY