ku M
mpati bersama buku, catatan, dan kopi sachet yang kuminum di sudut perpustakaan. Aku ta
ada D
n semua orang. Tampan, cerdas, dan selalu tahu cara membuat orang tertawa. Dimas bukan hanya populer, dia juga seolah
asuk
saat kami berpapasan
membuat detak jantung
dunia kami te
ayang-bayang yang bersembunyi
Tak pernah kuucap. Aku hanya mengaguminya dari jauh-saat dia tertawa dengan teman-temannya, saat d
ata dalam hidupku. Tapi kenyataannya, aku bukan siapa-siapa baginya. Bukan
pendiam yang duduk di
ari itu
stakaan, tenggelam dalam buku, se
ma
kalau udah sore," katanya, me
ngguk, tak mamp
u di sini," lanjutnya
edikit senyum. Dalam hati aku bertanya
i entah kenapa, aku merasa seperti dunia berhenti berputar sejenak. Mungkin dia tak
adapannya, untuk pertama
kan. Kadang, ia hanya butuh sedikit rua
*
erpustakaan. Awalnya aku pikir itu kebetulan, tapi semak
il membuka laptopnya di meja tempat aku biasa duduk
ulang baris yang sama di buku,
Ten
ai yang sulit kupadamkan. Kehadirannya saja sudah cukup membu
stra, ya?" tanya
angguk.
baca novel. Rekomendasi dong, yang b
ata, kaget karena
satu judul. Novel kesukaanku. Novel yang diam-di
uberi. Kadang dia datang hanya untuk bertanya, kadang untuk di
tetap sama adala
yumnya seperti musim semi yang datang setelah musim dingin panjang. Bahk
ika aku melihatnya b
ereka tertawa bersama di koridor kampus. Nadine menepuk bahu Dim
merasa kecil.
buka buku. Tak menyentuh catatan. Hanya duduk di kamar kos,
terlalu
inya. Mungkin dia hanya senang punya teman ten
ang ke perpustakaa
duk di hadapanku
tak bisa ku baca di buku mana pun yaitu perasaan
*
erasa seperti berjalan
an buku yang bahkan tak benar-benar kubaca. Tapi setiap kali Dimas datang dan d
y," katanya sambil menyesap kopi kale
k justru yang paling nyata," ucapku liri
olah sedang menerjemahkan sesuat
tapan itu, suara notifikasi dari ponselnya b
nunggu di kantin." Ia berdiri, dan menepu
a bisa m
a sebagian dari detak
tang, menunggu dia duduk, menunggu percakapan kecil yang tak pern
iri sendiri, sejak kapan a
k dia berkata aku adalah tempat yang tenang? Atau sejak ak
aku tak b
kutemukan unggahan Nadine, foto mereka berdua di acara kampus semalam. D
komentar
banget
gan ka
y baren
udah. Pahit.
ati pada seseorang yang tak pernah benar-benar kudekati. Terlalu bo
mejamk
n datang ke perpu
melepaskan. Bahkan kalau dia ti
an ke kampus. Tetap melangkah ke perpus
n berhenti, perasaanku t