k Tronto, 02
h lama mati tanpa perbaikan, menyisakan hanya cahaya pucat dari bulan yang sesekali tertutup a
. Genangan merah kecokelatan di bawah garis polisi yang kini mulai memudar menjadi saksi bisu tragedi malam kemarin. Di atasnya, kapur putih melingkari
siapa pu
ak polisi. Tidak pu
nar-benar
ih menyeramkan dalam k
. Mata tajamnya mengedarkan pandangan. Dinding-dinding gang dipenuhi coretan vandal yang tak terbaca, namun satu hal menarik perhatiannya-lamban
ya menyentuh dinding y
orang kesetanan? Siapa orang yang menelponmu tadi?" tanya Naco ya
awab. Ia mengatur napas,
k ak
uatu ya
terdengar dari kejauhan-tepat sas
rkata jujur. Tak sanggup membocorkan rahasia besarnya p
yang sama," jawab Grey akhirnya
damu? Apa dia tidak tahu kalau kau
r mereka menyorot dinding, tong sampah, bahkan celah sempit di balik tum
in
ring lagi. Nomor
ncari sedikit privasi di bawah bayang-bayang
inginkan?" t
ng sana. Tawa yang sama-menghina
ke TKP hanya karena ingin memastikan dia bai
tanya sebelumnya... sudah cukup menjual rah
bersihkan semua jejak yang kau temukan di TKP. Aku akan berhenti menginc
arena geli-tapi karena amarah ya
au tahu siapa yang kau hadapi? Setelah aku menangkap pembunuh dis
ni
Baiklah, sepertinya kau memang keras kepala. Tapi jangan
ak. Ia harus tenang. Ia harus
gan siapa pun. Dan aku sangat benci perempuan-terlalu rumit dan me
klah. Akan kubuktikan kalau aku bisa membunuh wanita
ber
belum menutup telepon dan membanting ponselnya ke dindin
malam ini bukan hanya
emburu bayangan itu-dan tak akan berhenti sebelum satu pelu
ahkan mencemooh, namun detik setelah panggilan i
bersarang tepat di dadanya. Ia diam, menatap kosong ke arah TKP yang sunyi. Angin
ya sudah bukan
memikirkan simbol
ang masih sibuk memeriksa sudut gang
berputar dalam p
ita
rin
karena ingin melindunginya... tapi kini justru menja
ikan bahwa d
gaung. Seperti gema nera
agai penyelidik pembunuhan, Grey merasakan se
ku
kehi
atang t
kan napas. Tangan yang biasanya stabil saat memegang pista, mencoba menelpon
tidak
sedang menyorot bagian belakang tempat sampah dengan senter,
ak mengatak
kan. Tidak ada waktu
memburu ke arah mobilnya. Suara pintu mobil yang dibanting tertutup memecah keheningan
gas meninggalkan TKP-meninggalkan semua keraguan,
bukan lagi
hidup d
atu helai rambut Launa jatuh... jika
detik yang terbuang terasa seperti jarum jam yang mencabik-cabik nuraninya. Ia memand