u tidak merindukannya!! Apa maksudmu? Tentu saja aku merindukannya! Tidak! Kau tidak merindukannya, kau hanya rindu apa yang pernah kau alami
0
na
s kaca yang menghalangiku dengan deras hujan. Kuhembuskan nafas kearah kaca yang meninggalkan jejak embun disana, sejenak kuarahkan telunjukku dan mulai mengukir sebuah nama. Detik pertama aku tersenyum mendapati sebuah nama tertulis didepanku, detik berikutnya
ari mataku? Bagaimana dengan mascara-ku? Apakah luntur? Mau tak mau aku menerima sapu tangan
enal wajah itu. Ya! Aku sangat mengenal wajah itu. Wajah y
aliran air. Nyatanya guratan itu tak mau hilang. Seakan sudah mengakar disana. Aku menyerah. Lama
! "H
n kamu mengurung
u untuk melihat siapa y
sejenak wajah yang lelah itu. Ahh mascara-ku masih baik-baik saja. M
tempat dudukku, disana kudapati wanita cantik
lanc
ak hanya ter
gkirku lebih tepatnya- menatapku d
et akan masuk list
ra apa? Tentu
r 15 menit dan mendapati nomor meja tempat kau duduk hanya t
gam, tidak meminumnya. Kulempar pandangan yang mana hujan masih b
beban. Menikmati setiap tetes hujan yang berjatuhan. Aku pernah seper
paling menyenan
ak,
da kamu setiap
datang sambil membawa kenangan ya
Krystal, a
mata besar miliknya berbalik menatapku, seakan m
annya? Mata bulat, hidung bangir dan bibir yang menawan, belum jika kau melihat senyumnya. Kupastik
urun set
u paham sekarang. Sangat paham-
annya, karena kuyakin kau ta
ystal sema
appuccino-nya hampir dingin. Kuletakkan cangkir kopiku yang sudah tandas, bebarengan denga
, kupandangi sekian lama sampai a
opiku?" ta
makasih." U
uccino-mu yang kuminum tadi." Krystal tu
gelengka
igit muffin-nya- "Ini ena
taku terbagi antara menatap hujan
diam- "Lagipula, bukankah kau dulu sangat menyukai kopi hitam yang kental seperti ini
k apa
ut darah tin
uk
gan ja
id
nta
jawabanku, tapi mungkin a
melihatnya saja aku tak mau. Bukan karena takut serangan jantung atau darah tinggi
gkan wajah demi mengh
rena mengingatnya lagi. Itu adalah kenangan yang tidak bisa kau hapus meski bertahun-tahun telah kau upayakan untuk kau tinggalkan. Tidak ada yang
ng panjang lebar dan memang benar, semua adalah soal pi
ng berjalan tergesa menuju tempat yang bisa dijadika
kusadari butiran kristal berlelehan dari bola mataku yang sed
uh sebanyak tetes-tet