membuatnya sadar: Elio benar-benar ada di rumahnya. Bukan mimpi, bukan khayalan. Anak laki-laki berusia e
memenuhi pikirannya, seperti bayangan masa lalu yang selalu bersembunyi di sudut hatinya. Ia teringat
api ini," gu
menyiapkan segelas susu dan
h rasa ingin tahu. Declan mendekat, mengambil tempat di seberangnya,
bih banyak tentang kamu. Tentang ibumu. Te
Mama bilang dia harus pergi. Di
tanya Declan, suaran
"Aku tidak tahu. Tapi dia bilang kamu ak
ta Elio membangkitkan rasa bersalah
uskan untuk mencari informasi
lang tanpa kabar. Beberapa klik membawanya ke profil lama Lysandra di media sosial-fo
ak bersama Lysandra dan seorang bocah kecil. D
Apakah dia ayah
ian, Elise masuk membawa secarik sur
, dengan tinta yang mulai pudar. Declani dalamnya beris
an dia berhak tahu siapa ayahnya. Maafkan aku telah meninggalkannya, tapi aku t
angan:
an dirinya yang dulu. Ia merasa dikhianati, disakiti, ta
apa-apa padaku, Lysandra
k di sebuah kafe kecil, memandangi layar p
a surat itu sekarang. Dan dia
an, takut akan konsekuensi, takut akan
, bisa menghancurkan lebih
h Declan, suasa
malam-malam yang gelap tanpa ibu, tentang kebingungannya
o dalam hidupnya. Ia tahu, anak ini bukan hanya sebuah "kado dari masa
nan mereka tid
menerima telepon yang me
h seorang pria dengan nad
perlu bicara tentang E
p. "Siapa kamu?
kenal begitu saja? Ini bukan sekadar kebetulan. Ada banyak yan
erat, amarah dan kebingun
jendela, Elio bermain
ahasia yang selama ini tersembunyi siap untuk keluar,
njadi ayah yang s
pi masa lalu yang penuh