edang membungkuk untuk mencium tangannya. Hari it
hana yang terbiasa bertani dan berkebun, untuk mencukupi kebutuhan hidup. Sungguh keberu
kukan mereka, Mengingat Gusti memiliki paras sangat tampan. Bisa dibilang di
jo tinggalin
lupakan kam
atkan oleh Gusti. Lelaki tampan i
adis yang selalu menarik perhatian Gusti. Namanya Siti
dangan ke segala arah. Sebab, sejak tadi dia
elat nanti," tegur Aman. Teman sepantaran Gusti, Namun dia merupakan anak jur
il Aman. Saat itulah, terdengar suara te
mobil, Dia yakin gadis yan
ari laju, sambil membawa sesuatu dalam peluk
yang lain!" timpal Gusti, Dia dan Mawar bersahabat sejak kecil. Keduanya sa
suatu untuk kau bawa, Nih!" Mawar meny
ya Gusti denga
i. Ya sudah, pergi sana!" ujar Mawar yan
hat aku pergi," tang
menjulurkan lidah. "Kan ka
rang pemberian Mawar ke kursi belakang m
ahnya juga memerah padam karena m
ihatin orang banyak!"
lalu Dia segera masuk ke mobil. Tak lam
ngan berlari. Saking tampannya Gusti, bahkan ada anak SMP yang juga menyukainya. Mer
balah dia di ibu kota. Gusti dan Aman langsung pergi
i di kost-kostan, Keduanya terlihat
ir dua jam terjebak macet. Udah capek, panas
ada, kau pasti akan semakin kesulitan. Menemukan kost-kos
Kalau bisa nanti aku mau cari y
" balas Aman. Dia dan Gusti segera memasuki kost-
a yang namanya perbedaan lelaki dan perempuan," ujar Hest
n Gusti. "Ya ampun... ta
gkah mundur, Ia justru lebih terpi
ira, kost-kostan yang di tempatinya adalah kost-kostan campura
ab pertanyaan Gusti. Dia memperbaiki rambut karena ingin dilihat cantik. Lalu
au laki-laki diperbolehkan mengkost di sini?" tanya
n emang kost-kostan campuran!" ujar Ama
engan harga yang cukup terjangkau," kata Hesti yang akhirnya berhenti di salah
ar. "Aku duluan ya, Gus. Nanti setelah rehat kita no
rsenyum dan berkata, "Nah kalau
ang akan di tempati Gusti. Lalu me
s Aman kan aku sudah kenal. Tapi
ab Gusti dengan s
elah kost-kostan ini. Yang pakai cat biru," ungkap Hesti. "Oh i
t pergi sehingga dirinya bisa beristirahat. Akan teta
" tanya Gusti. Terpaksa bertanya
nggak lihat yang segar-segar begini. Ya sudah, a
terlebih dahulu. Lalu menghempaskan diri ke
kus pada tas yang berisi barang pemberian Mawar. Ia
uga tempe mendoan buatannya di dalam sana. Kebe
adi rindu pada Mawar, Padahal dirinya bar
kan membereskan kamarnya besok saj
***
r
a. Ia langsung merubah posisi menjadi duduk, sambil melihat ke arah pintu. D
g sering disapa Ana itu. Dia melangkah sempoyongan denga
yang tentu saja kebingungan. Dia meny
ghampiri Gusti. Tanpa diduga, dia melepaskan crop topnya
ti membulat. Dia buru-buru menjau
Sebagai pemuda kampung, jelas berhadapan dengan perempuan seperti Ana bukanlah
membuka pintu. Lelaki itu tampak ma
u malam pertama udah
sam