penuh pertanyaan, terus menghantuinya. Lae tahu, ini hanyalah permulaan. Reza tidak akan tinggal diam setelah melihat Cahaya, yang begitu mirip dengannya. Rasa cemas k
stikan untuk datang lebih awal atau lebih lambat, menghindari kemungkinan bertemu Reza lagi. Ia bahkan mulai mempertimbangkan untuk
m. "Kamu sudah berusaha keras untuk membangun hidup ini. Memindahkan Caha
a berbunyi. Jantung Lae berdebar kencang. Ia tahu siapa itu. Dengan napas tertahan, ia membuka pintu. Di sana, berd
suaranya pelan.
di wajahnya. Namun, ia tahu ia tidak bisa lari selamany
entang Cahaya," jawab Reza
Tidak ada yang perlu dibicarakan te
"Aku melihatnya. Dia sangat mirip denganku. Dia... dia lahir di bulan yang sam
a lagi? Agar kamu lari lagi dari tanggung jawabmu seperti dulu? Apa bedanya sekarang, Reza?
Lae. Aku tahu aku pengecut dulu. Aku sangat menyesal. Tapi... aku tidak tah
eh emosi. "Sekarang kamu sudah melihatnya. Jadi, bisakah
kat kepalanya, menatap Lae dengan sorot yang kini memohon. "
sa menahan emosi. Air mata mulai menggenang di matanya. "Kamu suda
a ribut, tiba-tiba muncul di belakang Lae. "Mama, ada a
haya, wajahnya diliputi kerinduan dan penyesala
ata Lae, mencoba bersikap n
enatap Reza. "Om yang
yang sama persis dengan yang dulu serin
iarkan Reza berdiri sendirian di luar. Jantungnya masih berdebar
tan Bat
akan Lae. Pikirannya kalut. Rasa bersalah dan penyesalan menggerogotinya. Ia teringat betapa dulu ia bisa dengan mudahnya meminta Lae me
imana mereka berdua berjalan bergandengan tangan, bagaimana Lae membungkuk untuk berbicara dengan putrinya dengan penuh kasih sayang. Ia melihat bagaimana
penjahit di konveksi kecil, dan hidup mereka sangat sederhana. Fakta itu semakin menambah rasa bersalahnya. Sem
bagi Cahaya. Namun, ada tembok besar di hadapannya: Lae yang jelas-jelas membencinya, dan keluarg
Reza kepad
dapi orang tuanya. Ia tahu ini akan menjadi pertarungan yang sulit, namun ia merasa
k di sofa, tangannya gemetar. Nyonya Amara dan Tuan Wirayudha, ayah
a Nyonya Amara, wajah
, Yah... ada sesuatu yang harus aku
ntang permintaannya yang kejam agar Lae menggugurkan kandungan, dan tentang bagaimana ia baru saja
nya Amara memucat, lalu berubah merah padam karena marah. Tuan W
tak, suaranya melengking. "Bagaimana bisa kamu begitu ceroboh?! Dan kam
Aku pengecut waktu itu. Tapi aku tidak bisa mengab
ra bersikeras. "Dia hanya akan menjadi aib bagi keluarga kita! S
ara. "Reza, apa yang akan kamu lakukan sekarang? Bagaimana
u aku harus bertanggung jawab atas Cahaya. Aku tidak bisa membiarkan
s dihapus. Ia bahkan mengancam akan memutuskan semua hubungan jika Reza tetap bersikeras mengakui Cahaya. Namun, Reza tidak bergeming. Untuk pe
Tengah P
za sendiri yang memberanikan diri menceritakan semuanya kepada Clara. Reaksi Clara sangat beragam
mata mengalir di pipinya. "Kita sudah menikah, dan kamu punya a
bahwa ia hanya ingin bertanggung jawab atas Cahaya. Clara sangat terluka, namun ia juga melihat ketulusan pe
k bertemu Cahaya, untuk menjadi bagian dari hidupnya. Ia menawarkan bantuan finansial, menawar
s Cahaya setelah bertahun-tahun ia berjuang sendirian. Ia tahu, jika ia menerima Reza kembali dalam kehidupan merek
ilan telepon. "Aku bisa membesarkan Cahaya sendirian. Aku sudah
kad untuk memperbaikinya. Ia terus mencoba mendekati Lae dan Cahaya, meskipun Lae terus-menerus m
umitan dan luka yang bisa dibawa oleh kehadiran Reza. Ia tidak ingin Cahaya menjadi kor
tanya tentang sosok seorang ayah, dan hati Lae terasa sakit. Apakah ia egois karena menyembunyikan kebenaran ini dari Cahaya?
san yang akan menentukan masa depan mereka. Akankah Lae akhirnya mengizinkan Reza masuk kembali ke kehidupan