img Bukan Cinta Yang Kandas  /  Bab 3 di studio kakeknya | 60.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 3 di studio kakeknya

Jumlah Kata:1704    |    Dirilis Pada: 12/06/2025

ang tadinya bersih kini dihiasi pulau-pulau kertas sketsa yang diremas. Meja gambar utama dipenuhi goresan-goresan pensil yang energik-konsep fasad, denah ruang, dan diagr

ai hasil kerjanya dengan tatapan seorang jenderal yang merencanakan serangan pertama. Ia tidak

ja. Sebuah panggilan masuk, lalu satu lagi, disusul rentetan notifikasi berita. D

h. Judulnya besar dan provokatif: "PERNIKAHAN EMAS ARSITEKTUR RETAK? NYONYA BLACKWOOD TINGGALKAN SUAMI DI MALAM KEMENANGAN." Portal gosip l

nal, yang cemburu pada hantu. Aveline digambarkan sebagai sosok tragis yang rapuh atau, lebih buruk lagi, wanita pendendam yang

lama tiga tahun, ia telah melihat bagaimana Damian membentuk opini, menghancurkan reputasi pesaing dengan rumor yang ditan

annya, Ve," bisiknya pada diri sendiri. Ia tahu langkah sel

hnya, melainkan ke sebuah nomor yang sudah lama tida

ar familier, sedikit serak

Ini A

enapa kau menelepon dari nomor ini? Selu

Aveline, suaranya tenang. "Dan aku bukan bosmu la

mendengarkan," kata Reza akhirnya, nada ka

rtemuan, melainkan kedai sederhana dengan kursi rotan dan aroma kopi tubruk yang pekat. Ini adalah dunia Reza, bukan dunia Damian.

annya yang luar biasa dalam menerjemahkan visi arsitek yang paling liar sekalipun menjadi jadwal, anggaran, dan hasil yang konkret. Ia adalah jembatan antara mimpi

Reza setelah memesan kopi hitam. Ia ti

agian tentang aku meninggalkan

a butuh waktu selama ini. Aku melihatmu di acara itu. Kau tampak sep

diri. Namanya Fontaine Creations. Aku ingin kau menjadi orang pertama yang bergabung. Aku butuh se

akan membiarkanmu begitu saja. Ini bukan lagi soal pernikahan. Ini soal bisnis. Kau adalah aset berharga yang kabur,

u," kata

unakan semua koneksi medianya untuk memastikan tidak ada yang mau berinvestasi padamu. Kau akan memulai dari nol, bah

abnya aku membutuhkanmu. Aku punya visi. Aku butuh seseorang yang

uk berpikir. Ia tahu ia meminta banyak. Ia meminta Reza untuk meninggalkan pekerjaan yang stabil dan bergaji tinggi

epalanya dan tersenyum miri

ine. Ini adalah kemenangan pertamany

pertama-tama, kita butuh mar

menakutkan daripada merekrut Re

um kesuksesan keluarga: dindingnya dilapisi kayu mahoni gelap, rak-rak buku dipenuhi literatur arsitektur klasik, dan di atas perap

e dengan ekspresi yang sulit dibaca. Di atas meja, tergeletak

ngandung kekecewaan. "Teleponku tidak berhenti berdering sejak pagi. Dari kol

tegak di depan meja ayahnya. Ia tidak datang sebagai anak perempua

n masalah," kata Handoyo. "Ada cara yang lebih... elegan. Lebih strategis. Apa

Damian tidak melihatku sebagai mitra, ia melihatku sebagai sumber daya. Aku menolak untuk dieksploi

a ada beberapa lembar sketsa yang ia buat semalaman, bersama de

gaya kaku Blackwood Corp. Lalu ia membaca rencana bisnisnya. Visinya jelas: firma arsitektur butik yang berfokus pada desain in

bersaing dengan suamimu," kata Handoyo, le

empatnya semula: sebagai pionir, bukan sekadar pemain korporat. Fontaine Legacy menjadi terlalu nyaman, terlalu aman

h bisa ia tiru sepenuhnya. Handoyo menatap putrinya, lalu ke potret ayahnya di dinding, lalu kembali k

anmu," kata Handoyo, men

i. Aku butuh ruang, Ayah. Dan aku butuh modal awal. Bukan sebagai hadiah, tapi sebag

ang, otaknya yang selalu berputar dalam kalkulasi bisnis kini beradu de

n untuk renovasi. Dan hubungkan aku dengan bagian keuangan. Atur t

7 memiliki pemandangan terbaik ke arah pusat kota. Kake

ma kasih yang mendalam memenu

ding-dinding kaca dari lantai ke langit-langit menyajikan pemandangan panorama Jakarta yang

p mereka lukis. Reza memegang tablet, menampilkan daftar proyek-proyek kecil yang poten

oyek-proyek kecil, cepat, untuk membangun p

luar jendela. Tatapannya melewati Menara Blackwood, tertuju pada sebuah

tu?" t

erintah kota. Tender akan dibuka bulan depan. Skalanya tiga kali lipat Proyek Phoenix. Semua orang b

uka, menunggu untuk disembuhkan dan dilahirkan kembali. Seb

njilat lukaku, dan perlahan-lahan membangun kekuatanku," kata Aveline

berkilat dengan ambisi yang begitu b

lai dengan kerikil, Reza. Kita a

i ke wajah bos barunya yang penuh tekad. Senyum perlahan terkembang di wajahny

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY