img Dibuang Suami Saat Hamil  /  Bab 5 kehidupan kecil yang mulai tumbuh | 100.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 5 kehidupan kecil yang mulai tumbuh

Jumlah Kata:1528    |    Dirilis Pada: 14/06/2025

an beberapa lembar uang seadanya ia peluk erat. Setiap langkahnya terasa berat, kakinya serasa lumpuh oleh rasa sakit hati dan kebingungan. Di dalam dirinya, ada keh

ya, dituduh sebagai wanita kotor dan diusir dari rum

nti. Tidak sekarang. Bagaimana ia bisa menjelaskan semua ini pada Ibu Asih? Bagaimana ia bisa menghadapi tatapan iba atau pertanyaan polos dari adik-adiknya? Ia

erkedip-kedip, menyoroti gedung-gedung tinggi, pertokoan, dan keramaian manusia yang seolah tak peduli pada penderitaannya. Ia berhenti di sebuah

adang di atas, kadang di bawah. Yang penting, jangan pernah menyerah." Kata-kata itu kini terasa i

sedikit. Setelah berjalan cukup lama, ia menemukan sebuah penginapan kecil yang kumuh di sudut jalan, dengan t

harus mencari pekerjaan, secepatnya. Tapi bagaimana? Ia tidak punya ijazah kuliah, hanya lulusan SMA. Pe

ya sibuk mencari papan pengumuman lowongan kerja. Namun, sebagian besar pekerjaan yang ia temu

ni?" Azura memberanikan diri bertanya pad

e bawah. "Maaf, Nak. Warungku

oko lain, dari satu warung ke warung lain, selalu dengan jawaban yang sama. Jam de

anya menangkap sebuah tanda kecil di depan sebuah ked

a tahu ia bisa belajar. Ia selalu cepat belajar. Ia masuk ke kedai kopi itu, yang tid

ni masih ada?" Azura bertanya, suar

mah. Wajahnya ramah, dengan senyum yang men

at tertarik. N

lurkan tangannya. "Aku pemilik t

a belum punya pengalaman sebagai barista, tapi saya c

tian Bima, namun juga ada ketulusan yang kuat. "Baiklah, Azura. Aku bisa melihat niat

an cepat dan tidak akan mengecewaka

. Untuk awal, gajinya tidak terlalu besar, ta

leganya. "Terima kasih, Mas

Bima. "Sama-sama. Selamat da

Ia sudah punya pekerjaan. Ini adalah langkah pertama untuk membangun kemb

an susu, hingga seni meracik minuman dengan berbagai nama yang rumit. Azura menyerap semua pelajaran itu seperti spons. Ia teliti, fokus, dan tangan

hari, punggung yang sering pegal, dan rasa lelah yang datang lebih cepat. Namun, Azura menahan semuan

yang lebih bersih dan sedikit lebih nyaman dari losmen. Setiap malam, setelah pulang kerja, ia akan memegang p

memastikan Azura tidak terlalu lelah. Ia juga sering memuji Azura di depan pelanggan. "Kop

rnah berkata suatu sore, saat kedai mulai sepi. "A

kit pikiran." Ia tidak bisa menceritakan tentang Revan, tentan

ngan sampai sakit," kata Bima, tatapan m

g mimpinya untuk mengembangkan kedai kopi kecilnya, dan Azura mendengarkan dengan penuh perhatian. B

lan, dan jantungnya akan berdetak kencang. Ia selalu memastikan untuk tidak berada di tempat-tempat yang mungkin Revan datangi. Ia takut, sangat takut, Revan akan menemukannya d

agam barista. Perutnya mulai terlihat menonjol, dan ia tahu cepat atau lambat Bima

ya yang membesar sedikit terlihat. Bima, yang kebetulan lewat, melihat

hamil?" tanya Bi

tidak bisa lagi mengelak. "Ya, Mas Bima. M

ran terkejut dan prihatin. Azura menunggu, cemas

a kamu tidak bilang, Azura? Aku bisa memberimu keringanan. Kamu

a, tak percaya. "

kemudian melihat sekeliling kedai, lalu merendahkan suaranya. "Tapi kamu butuh bantuan

an Revan. Air matanya kembali menggenang. "Dia... dia sudah m

yang mendalam dari Azura. "Kalau begitu, jangan khawatir. Kamu punya aku di sini.

t bersyukur. Di tengah kerasnya dunia ini, masih ada or

" Azura berbisik, tak ma

privasi Azura. Sejak saat itu, Bima menjadi lebih perhatian. Ia sering meminta Azura untuk duduk saat tidak

i yang akan segera lahir ini. Ia akan membesarkannya dengan cinta, meskipun tanpa kehadiran seorang ayah. Ia akan membuktikan bahwa ia bukan wanita kotor, dan anaknya bukan anak haram. I

Sebelumnya
Selanjutnya
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY