n toko bunga mungilnya, "Lina's Bloom," yang kini berkembang pesat di salah satu sudut strategis Jakarta Selatan. Aromanya semerbak, perpaduan wangi mawar, lili, dan melati. Warna-warni bunga
, matanya memancarkan kebahagiaan yang menular. Ia meletakkan cangkir kopi
i, pemilik toko bunga yan
antungnya yang bahagia. "Tentu
Daniel berusaha keras membangun ikatan dengan Arka. Ia tidak mencoba menggantikan posisi Rian sebagai ayah, melainkan menjadi sosok paman yang bisa diandalkan, teman bermain y
cara yang berbeda. Rian sebagai ayah kandung yang selalu memenuhi kebutuhannya, dan Daniel sebagai sosok yang memberikan kasih sayang, kehangatan, dan kebersa
t, Lina merasa semua keputusannya dulu ad
n membangun bisnis baru Lina, penyesuaian diri Arka, dan bahkan gejolak emosi Lina yang kadang masih muncul dari trauma masa lalu. Daniel
n dihargai. Ia sering meninggalkan catatan kecil di meja kerja Lina, mengirimkan pesan manis di tengah hari, atau sekadar memeluknya
a, dikelilingi oleh bunga-bunga favorit Lina. Daniel tidak berlutut de
tidak bisa membayangkan hidupku tanpamu. Kau telah membuatku percaya lagi pada cinta, pada k
air mata kesedihan, melainkan air mata k
an senyum lebar. Hari itu, Lina tidak mengenakan gaun pengantin mewah. Ia mengenakan gaun putih sederhana yang dipenuhi bunga-bunga asli yang ia rangka
ang Lina bayangkan. Foto-foto mereka yang tersebar di media sosial menunjukkan pasangan yang sangat bahagia. Maya, yang dulu hanya Lina kenal dari cerita
kit. Mereka berbicara sebagai dua orang dewasa yang telah sama-sama menemukan jalannya masing-masing. Lina bisa melihat perubahan pada Rian. Ia terlihat lebih lembut, lebih ek
k pun penyesalan. Ia bahkan merasa senang. Rian memang pantas bahagia, dan Maya
enutup toko bunganya, ia
Aku ingin mengundangmu dan Daniel untuk maka
langkah besar. Ini berarti Rian dan Maya benar-b
b Lina. "Aku akan bic
Rumah yang dulu pernah Lina tinggali. Kini, interiornya sedikit b
mah. "Selamat datang, Lina, Daniel, Ar
ara tentang Arka, tentang sekolahnya, tentang hobi barunya. Rian dan Maya terlihat san
sebuah epilog yang sempurna untuk kisah cintanya yang dulu. Tidak ada lagi bayangan Maya yang menghantuinya. Tida
nak-anak bermain, Lina dan
a," kata Maya tulus. "Aku tahu
Maya. Aku senang melihat Rian
Aku minta maaf, Lina, jika dulu aku pernah menjadi pe
kan? Lagipula, aku tidak bisa menyalahkanmu atas apa yang tidak bisa Rian be
ah menemukan kebahagiaanmu, Lina. D
ya hangat. "Aku bersyukur. Aku tidak pern
jembatan yang menghubungkan masa lalu dengan
pulas tidur di kamarnya, dan Daniel sedang menemaninya membaca buku di samping tempat tidu
dari mencintai, bahkan jika itu berarti merelakan orang yang kita cintai bersama orang lain. Belajar bahwa kebaha
nta. Cinta yang dulu ia curahkan pada Rian dengan sia-sia, kini menemukan
h dengan cinta, tawa, dan kebahagiaan yang nyata. Bersama Daniel, Arka, dan mimpi-mimpinya yang telah menjadi kenyataan, Lina tahu, ia telah menemukan r