juga, ingatan soal ayah mertua yang mengintip juga ada di pikiranku. Pasti ayah sedang mengocok kontolnya. Ah, kontol itu. Kontol yang sangat ingin aku rasakan. Tiba-tiba saja
ara bergantian. Lidahnya juga berputar-putar di ujung puting sambil sesekali melakukan gigitan kecil. Aku
h...." desah
Aku jadi makin tidak keruan melakukan goyangan pinggulku. Pinggul
p membayangkan bahwa yang ada di atasku adalah ayah mertuaku. Sampai akhirnya, aku merasakan kontol Mas Iwan makin kuat keluar masuk dan ak
ah Mas Iwan me
ng dipenuhi dengan pejuh Mas Iwan. Posisiku menghadap ke gedek samping rumah. Ayahku pasti sedang mengintip d
aku sedang tidak di masa suburku. Biasanya jika di masa sub
sudah berangkat, ayah datan
lem," kata ayah. "Semalem m
ab 'sama-sama'. Bukannya ini hal yang salah? Itu sama saja aku membenarkan
gi," lanjut ayah.
a aku malu
jawab ayah. "Hitung-h
u apa
ayah cara p
awab dan hanya
kali-kali coba main
Masa mau main
mbah ber
ah ada-
mu tambah seneng. Percaya aja sama ay
kini jadi penasaran. Benarkah? Aku coba mengutaraka
. "Kita kan tinggal sama ayah. Kal
tidak tahu bahwa ayah sudah tahu semu
~
wah. Pada saat di sana, kami banyak mengobrol termasuk s
ma mengintip kamu waktu m
yah melak
mpiasan. Satu-satunya cara ya dengan mengocok. Untuk merangsang
h," jawabku. "Ayah ng
juga muncrat ke gedek kalo sudah tidak ku
ku bole
. Tany
h ngintip aku wa
sejenak. "Juj
juga mengaku, "Jujur, Yah, aku juga per
perti terkejut. Tapi tampak rau
bekas sperma ayahnya. Ternyata benar. Ada bekas seperti muncratan yang sudah mengering. Aku langsung terba
~
idak ada rasa malu lagi di antara kami. Bahkan satu per satu
u tanya sesua
a apa
k kamu bay
yangin gim
n yang nakal-n
h bertanya seperti ini? Apakah ini sengaja dilakukan oleh ayah? Tapi aku tidak mu
awab dengan an
juga sering bayangin kamu kok. Ayah ser
apa. Di satu sisi aku merasa malu, tapi di sisi la
ngocok sambil lih
mbuat perminataan yang nakal. Apakah ini strategi ayah? Aku bingung harus mengiyakan
aku tidak bisa berbohong te
i saat suamiku baru berangkat kerja. Awalnya ayah yan
" kat
a,
rmintaan ayah k
akukan persiapan apa-apa. Maksudku, meskip
ang?"
amimu sudah
ekalian aku ma
nggu di kamar
mengambil handuk dan segera ke kamar ayah.
sini aja, Ri
masih tertutup BH dan celana dalam. Kulihat ayah mulai menyingkap sarungnya. Lalu tampaklah kontolnya yang mulai mengeras. Perlahan ia mulai m
umu dong, Ri
emandangan itu juga membuatku bernafsu. Aku jadi semakin semangat memainkan payudaraku sendiri. Aku juga tidak lupa memain
" kata ayah. "Aku pen
. Tak lupa aku menampakkan memekku
olak lagi permintaannya. Aku mulai menyentuh memekku dengan jariku. Kurasaka
kan pada kontolnya. Kudengar juga
yah di sela mengocoknya. "Jembut
usuku. Ini kulakukan sebagai pelampiasan atas nafsuku melihat konto
menyadari itu. Sementara ayah sendiri juga berhasil memuncratkan spermanya. Bany
kan pergi mandi. Suamiku berada di teras depan. Saat aku menuju kamar mandi, tiba-tiba ayah memaksa ikut ke dalam. Katanya ia pengin ngocok sambil lihat aku mandi. Ay
h. Atau sebenarnya ia takut melakukannya? Sementara aku sendiri sudah sangat berharap. Bisa saja aku melakukan Tinda
kan ini agar aku lebih d
sam