i juga di kalangan bisnis elit Jakarta. Banyak yang bertanya-tanya siapa Amara ini, wanita yang muncul entah dari mana dan langsung menduduki posis
sepi, Amara sudah berada di ruangannya, menganalisis laporan keuangan yang paling rinci. Ia tak hanya fokus pada proyek Grand City Walk, tetapi juga pada seluruh
menguntungkan, pinjaman bank yang terlalu besar, dan aset-aset yang tidak menghasilkan keuntungan optimal. Ditambah lagi, a
dan bahkan jurnalis keuangan. Ia mengamati, mendengarkan, dan sesekali menyisipkan pertanyaan yang memancing informasi. Ia ingin memahami bag
ara, menganggapnya sebagai pengacau dan perebut tahta. Vina sering mencoba memprovokasi Amara di rapat, mempert
sekutif, Vina duduk di meja yang sama dengan
uh ini, Amara," Vina berkata, suaranya pelan namun penuh kebenc
"Saya tidak memanipulasi siapa pun, Nona Vina. Saya han
g kau lakukan. Kau membuat Ayah menyingkirkan Reno, dan sekara
ngkan," Amara menjawab santai. "Jika itu berarti harus membua
patan!" Vina meninggikan suaranya, menarik
n Anda, Nona Vina, silakan ajukan. Jika tidak, saya sarankan Anda menjaga perk
gin menampar wajah Amara, tapi ia tahu itu hany
bersumpah, matanya menyala. "Dan saat aku menemukannya, ka
mbalas, mengangkat gelasnya seolah bersul
i makan siangnya, hatinya puas melihat kemarahan Vina. Ia tahu, Vina akan te
, ia menjadi semakin putus asa. Ia sering datang ke kantor, menc
erhasil mencegat A
benar-benar tidak punya apa-apa lagi. Ayah tidak mau bicara denganku. A
dingin. "Itu konsekuen
Aku dengar kau sekarang punya banyak wewenang. Bisakah kau memb
a yang menangis karena pengkhianatan Reno. I
au menghancurkan hidup kakakku, dan sekaran
nyesal!" Reno memohon, tangannya mencoba
ata, suaranya rendah dan penuh ancaman. "Kau sudah mendap
ya dipenuhi ketakutan.
tidak akan pernah bisa bangkit lagi. Ini adalah
inggalkan Reno yang berdiri terpaku di lobi, w
telah mempelajari secara detail bagaimana saham Pramudya Group diperdagangkan, siapa saja
daklah bohong, melainkan fakta-fakta yang ia temukan dari laporan internal perusahaan: tentang jumlah hutang yang besar, investasi yang kura
n saran "strategis" untuk mempertimbangkan kembali investasi mereka di Pramudya Group, tanp
r. Artikel-artikel kecil muncul di media keuangan online, membahas tentang "kekhawatir
a ke ruangannya, menunjukkan grafik sa
suaranya penuh kekhawatiran. "Saham kita
s. "Ini mungkin reaksi pasar, Bram, terhadap rumor-rumor yang bere
ram mengernyit. "Semu
tahu sendiri tentang masalah Reno dan Vina. Itu b
benar. Tapi ini terlalu cepat.
n ia tak akan mengakuinya. "Kita harus melakukan sesuat
ukan?" Bram bertanya, ta
h menyusun rencana. "Mungkin dengan melakukan buyback saham, atau dengan mengelua
mencoba menopang harga yang terus merosot. Namun, Amara tahu itu hanya akan memb
. Penurunan saham ini dimulai setelah Amara mendapatkan wewenang penuh. Ia mulai mencoba menca
a, hubungannya dengan Danisa, semuanya disembunyikan di balik lapisan-lapisan informasi palsu. Detekti
menyarankan Bram untuk menginvestasikan dana besar pada proyek-proyek yang terlihat menjanji
sebuah presentasi tentang sebuah proyek infrastruktur besar di luar negeri. "Ini akan menghasilkan keuntu
sebagai peluang emas untuk mengembalikan kepercayaan pasar. Ia tidak m
a, matanya berbinar. "Lakukanlah. Aku ak
memiliki masalah hukum yang kompleks dan melibatkan pihak-pih
emutusan kontrak lama dan biaya buyback saham yang tak efektif membuat keuangan Pramudya Group semakin tertekan. Investasi baru yang
r, desas-desus tentang PHK massal mulai beredar. Bram Pramudya terlihat sem
lan telepon dari Reno. Nada suaranya
mara!" Reno berteriak dari ujung telepon.
no," Amara membalas santai. "D
umpah. "Aku akan membongkar semua kebusukanmu!
idak akan percaya padamu. Dia sudah terlalu buta oleh k
ahu Amara benar. I
eno berteriak lagi, sebelum
nya. Mereka mulai panik. Itu bagus. Semakin mereka pan
ek Grand City Walk mulai menarik jaminan karena penurunan nilai saham dan kerugian yang terus-menerus. Merek
il Amara ke ruangannya
tar memegang surat dari bank. "Mereka meminta pelu
ng. Ia tahu ini akan terjadi. Ini a
g tidak produktif, Bram," Amara meny
saat seperti ini!" Bram frustrasi. "
. Mata pria itu di
berkata, suaranya rendah. "
?" Bram
a Group," Amara berkata pelan. "Jika tidak,
saham mayoritas berarti ia akan kehilangan ken
kin," Bram berbisik,
dari kebangkrutan total, Bram," Amara menjelaskan, nadanya tega
. Ia telah jatuh ke dalam perangkap yang dibuatnya
i saham itu?" Bram bert
"Ada satu konsorsium asing yang tertarik. Mereka bersedia membeli saham deng
kosong. Ia tahu, permainannya
. Ia membayangkan Danisa, yang juga telah kehilangan segala
-media keuangan memberitakan "runtuhnya raksasa properti Pramudya Group" dan "peralihan kendali ke tangan a
ah akhir dari segalanya. Kekayaan keluarga merek
ra, berteriak dan menyala
ina menangis, meninju meja Amara.
enang. "Saya hanya memastikan k
ak. "Kau merusak hidup kami!
" Amara berbisik, suara
dengan terkejut. "Danisa? Ap
Aku adalah adiknya, Vina. Adik yang melihat
elangkah, seolah Amara adalah h
di bibirnya. "Dan sekarang, kalian akan merasakan apa yang dirasakan Danisa.
ntu, wajahnya sama pucatnya dengan
a Danisa?" Reno tergagap, matanya dip
"Dan ini adalah akhirn
lah dihancurkan oleh wanita yang selama ini mereka anggap remeh, wanita ya
akan kepuasan yang dingin. Balas dendamnya
ampaan yang aneh. Apakah ini akhir dari segalan
telah menyelesaikan misinya. Dan Danisa,