ari pilihan-pilihan sulit yang kini harus ia ambil. Ia memegangnya erat, jantungnya berdegak kencang, antara takut dan takjub. Dalam hitungan detik, seluruh d
is tak terdengar. Kata itu terasa
r dengan air mata haru dan ketakutan akan hal yang sama sekali baru. Bagaimana ini bisa terjadi? Di tengah semua kekacauan ini, sebua
in kehamilannya menjadi alasan bagi Arya untuk "kembali" atau "bertanggung jawab" hanya karena kewajiban. Kirana ingin cinta yang tulus, bukan cinta yang dipaksa oleh keadaan.
alam hati. Sebuah tekad yang membara, meskipun i
i, dan tentu saja, risiko kehamilan bagi penderita anemia kronis dan tekanan darah rendah. Semua informasi itu hanya menambah kecemasannya. B
an," bisiknya
lindungi janin di dalamnya. Ada ikatan yang kuat yang mulai terbentuk, sebuah naluri keibuan yang m
bungi teman baiknya, Lisa, yang bekerja sebagai perawat di sebuah rumah
u aku tanyakan," Kirana berusaha membua
Kamu kedengaran nggak enak badan," sa
ana. Kirana memakai kacamata hitam dan topi, seolah sedang
menyerahkan test pack di tangannya. Raut wajah Lisa l
ius?" Lisa bertany
matanya berkaca-kac
at. "Ya ampun, Ran. Kok bis
ggak tahu apa aku harus bilang dia s
pelukannya, menatap Kirana. "Lalu, kamu mau bagaimana? Kamu kan ada ri
"Aku sudah baca-baca, dan rasanya menakutkan sekali
kamu. Kita cari dokter kandungan terbaik. Kita akan pantau terus
a merasa sedikit lega. Set
tu yang Arya tidak ada di rumah, atau saat Arya sedang berada di luar kota. Setiap janji temu, ia akan berpamitan pada Arya dengan alasan yang berbeda-beda: bertemu
aduk bagi Kirana. Senang melihat janinnya di layar USG, titik k
anemia dan hipotensi kronis, kehamilan ini akan memerlukan pengawasan ekstra. Anda akan lebih rentan terhadap kelelahan, pusing, dan mungkin a
h serius, Dok?" Kirana me
ebih tinggi. Ada kemungkinan pendarahan, kelahiran prematur, atau komplikasi lain. Tapi jangan khawatir berlebi
kasi" terus terngiang di telinga Kirana. Ia tahu ia harus berju
t mudah lelah. Ia harus pandai menyembunyikan semua gejala ini dari Arya. Ia akan berpura-pura baik-baik saja, bahkan ketika ia merasa ingin muntah di tempat.
gan cara yang canggung. Ia terkadang membawakan Kirana sarapan, atau menemaninya menonton televisi d
ya suatu malam, saat mereka duduk di ruang keluarga
ya mungkin mencoba, tapi ia tidak yakin apakah Arya benar-benar sudah melepaskan Zia sepenuhnya dari hat
a," Kirana hanya bisa
betapa besar pengorbanan yang sedang ia lakukan. Tapi ia menahannya. Ia ingin semua ini berlalu dulu, ia ingin Arya benar-benar membuktikan dirinya
sa selalu ada. Ia membantu Kirana mengatur jadwal dokter, memastikan Kirana mengonsumsi supl
isa selalu berkata.
il menyembunyikannya dengan memakai pakaian longgar. Mualnya mulai berkurang, tapi kelelahan masih m
paikan kabar baik. "Bayi Anda sehat, Bu Kirana.
janinnya. Ia sudah mulai berbicara dengan bayinya di dalam perut, menceritakan ten
anan darah Anda, Bu Kirana. Akhir-akhir ini, tensi Anda cenderung sedikit meningkat, meskipun masih dalam batas norma
stres adalah salah satu faktor utamanya. Dan bagaimana mun
emas dan pandangannya kabur. Ia merasa mual, tapi kali ini bukan mual biasa. Arya tidak ada dinik mulai menyerang. Ia merangkak ke dapur, mengambil segelas air
sangat ketakutan. Ia takut
si online. Dengan sisa-sisa tenaga, ia berhasil memesan. Ia ba
Ia menjelaskan bahwa ia sedang hamil, dan pusingnya tidak
dokter jaga, raut wajahnya serius. "Anda har
k lemah. Ia tida
tang tergopoh-gopoh. "Kirana! Astaga, aku panik
ngsung memeluknya erat. "Syukurlah kamu tida
ya, Lis," Kirana
Tapi sampai kapan, Ran? In
Lis," jawab Kira
tirahat yang cukup. Ia mengarang cerita untuk Arya bahwa ia sedang ada acara keluarga di luar kota, sehingga t
isi dirinya dan bayinya. Ia tidak bisa terus-menerus menyembunyikan
aman. Diam-diam, ia mulai mencari apartemen kecil yang bisa ia seewa. Ia juga mulai mengirimkan lamaran kerja secara lebih intens, kali ini untuk pekerjaan yang bis
na makan malam di luar, atau sekadar menonton film bersama. Ia mencoba mengembalikan kehangatan yang dulu sempat ada. Nam
u tahu aku sudah melukai hatimu. Aku minta maaf. Aku sudah memutus semua kontak
yangan penyesalan di sana, tapi juga sebuah kelelahan. Apakah Arya benar
rtanya, suaranya pelan. "Kepercayaan itu butuh waktu
hu. Aku akan membuktikannya.
ia harus lebih berhati-hati saat bergerak. Ia masih belum siap. Ia ingin memastikan bahwa keputusa
disi kesehatannya yang rentan. Mampukah ia? Ada rasa takut yang besar, tapi ju
rinya sendiri, meraba perutnya. "Aku akan memberitahunya saat aku be
tuk bisnis. Ia tidak tahu apa-apa tentang perubahan besar yang terjadi pada Kirana. Ia tidak tahu bahwa ada sebuah
stian masa depan. Tapi setiap kali ia merasa ingin menyerah, ia akan merasakan gerakan kecil di dalam perutnya, tendangan lembut yang mengingatkannya
merasa lelah, dan ada sesuatu yang berbeda dari aura Kirana. Namun, Arya terlalu sibuk dengan pekerjaan dan pergulatan batinnya
ahwa Kirana kini tengah berjuang untuk dua nyawa, sendirian, tanpa sepengetahuannya. Ia tidak tahu bahwa keputusannya untuk meninggalkan rumah dan memilih bersama kekasihnya telah mem