img Suamiku Memilih Selingkuhannya  /  Bab 3 tak bisa lagi disembunyikan | 60.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 3 tak bisa lagi disembunyikan

Jumlah Kata:2107    |    Dirilis Pada: 16/06/2025

diri, mencari cara agar Arya tidak curiga. Syukurlah, Arya semakin sibuk dengan pekerjaannya, atau mungkin, ia memang tidak begitu peduli lagi dengan detail penampilan Kirana. Arya, yang tampaknya

n begitu saat jam makan tiba. Arya hanya mengangguk, tanpa curiga bahwa "pe

rasa pusing hebat, pandangannya berkunang-kunang, dan sesekali ia hampir pingsan. Lisa, teman baiknya, sudah seperti bayangan. H

k bergerak," Lisa memperingatkan suatu sore, saat melihat Kir

awab Kirana, suaranya lemas. Ia tahu risikonya, tapi ia merasa ter

am biasa. Rasanya jauh lebih kuat, lebih menyakitkan. Ia mencoba menenangkan diri, menarik napas dalam-dal

ia meraih ponselnya

Kirana berbisik,

it apa?" Lisa terdengar

.. keram

sekarang! Ka

Kirana sudah menunggunya di teras, wajahnya pucat pasi, tubuhnya g

a dilarikan ke ruang gawat darurat. Dokter dan perawat segera memerik

r," kata dokter jaga. "Kita harus

, Kirana menahan napas. Ia menatap layar

rkata lembut. "Tapi posisi kepala bayi belum benar-benar turun ke panggul. Dan t

k?" Kirana bertany

. Kita tidak bisa membiarkan Anda mengalami tekanan berlebihan. Risiko preeklampsia selalu ada." Dr

rputar-putar di benak Kirana. Ia tahu ia har

n, Kirana duduk di kursi roda, tubuh

beritahu Arya," Kirana berkata,

dah waktunya, Ran. Kamu nggak bis

ang luar biasa. Bagaimana reaksi Arya? Apakah ia akan

ta selama beberapa hari. Arya hanya membalas pesan singkatnya dengan "Oke. Hati-hati." Tidak ada kekhawatiran, tidak ada per

iba-tiba menelepon. "Kir

egup kencang. "Kena

sakit. Serangan jantung."

Meskipun perjodohan, Pak Danang selalu memperlakukannya dengan hormat. Tanpa pikir

. Ia melihat Arya duduk di kursi tunggu, wajahnya sembab, matanya me

Ia berlari menghampiri suaminya, tanpa sada

dangannya beralih dari perut Kirana ke wajahnya, lalu ke per

mu..." Suara

kepanikan dan kesedihan karena kondisi Pak Danang, rahasia yang

mencoba mengalihkan pembicaraan,

a bangkit, mendekati Kirana, dan menatap perutn

u Santi yang tadinya sibuk dengan kesedihannya, ikut t

benar?" Bu Santi berta

a-apa. Ia hanya mengangguk,

ak, ada kemarahan dan kekecewaan yang kentara dal

a ini ia pendam meledak. "Saat kamu asyik dengan kekasihmu? Saat kamu sibuk berbohong

eras. Ia terdiam, wajahnya pias. Bu Santi menata

carakan, Kirana?" Bu Sant

a ini. "Arya memiliki kekasih lain sebelum kami menikah, Ibu. D

berubah menjadi kemarahan dan kekecewaa

njawab. Kebisuan Arya sudah

Danang yang kritis di ICU. Di sisi lain, drama rumah tangga Arya dan Kiran

a, suaranya bergetar menahan tangis. "Di saat seper

irana... sebaiknya kita tenang dulu. Ada y

khawatirnya aku selama ini?! Aku berusaha memperbaiki se

a membalas, hatinya hancur. "Aku tidak ingin anakku lahir dari kebo

a, kini terpancar begitu jelas. Ia melihat lingkaran hitam di bawah mata Kirana, bibirnya yang pucat, tubuhnya yang terliha

getar. Penyesalan yang mendalam mulai m

ngkan dirinya. "Sudah, sudah. Sekarang fokus

ruang ICU. Wajahnya seriu

ya berdiri berdekatan, meskipun ada jarak

ami sudah melakukan yang terbaik. Tap

disusul isak tangis Arya. Kirana merasakan kakinya lemas. Ia tidak bisa me

mencoba menenangkan Bu Santi, meskipun hatinya sendiri hancur. Ia melirik Arya, yang

wajah yang lebih murung. "Kami mohon maaf. Bapak Da

as di pipinya. Kehilangan Pak Danang adalah pukulan yang sangat berat bagi mereka semua. Di tengah kesedihan yang mendalam itu

a di setiap langkah. Arya, meskipun masih berduka, terlihat lebih dekat dengan Kirana. Mungkin karena kesed

ara dengan Kirana, tapi Kirana hanya memberinya tatapan ko

u Santi menyendiri di kamarnya. Arya duduk di ruang tamu, diam. Kirana menyiap

tahu aku sudah melakukan kesalahan besar. Aku... aku tidak menyangka ini akan terj

Arya, sebuah penyesalan yang mendalam. Tapi apak

ata pelan. "Aku hanya... aku tidak tahu harus bagaimana. Aku terlalu tak

Tidak ada kewajiban. Ini anakku. Anakkita

a kembali menggenang. "Kamu memilih orang lain. Dan a

skan semua hubungan dengan Zia. Aku sudah memberitahunya bahwa aku tidak bisa bersamanya lagi. Aku tahu ini sulit untukmu per

lagi? Setelah semua rasa sakit ini? Namun, di sisi lain, ada sebuah nyawa yang tumbuh d

Aku takut kamu akan menyakitiku lagi. Aku takut anak

ada tulus. Ia meraih tangan Kirana, menggenggamnya erat. "Aku ak

han yang jarang Arya tunjukkan. Kesedihan karena kehilangan ayahnya, ditambah penyesala

tahu, Arya," Kiran

melanjutkan, nadanya penuh janji. "Aku akan menjaga

u mungkin, ia hanya terlalu lelah untuk terus berperang. Ia terlalu lelah untuk berjuang sendirian.

nya, dan mencoba membangun kembali semuanya dari nol. Atau, tetap pada keputusannya u

rharga, yang kini menjadi prioritas utamanya. Demi bayi ini

nya berkata, suaranya masih bergetar.

matanya. "Terima kasih, Kirana. Aku aka

mereka. Sebuah batas yang dibangun oleh kebohongan, pengkhianatan, dan luka yang mendalam. Arya berbalik

hanyalah penyesalan sesaat yang didorong oleh tragedi yang baru saja terjadi? Kirana tidak tahu jawabannya. Ia hanya tahu ba

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY