uti aroma bayi yang lembut dan tangisan mungil yang sesekali pecah. Bu Santi, yang masih berduka, menemukan hiburan dan harapan baru
n di pundaknya terasa berat, namun ia menjalaninya dengan tekad. Ia bahkan mengambil cuti panjang dar
au menenangkan Ara yang rewel. Ia belajar dengan cepat, meskipun canggung. Kirana melihatnya mempraktikkan
sedikit melunak. Sulit untuk terus membenci seseorang yang terlihat begitu tulus menc
kontrol bayi. Topik lain terasa terlalu sensitif untuk dibahas. Ada semacam kesepakatan tak tertulis untuk
njangnya, Arya duduk di tepi ranjang Kirana. "
pnya. "Lelah.
nya pelan. "Aku tahu aku sudah membuatmu melalui banyak hal
"sangat sulit. Untuk percaya lag
ya meminta kesempatan untuk membuktikan bahwa aku bisa menjadi suami yang pant
entuhan Arya terasa berbeda sekarang. Bukan lagi kehangatan yang dulu ia rasakan sebelum p
aanmu?" Kirana bertanya,
ra dengan kantor, aku akan mengatur jadwal agar lebih fleks
harapan yang muncul, samar-samar.
ga Arya dan Bu Santi banyak membantu. Arya bahkan belajar bagaimana memandikan Ara, meskipun awalnya dengan wajah panik.
melihat perubahan positif di antara Kirana dan Arya. "Arya benar-benar berubah ya, Ran,"
"Tapi aku masih butuh wakt
rima bantuan Arya, dan sesekali mereka berbagi cerita tentang Ara, bahkan tertawa bersama saat Ara
kencang. Ia menatap Arya, menunggu reaksinya. Arya melirik ponselnya, lalu menatap Kirana. Tanpa ragu, ia memencet t
Tapi aku tidak akan merespons. Aku sudah bilang padanya aku tidak
dalah bukti nyata pertama yang ia lihat. Arya benar-benar
sih," Kira
g perlu terima kasih, Kirana. Ini ya
edikit lebih percaya. Ia melihat keseriusan Arya dalam kata-kata dan tindakannya.
, tidak lagi ada meeting mendadak hingga larut malam. Ia akan segera pulang setelah bekerja, menghabiskan sisa harinya be
kukan dari rumah, agar ia tetap punya penghasilan sendiri. Ia ingin mandiri secara finansial, bukan hanya untuk dirinya, ta
ru saja melahirkan," Arya bertanya suatu pagi
rya," Kirana menjawab.
ana adalah wanita yang kuat dan berambisi.
sesekali menginap untuk membantu Kirana. Orang tua Kirana juga sering datang berkunjung, memberikan dukungan
rasa pusing hebat. Pandangannya kabur, dan ia merasa mual. Ia
sekali," Kirana berb
t Kirana yang pucat pasi, ia langsung
fek dari preeklampsia yang pernah ia alami. Tekanan darahnya kemb
rlalu memaksakan diri," kata dokter. "Risiko kompli
an Kirana erat-erat. "Maafkan aku, Kirana. Ini sem
rkata, meskipun dalam hati ia tahu bahwa stres
ersikeras. "Aku terlalu egoi
, bekerja dari sana, dan bergantian menjaga Ara yang dibawa Bu Santi. Ia memastikan Kirana makan teratur, minum obat, dan tidur
"Aku akan pastikan kamu istirahat cukup, Kirana. Aku akan me
nenangkan saat Ara rewel, dan membawakannya ke Kirana hanya saat Ara ingin men
g canggung, melainkan sentuhan yang penuh perhatian dan kepedulian. Mereka mulai berbicara tentang hal-hal di luar Ara, tentang
irana... aku tahu aku tidak bisa menghapus masa lalu. Tapi aku sungguh ingin membangun masa
yesalan yang mendalam di sana, tapi juga sebuah tekad yang kuat. Ia meli
a pelan. "Aku akan mencoba memaafkanmu. Dan aku a
rat-erat, pelukan yang Kirana balas. Pelukan itu tera
yak bekas luka yang mungkin tidak akan pernah hilang sepenuhnya. Namun, mereka punya Ara. Putri kecil mereka ada
i ini, ia tidak sendirian. Ia memiliki Arya yang kini telah berubah, yang berjanji akan selalu ada di sisinya. Ia memiliki kelu
Arya? Atau akankah ia muncul kembali dan menguji kekuatan hubungan mereka yang baru saja mulai pulih? Kirana berharap tidak. Ia berharap badai it