ak kasat mata, yang selalu mengganjal di sudut hatinya, kini terangkat. Melihat Bima yang telah berubah, mendengar langsung penyesalan tulusnya, dan merasakan
teman-teman terbaik yang selalu mendukungnya. Risa akhirnya menceritakan sebagian kisahnya kepada mereka, tentang perjodohan yang
ka merayakan kelulusan di sebuah kafe. "Nggak nyangka ka
-benar contoh bagaimana seseorang
kalian dan Bibi Rima. Pengalaman itu memang menya
sebuah lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang bergerak di bidang pemberdayaan perempuan di daerah pedesaan Jawa Barat. Pekerjaan ini memb
bangkan usaha kecil, mendampingi remaja putri yang putus sekolah untuk mendapatkan pelatihan keterampilan, dan mengadvokasi hak-hak masyarakat adat. Setiap senyum yang ia lihat, seti
Jalan Per
, ada haru melihat Risa yang kini begitu kuat dan mandiri, dan ada juga sedikit penyesalan yang kembali menghantamnya-penyesalan karena ia telah men
diundang menjadi pembicara di berbagai seminar dan lokakarya, membahas topik-topik seputar kesehatan mental, resiliensi, dan pentingnya kejujuran dalam berinteraksi. Bim
isa. Ia belajar untuk berbicara terbuka tentang perasaannya, tentang kesedihannya, dan tentang harapannya d
, Nak," kata ibunya suatu malam. "Su
rusaha. Aku belajar untuk berdamai. Dan bertemu Risa di
h. Risa memang gadis yang baik. Kamu be
guk. "Sangat
a, bersama foto-foto lama Clara, sebagai kenangan indah yang telah ia ikhlaskan. Ia tahu, Clara akan selalu menjadi
ulan yang Me
bagai pelosok Jawa Barat. Suatu hari, LSM tempatnya bekerja mengadakan seminar besar tentang pemberd
Bima Putra Wicaksono. Ia akan menjadi salah satu panelis di seminar
nkan karena rasa ingin tahu dan sebuah perasaan aneh yang sulit dijelaskan. Su
lihat Bima naik ke panggung dengan setelan jas rapi, auranya memancarkan wibawa dan kepercayaan diri. Ia berbicara dengan fasih, argumennya kuat, dan pandangann
a untuk bertanya dan berdiskusi. Risa tidak langsung mendeka
an. Bima sedang mengambil makanan, dan saat ia berbalik, mata mere
un penuh kegembiraan. "Astaga, ini benar kamu?
pinya. "Iya, Kak Bima. Kebetulan sekali. Aku be
pi tidak menyangka kamu bagian dari mereka." Bima terlihat san
melihat Kak Bima. Semakin sukses
walnya sedikit canggung, namun perlahan mencair. Mereka berbicara tentang pekerjaan mas
, dan bagaimana ia menemukan arti baru dalam hidupnya. Risa juga bercerita tentang pengalamannya di pedesaan, ten
n sorot mata yang jujur. "Kamu adalah guru terhebatku. Kamu mengajarkanku
setiap orang punya luka, dan yang penting adalah bagaimana kita bangk
eban romantis. Mereka berbicara sebagai dua individu yang telah melewa
erpisah, Namun Sa
an romantis, melainkan sebagai teman, sebagai sesama profesional yang saling menghormati.
uk mengambil S2 di bidang sosiologi atau antropologi untuk memperdalam pemahamannya. Ia juga masih sering melukis di waktu
oleh mahasiswa dan rekan-rekan. Ia juga mulai menulis buku berdasarkan esai-esainya, yang intinya adalah tentang perjalanan pe
cinta yang didasari oleh kejujuran, rasa hormat, dan kesiapan untuk membangun masa depan bersama, tanpa bayang
Kembali, T
tu, dan Risa memutuskan untuk datang memberikan dukungan. Jakarta terasa sangat berbeda setelah sekian lama ia tingg
pilkan karya seniman-seniman yang menarik, termasuk Bibi Rima, yang ia tahu adalah bi
n Bibi Rima, sebuah pemandangan pegununga
aura damai, ya," ujar Risa, ta
Bima, suara
sung merekah di bibirnya. "Ka
a, matanya memancarkan kehangatan. "Kamu
k membantuku dulu," kata Ris
ni, dan tentang kehidupan. Tidak ada lagi beban masa lalu. Yang ada hanya
ya selamat dan mengatakan ia ingin membacanya. Risa juga bercerita bahwa ia berencana mengamb
janji untuk bertemu lagi dalam waktu dekat, tidak ada harapan
kata Bima. "Aku doakan semu
alas Risa. "Terusl
ke arah yang berbeda, men
betapa jauh ia telah melangkah, betapa banyak ia telah belajar. Risa telah menemukan kembali dirinya, menemukan tujuan hidupnya, dan menemukan kedamaian dalam dirinya sendiri. Ia kini se
rdamai dengan masa lalunya. Ia telah belajar untuk mencintai dengan tulus, tanpa beban, tanpa bayang-bayang. Ia tahu, suatu hari
menemukan arti sejati dari pengampunan, baik untuk orang lain maupun untuk diri sendiri. Mereka berdua telah menemukan jalan mereka sendiri m