img Pengantin Boneka Demi Utang Keluarga  /  Bab 2 hanya suara AC yang mendesau pelan | 40.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 2 hanya suara AC yang mendesau pelan

Jumlah Kata:3048    |    Dirilis Pada: 19/06/2025

a terbangun dengan kepala berat, sisa-sisa tangisan semalam masih membekas di kelopak matanya yang bengkak. Ia mel

gin, mencoba menghapus jejak kesedihan. Di cermin, ia melihat pantulan dirinya: seorang wanita yang baru saja menikah, namun tanpa sorot bahagia sedikit pun. Ia adalah

dapur? Haruskah ia menunggu dipanggil? Rumah ini terasa asing, meskipun ia tahu ini ad

a, Nyonya Besar Wijaya, masuk dengan senyum tipis di bibirnya. Ia mengenakan b

amah, namun ada nada pengawasan yang terselip di sana. "R

uk. "Baik, Ny

umnya semakin lebar. "Kau sudah menjad

bisa membayangkan memanggil wanita ini dengan sebutan

ari kayu jati ukiran. Reza sudah duduk di sana, membaca koran bisnis dengan wajah datar. Tuan Wijaya juga

anya," sapa Helena,

an Wijaya tanpa

na. Anya merasakan hatinya berdenyut sakit, namun ia berusaha mengabaikannya. Ini a

telur, daging asap, buah-buahan segar, dan berbagai kue-kue kecil. Anya me

Anya?" tanya Helen

dang menunggu jawabannya. "Nyenyak, Ma. Terima kasih." Ia me

i sore, kita akan menjenguk orang tuam

belaka, sebuah cara untuk menunjukkan pada dun

an lain, dan rencana ekspansi Wijaya Corp. Reza sesekali menanggapi dengan singkat, sementara Anya hanya mendengar

perintah Helena. "Dia harus tahu di mana letak semuanya. Kalian

Baik, Ma." Suaranya datar,

bangkit. "Ayo," katany

ng tamu yang mewah, ruang keluarga yang luas, hingga ke perpustakaan yang berisi ribuan buku. Reza m

kerja besar, komputer canggih, dan rak-rak buku yang penuh dengan buku-buku bisnis

ruang kerjaku sendiri di

kat bahu. "T

amar tidur. Ada beberapa kamar kosong di san

uah pintu ganda. "Dan ini... kamar tamu d

apnya. "Ka

n yang kita inginkan. Aku tidak akan memaksamu

egaan karena ia tidak harus berpura-pura lebih jauh, hampa karen

nya pelan. "Aku akan m

u, panggil saja pelayan. Mereka akan membantumu.

tamu yang ditunjuk Reza. Kamar itu sama mewahnya dengan kamar utama, namun terasa lebih dingin dan sepi

angat terbatas. Helena selalu punya jadwal untuknya: makan siang bersama sosialita, kunjungan ke acara amal, atau sekadar minum teh dengan kerabat jauh. Setiap pertemu

un. Ia tahu ini adalah bagian dari perannya. Ia harus terlihat sempurna, tanpa cela, untuk menjaga

erkadang, diam-diam menyelinap ke ruang kerja orang tuanya yang ia bawa serta, mengecek email dan laporan keuangan Pramudita Global. Kondisi perusaha

ereka hanya berpapasan di ruang makan saat sarapan atau makan malam, dan itupun hanya ada keheningan di antara merek

dari kolam renang. Ia melirik, dan melihat Reza sedang berenang bersama seorang wanita. W

gitu bahagia, di rumahnya sendiri, rasanya tetap menyakitkan. Ada rasa terkhianati yang Anya sendiri

. Ia merasakan pipinya memanas. Ini adalah realitas yang harus ia hadapi. Reza akan membaw

ian, ia mendengar l

," sapa su

gaun pantai yang tipis, rambutnya basah dan meneteskan

Anya, berusaha terden

nya. "Aku tahu ini mungkin canggun

up bukunya

tahu Reza tidak mencintaimu. Dia mencintaiku." Suaranya bergetar. "Aku hanya i

in dalam drama ini. "Aku tidak akan menghalangimu, Kirana," kata Anya lembut. "Aku t

enceritakan semuanya. Tentang perusahaanmu yang bangkrut, dan bag

ahu bahwa ia bukan penjahat dalam kisah ini. "Aku mi

SMA. Kami punya begitu banyak rencana." Ia terdiam sejenak. "Aku hanya berharap... kau ti

Kirana. Aku tidak percaya pada cinta. Dan bahkan jika aku percaya pun, aku tid

rtama kali ia melihat sisi lain dari Anya yang selama ini terli

ak sedih jika harus menikah dengan cara seper

pendek. Ia melihat Anya dan Kirana sedang berbicara,

dak ada apa-apa, sayang. Aku

ngangguk, tanpa berkata apa-apa.

karang," kata Kirana, memaksakan

an Anya dan Reza dalam k

akan?" tanya Reza, sua

ng," jawab Anya. "Han

sulit. Tapi aku tidak ingin kau mengganggu hubung

ku sudah bilang padanya bahwa aku tidak akan menghalangimu. Dan lagi, siapa yang mengga

salan di sana, atau mungkin hanya kelelahan. "Aku tahu," katanya pe

a bergetar. "Ke rumah ini? Apa kau tidak memikirkan bagaimana pera

mereka yang memulai semua ini!" Ia berhenti sejenak, lalu menatap Anya. "Lagipula, kita sudah

eka harus menjalani ini sebagai sebuah perjanjian, tanpa melibatkan perasaan. Tapi entah mengapa, mel

nya, suaranya lir

Anya ditinggalkan sendirian lagi di taman,

h menjanjikan suntikan dana, kenyataannya tidak semudah itu. Setiap kali Anya bertanya kepada Tuan Wijaya tentang progres p

bungi beberapa kenalan lama di dunia startup teknologi, meminta saran dan peluang. Ia ingin membuktikan bahwa

bisnis baru, mencari celah untuk Pramudita Global. Ia ingin mengubah lini bisnis, mungkin fokus pada t

a terkejut. Ini adalah pertama kal

kan?" tanya Reza,

ngkat, mencoba menyembun

grafik keuangan dan analisis pasar yang ter

entu saja. Itu adal

gar dari Ayah, kau sering bert

ya, ada nada kesal dalam suaranya. "Perusahaan kami

Dia ingin memastikan kau benar-benar patuh. Dan juga... d

aya. "Jadi, ini adalah uji

i orang. Dan jujur saja, mereka ingin kau fokus pada Wijaya Co

marah. Mereka tidak hanya memperjualbelikan diriny

u tidak akan berhenti mencari cara untuk menyelamatkannya. Aku tidak akan

n di matanya, meskipun ia berusaha meny

lah kehormatan keluargaku. Dan ak

i hadapan Anya. "Apa yang sedang ka

embantu. "Aku sedang menyusun rencana restrukturisasi. Aku ingin mengalihkan fokus Pramudita Global ke sekto

ma, sesekali mengangguk. "Itu

n lain. Aku sudah menghubungi beberapa mantan rekan

nak. "Bagaimana ji

, terkejut. "Me

uga tahu sedikit tentang restrukturisasi perusahaan. Aku bisa membantumu menyusun pr

enggiurkan. Namun, ia juga merasa curiga.

uku?" tanya Anya curiga. "

gaimana orang tuaku memperlakukanmu. Aku tidak suka melihat mereka bermain-main dengan nasibmu dan perusa

amun ia tidak menemukannya. Ada kejujuran di sana

tidak akan bertanya tentang Kirana. Tapi jika kau bersedia mem

tara kita. Kita akan bekerja sama untuk menyelamatkan perusahaanmu, dan

yum pertama yang tulus se

rategi, menganalisis data, dan bertukar pikiran. Anya menemukan bahwa Reza, di balik sikap dinginnya, sebenarnya cukup cerdas dan memiliki

namun mereka mulai menghabiskan lebih banyak waktu bersama untuk membahas proyek Pramudita Global. Diskusi mereka tidak lagi canggung atau dipenuhi ketegangan.

esuatu yang sudah lama tidak ia rasakan. Ia juga melihat sisi lain dari Reza, sisi yang pedul

ijaya. Anya baru saja mempresentasikan garis besar rencana restrukturisasi Pramudita Global. "Transformasi

tu risiko besar, Reza. Pramudita Global

embangun startup teknologi yang sukses. Dia

bela Anya sekuat itu. "Tapi Reza, bukankah lebih baik jika Anya fokus pada W

n dana, Ma," kata Reza. "Mereka butuh kepastian

rasa Reza benar-benar ada di pihaknya. Itu a

ika kau yakin, kami akan mendukungmu. Tapi kau h

a akan membuktikannya, Tu

enthouse, Anya menatap Reza. "Terim

an?" Ada senyum tipis di bibirnya, senyum yang be

au bersedia melakukan ini

lihat sesuatu yang istimewa dalam dirimu, Anya. Kau berbe

a ada sesuatu yang mulai berubah di antara mereka. Sebuah ikatan tipis mulai terbentuk, bukan

aan bahwa hati Reza masih milik wanita lain. Dan pertanyaan itu terus menghantui Anya: akankah ikatan tipis ini

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY