img Aku Menyerah, Memilih Pergi  /  Bab 5 Pemulihan | 26.32%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 5 Pemulihan

Jumlah Kata:2122    |    Dirilis Pada: 21/06/2025

dalam kondisi mereka yang sekarang, bagai pisau bermata dua. Di satu sisi, ada kepuasan tipis melihat Danang begitu hancur, merasakan sedikit kemenangan atas perlakuan kejam mereka. Namun

nnya, tetapi kenangan tentang Arka kecil yang manis, yang

a akan membersihkan kamar Arka yang berantakan, dan mencoba mengajaknya berbicara. Danang, yang tampak seperti bayangan dirinya yang dulu, selalu ada di dekatnya, menawarka

bantuan profesional. Dengan bantuan Dewi, yang memiliki banyak koneksi, Naira menemukan seorang psikolog anak yang sangat

perpisahan dengan ibunya yang dulu, ditambah kejadian malam itu, sangat memengaruhi mentalnya. Dia

, terutama setelah semua yang terjadi. Namun, ia bisa menjadi seseorang yang m

rka maupun untuk mendapatkan masukan dari psikolog tentang cara berinteraksi dengan anak itu. Perlahan, dinding es yang

erasaannya. "Aku... aku takut, Ma. Aku takut Mama pergi lag

Danang berusaha mati-matian tutupi. Air mata Naira menetes. Ia memeluk

nyaksikan (atau setidaknya menyadari) Naira diserang dan perlakuan ayahnya yang dingin, memperburuk kondisi mentalnya. Arka merasa bersalah, dan ketidakmamp

arkan Arka menanggung beban seberat ini sendirian, dan juga karena telah gaga

lah asisten yang sangat membantu, mengelola sebagian besar pekerjaan administratif dan tugas-tugas awal. Naira juga mengurangi jadwal event atau seminar, memprioritaskan waktu untuk Arka. Maya dan Dewi j

Minggu

kan lebih banyak, dan sesekali tersenyum. Ia bahkan mulai kembali ke sekolah, meskipun masih perlu didampingi.

ringkali hanya duduk di sofa, memandangi Naira dan Arka yang berinteraksi. Ada rasa cemburu, penyesalan, dan kesadaran yang pahit di mata

arnya, Danang masuk. Ia membawa secangkir teh untuk Naira. "Naira

i mata Danang, tatapan yang belum pernah

Terima kasih sudah kembali untuk Arka. Terima kasih sudah merawat

. Ia tidak

u... aku tidak pernah tahu betapa berartinya dirimu bagi kami sampai kau pergi," Danan

uak di hati Naira. Bukan berarti ia akan memaafkan semuanya, namun ada sedikit beba

idak memaksakan diri la

pulih. Setelah Arka tidur, Naira akan kembali ke studio apartemennya, mengakhiri hari dengan bekerja a

li ke

abil dan bisa mandiri di sekolah, Naira memutuskan untuk kemba

a. "Saya ingin tahu apakah saya bisa melangkah ke tahap se

bagus, Naira. Anda sangat kuat. Sekarang

n malam itu, mengenali pemicu ketakutannya, dan mengembangkan strategi untuk mengatasinya. Proses itu

eadilan atas apa yang terjadi padanya. Ia menghubungi seorang pengacara yang direkomendasika

berat, Naira. Terutama karena sudah berlalu cukup lama, da

ngin ada pengakuan atas penderitaannya, dan mungkin, mencegah hal serupa terjadi pada orang lain. Lebih dari itu, ia ingin melampia

ng secara hukum karena mengabaikanku dalam si

liki dasar hukum pidana yang kuat di Indonesia, kecuali jika ada niat jahat atau hubungan darah langsung. Namu

hadapan langsung dengan Danang di penga

awab pengacara. "Tujuan utama kita adalah mencari keadilan unt

drama hukum yang panjang. Ia sudah terlalu lelah dengan semua itu.

Bali

tudio, Naira menerima telepon dar

ka! Dia...

mencelos. "K

dia mau pergi dari rumah ini," Danang menjelaskan, suaranya

rka, namun tidak ada yang tahu. Naira mencoba menenangkan Danang, lalu mereka berdua mulai mencari Arka. Mereka

pon Maya dan Dewi, meminta bantuan. Mereka berdua langsung datang, ikut membantu menc

ia melakukan ini?" Danang merintih

yang mendalam. Di mata pria itu, Naira melihat bayangan dirinya sen

rkannya ke polisi,

antor polisi. Polisi mulai menyisir area sekita

hasia yang dulu sering ia kunjungi bersama Arka kecil, sebuah taman kecil yang tersembunyi di balik gedun

aira. "Aku tahu tem

run rintik-rintik, dan udara terasa dingin. Mereka berlari menembus ke

eorang diri, adalah Arka. Tubuhnya gemetar kedingi

at-erat. Ia menangis, memeluk Arka dengan erat. "Syu

pelukan ayah

luar biasa, namun juga rasa perih. Ini adalah keluarga, ini adalah

, Arka mendongak, mel

ala Arka. "Kamu tidak apa-ap

pa... Papa tidak peduli padaku,

penuhi rasa bersalah. Ini adalah bukti nyata dari pen

taimu," Danang berkata, suaranya bergetar. "

dengarkan Mama. Papa mencintaimu. Dia mungkin tidak tahu bagaimana menunjukkannya. Tapi dia peduli padamu."

a mengalir di pipinya. "Ak

i, lalu membuatkan minuman hangat. Danang duduk di samping Arka, memelu

"Naira, terima kasih. Kamu sudah menyelamatkan Arka lagi

kata Naira. "Dia membutuhkan k

tahu bagaimana memperlakukanmu selama ini. Aku... aku merasa bersalah karena ibunya Arka meninggal, dan aku merasa

mun setidaknya memberikan sedikit gambaran tentang akar masalahnya. Ia menyadari bahwa Danang juga terl

ejutkan dirinya sendiri. "Tapi itu tidak berarti aku akan kembali padam

kaca-kaca. "Aku mengerti, Nair

elah terangkat dari pundaknya. Ia telah memaafkan. Ia tidak melupakan, tapi

ing. Ia melihat Maya dan Dewi yang masih menunggu di mobil

na?" tan

Naira. Ia menatap langit, menghirup ud

masih harus membuktikan perubahan dirinya. Namun, Naira tidak lagi membawa beban masa lalu.

it, tetapi juga memaafkan, dan kini, siap meng

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY