img Aku Menyerah, Memilih Pergi  /  Bab 4 Kehidupan Naira | 21.05%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 4 Kehidupan Naira

Jumlah Kata:2584    |    Dirilis Pada: 21/06/2025

kan hanya secara profesional tapi juga secara emosional. Danang, yang dulu merupakan pusat dari segala penderitaannya, kini hanyalah sebuah bayangan buram dari masa lalu. Kehadirannya tidak

Ia mempekerjakan seorang asisten paruh waktu, seorang mahasiswa desain muda yang berbakat bernama Rio, untuk membantunya mengelola jadwal dan tugas-tugas administratif. Ini adala

n menopangnya saat ia menghadapi tantangan. Maya, dengan brand activewear yoganya yang juga semakin berkembang, sering berkolaborasi dengan Naira. Mereka berbagi ruang kerja, bertukar pi

gekspresikan diri melalui kanvas dan cat, tanpa batasan proyek klien. Lukisan-lukisannya yang penuh warna dan emosi mulai menarik perhatian. Beberapa kolektor seni lokal menunjukkan min

terlibat aktif dalam berbagai kegiatan sosial. Ia menjadi mentor untuk program pelatihan desain grafis bagi para wanita korban kekerasan dalam rumah tangga, memberik

Musim

ulang website dan branding untuk sebuah start-up teknologi di bidang pendidikan. Proyek ini sangat ambisius, dengan tenggat wa

ennya, juga seringkali ikut lembur, membantu dengan penelitian dan mock-up awal. Suatu malam, saat mere

mam Rio kecewa. "Pada

iasa kalau musim hujan begini.

asnya. "Mau pesan makanan, Kak

yum. "Kita tunggu sebent

Suara hujan di luar terdengar lebih jelas, menciptakan suasana yang tena

nutup teleponnya. "Kak Naira, aku harus pergi. Ib

ana! Tidak apa-apa, proyek ini bisa menunggu.

Naira," Rio tamp

umu lebih penting," Naira meya

deras, memukul kaca jendela dengan ritme konstan. Naira menyalakan lilin, cahaya kecilnya menar

Rasa takut yang dulu mencekam perlahan merayap kembali. Jantungnya berdebar lebih cepat, napasnya mulai terasa sesak. Ia mencoba menerapkan teknik pernap

kolognya: "Trauma tidak akan pernah sepenuhnya hilang, Naira. Tapi kamu bis

mpak ketakutan, namun juga ada kekuatan yang terpancar. "Aku tidak sendirian," bisikn

r. Namun, sebelum ia sempat menekan tombol panggil, ponselnya b

Haruskah ia mengangkatnya? Apa yang Danang inginkan? Rasa trauma kembali menyelimuti dirinya, tump

suara Na

edikit terkejut Naira mengangkat teleponnya. "Maaf mengg

Hanya ingin tahu kabar? Setelah semua yang ter

aku lihat kamu di acara penghargaan itu

ah," kata Na

ersalah padamu," suara Danang terdengar lebih lembut, ada nada penyesalan yang tulus. "Ak

, bukan karena kesedihan, melainkan karena percampuran antara lega, marah, dan sisa-sisa

Ada yang penting tentang Arka. Dia... dia butuh k

di?" tanyanya, nada suaranya berubah menjadi khawatir. Nalu

tidak mau sekolah," Danang menjelaskan, suaranya terdengar putus asa. "Para dokter bilang dia b

dinginnya Arka padanya, betapa Arka mengabaikannya di malam mengerikan itu. Namun, di sisi lain, ia juga ingat

ra akhirnya. "Aku sudah melewati banyak h

inya, bicara dengannya sebentar saja," Danang memohon, suaranya terdengar pecah. "Hanya k

aan, Danang menyebutnya demikian. Naira tahu, ia tidak punya kewajiban apa pun pada mereka. Mereka telah menin

ya," kata Naira, lalu

ng lebah yang nyaris membunuhnya? Haruskah ia menghadapi lagi trauma yang ia coba kubur dalam-dala

u kembali muncul, namun kali ini tidak sepenuhnya menakutkan. Ada rasa kasihan yang

kan H

nceritakan tentang panggilan Danang.

udah membuat pilihan untuk pergi, dan itu adalah keputusan yang benar untuk kesehatan mental Anda. Di si

trauma itu kemba

ra yang berbeda sekarang. Anda kuat. Anda punya dukungan. Anda bisa menetapkan batasan yang jelas," psikolog menjelaskan. "K

ghubungi Maya dan Dewi

reka tidak pantas mendapatkanmu. Biarkan saja merek

hidupmu dari nol. Jangan hancurkan itu demi or

perlindungan yang mereka berikan. "Aku tahu itu. Tapi... i

gabaikanmu, Naira!" Maya mengingat

-anak. Dan jika aku bisa membantunya, setidaknya se

api janji padaku, Naira, kamu akan sangat berhati-hati

tidak akan. Aku sudah

u Mas

menemui Arka. Ia tidak pergi sendirian. Ia meminta Maya untuk menemaninya. Maya awalnya menolak ke

pon aku. Aku akan langsung masuk,

yum. "Terima

berdebar. Gedung itu tampak sama persis seperti yang ia ingat, namun suasananya terasa berbeda.

ai yang terlewati terasa seperti flashback singkat, kilasan kenangan pahit

lu. Ia berjalan menuju pintu apartemennya yang dulu. Ia melihatnya, pintu itu. Pi

alam, mengumpulkan semua ke

Danang. Wajahnya terlihat jauh lebih kurus dan pucat dari ter

berdiri di sana. Ia melirik ke belakang Naira,

a tanpa ekspres

Naira masuk. "Dia di kamarnya. Dia tida

ikit berantakan. Tidak ada lagi kehangatan yang dulu ia coba ciptakan. Bau

terbaring di tempat tidur, meringkuk di bawah selimut, punggungnya menghadap pint

ira lembut, suaran

idak b

pukan piring kotor di meja samping tempat tidur, dan beberapa b

Mama," kata

an ada lingkaran hitam di bawahnya. Rambutnya panjang dan

dan sedikit rasa takut di matanya. Ia tidak

nya penuh kekhawatiran. Ia mengulurkan

bertahun-tahun. Naira membalas pelukan itu, mengusap punggung Arka lembut. Semua ke

lagi," bisik Arka, sua

"Mama tidak akan pergi

an rasa lega, penyesalan, dan juga sedikit rasa bersalah. Ia melihat bagaimana Arka, yan

siapkan makanan, ya?" kata N

asih memegangi tan

ap Danang. "Ada baha

Ada, Naira. Aku... aku akan ba

ur yang sedikit berantakan, mencari bahan makanan yang bisa ia gunakan. Ia menemukan beberapa sayuran layu d

u aku tidak punya hak untuk mengatakan ini. Tapi aku benar-benar minta maaf. Aku menyesal sudah mengabaikanmu.

nya. "Penyesalanmu tidak mengubah apa-

dengan rasa bersalah itu setiap hari," Danang melanjutkan. "Aku melihat bagaimana Arka menderit

di matanya, namun juga ketegasan. "Aku datang ke sini hanya

rti. Aku tidak akan memintamu kembali. Tapi... bisakah kam

nya menolak. Naluri keibuan itu terlalu kua

"Apa pun, Naira. A

membutuhkan terapis, aku akan mencarikannya," kata Naira tegas. "Dan kalian berdua harus menghargai batasan itu.

epat. "Aku setuju,

ah yang dingin itu. Ia tahu, jalan di depannya akan sulit. Trauma itu mungkin tidak akan pernah sepenuhnya hilang. Na

gunakan pengalaman itu sebagai bahan bakar untuk terus maju, untuk menjadi versi terbaik dari dirinya, dan untuk membantu orang l

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY