img Aku Bukan Pengganti, Aku Istri Sahmu!  /  Bab 2 apartemen yang seharusnya menjadi sarang cinta | 40.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 2 apartemen yang seharusnya menjadi sarang cinta

Jumlah Kata:3281    |    Dirilis Pada: 22/06/2025

at, sisa-sisa mimpi buruk masih menempel erat. Bayangan Elena, wanita di foto Bayu, terus menghantui pikirannya. Siap

a yang ia rasa perlu: mencari tahu lebih banyak tentang Elena. Ia tahu ini melanggar privasi Bayu, tapi rasa penasarannya sudah tak terbendung.

gan kombinasi "Elena" dan "keluarga Pratama"-nama belakang Andi dan Bayu. Hasil pencarian pe

baca judulnya: "Kecelakaan Maut Merenggut

erpampang jelas: wajah Elena yang tersenyum cerah, sama persis dengan yang ada di foto Bay

ndiri. Lalu, mengapa Bayu menyimpan fotonya dengan tatapan yang begitu pilu? Mengapa

dinyatakan bersalah karena mengemudi di bawah pengaruh alkohol. Namun, ada satu detail kecil yang menarik perhatian

ebuah kemungkinan menyeruak di benaknya, sebuah pemikiran yang begitu kelam dan mengerikan: mungkinkah Andi

n yang cemerlang, dikenal ceria dan penuh semangat. Ia adalah kebanggaan keluarga Pratama.

ng seorang anak perempuan yang hilang, dengan nada

ak, buru-buru menutup tab browser dan mematikan lapt

dari ruang tamu. Ia tampak mengenakan

r, jantungnya masih be

gin dari kulkas. "Aku lupa mengambil beberapa doku

ap datar, namun kini, setelah mengetahui tentang Elena, Sarah bisa merasakan aura kesedih

ikan diri. "Aku... aku m

n tajam yang membuat Sarah sedikit gentar. "Kau menggel

ncang. Tapi... aku penasaran." Ia menarik n

sesuatu yang lain. Ada kilatan kesedihan yang mendalam, j

a," lanjut Sarah, suaranya pelan. "Aku t

ng sarat dengan emosi yang tak terucap. Bayu akhirnya

tak terdengar. Ini adalah kali pertama Sarah mendengar Bayu menunjukkan sedikit emosi,

ana saat itu," sam

ya mengeras. "Andi menge

gemudi lain yang bersalah karena alkohol. Tapi tidak menyebutkan bahwa Andi adalah

mudi?" Sarah bertanya

i sudah minum sedikit. Dia menolak, tapi Elena terus memaksa. Akhirnya, Andi menyerah." Ia berhenti sejenak, memejamkan mata. "Dan di

ah kecelakaan yang tragis. Dan Andi, a

a tidak pernah bisa memaafkan dirinya sendiri. Sejak itu, dia berubah. Dia jadi pendiam,

pengkhianatan murni, tapi lebih kepada pelarian dari hantu

hkannya?" tanya Sarah, suaranya

es yang tak tertembus. "Menyalahkan tidak akan mengembalik

erasakan apa-apa, melainkan karena ia memilih untuk mengubur semua emosinya dalam-dalam. Ia mem

k melindungi keluarga dari aib, tapi juga untuk menutupi ra

arah, ekspresinya tetap sulit dibaca.

a penemuan barunya. Apartemen itu kembali hening, namun kini, keheningan itu terasa berbeda. Ada

yang membuat Andi kabur, dan rahasia yang membuat Bayu menjadi sedingin es. Sebuah tragedi yang merenggu

tapi juga sebagai tameng. Tameng dari pertanyaan-pertanyaan yang tak terhindarkan, tameng da

a seperti bagian dari sebuah tragedi yang lebih besar. Sarah merasa terp

yu yang dingin dan jauh. Namun, kini Sarah menatapnya dengan pandangan yang berbeda. Ada rasa iba, sedikit pengertian, dan sebuah pertanyaan besar

catatan kecil di meja kerjanya, mencoba menciptakan sedikit kehangatan di tengah badai es yang mengelilingi mereka. Tapi Bayu jarang

ari biasanya. Ia tampak lelah. Sarah

ya Sarah, mencoba

n tas kerjanya ke sofa. Ia berjal

esuatu kalau kau

"Tidak perlu. A

si. Ia ingin membantu, ingin mencoba menembus di

la napas. "Sampai kapa

tatapannya taja

, suaranya sedikit meninggi karena frustrasi. "Kau tidak bis

ras. "Kau tidak

merasa bersalah. Aku mengerti semua ini bukan salahmu, dan kau memikul beban ya

osi yang begitu jelas di wajahnya. "Kau tidak punya hak untuk menghakimiku, Sarah," desis

a kehilangan seorang adik. Tapi ia tahu rasanya dikhianati,

dikit bergetar. "Aku hanya... aku ingin kau tahu,

kali, hanya kepedihan. "Bersama? Kau dan aku? Kita bahkan tidak sal

akan menghabiskan sisa hidupmu di balik dinding es ini, Bayu? Apakah ka

alkan Sarah berdiri sendirian di ruang tamu. Ia masuk ke ka

api air matanya sudah kering. Ia ingin berteriak, tapi

erasa sia-sia untuk mencoba menembus pertahanan Bayu. Ia menghabiskan sebagian besar waktunya di perpu

ering. Sebuah nama asing tertera di layar: "Bu Dian". Sarah tak sengaja melihatnya. Nomornya

l itu terus berdering. Akhirnya, rasa penasaran m

" kata

ita paruh baya terdengar dari seberang

mandi. Ada yang bisa saya bantu?" j

Bu Dian terdengar sedikit t

ndi? Bukankah Bu Dian itu Ibu Rima? I

Sarah, sedikit waspa

Kalian baru menikah ya. Maaf, saya bukan ibunya Andi. Saya hanya kenalan lama keluarga Pratama. Saya mene

a ini mereka panik, mengira Andi dalam masalah, dan sekarang ada yang melihatnya

arah cepat. "Di kota m

," jawab Bu Dian, suaranya sedikit gugup. "Saya hanya ingin menyamp

semakin kuat. Wanita itu berbohong. Mengaku sebagai ibu Andi, lalu meralatnya, dan en

ndi, handuk melilit pinggangny

nyerahkan ponselnya. "Dari seorang wanita b

enegang. Ia merebut ponselnya, matanya me

arah. "Tapi dia terdengar aneh. Pertama dia mengaku ibunya Andi, lalu meralatnya. Da

erakhir dan memutar ulang nomor Bu Dian. Namun, hanya ada nada

ke meja. Amarah yang jarang terlih

Sarah, khawatir. "Siapa

elah kecelakaan itu. Dia juga menjadi semacam penasihat bagi Andi s

hong tentang

epon seperti itu." Ia menatap Sarah, matanya berkila

kir itu penting!" Sarah membela diri. "Tapi ada sesuatu yang

. "Dia pasti melihat sesuatu. Sesuatu

tanya Sarah, hatinya mencelos.

engambil ponselnya lagi, tampak berpikir keras. "Aku harus m

. Ada sesuatu yang jauh lebih besar di balik semua ini, sesuatu

da rendah yang Sarah tak bisa dengar. Sarah hanya bisa menduga bahwa Bayu sedang mencoba m

sudah terlalu jauh terlibat. Ia harus mencari tahu apa yang sebenarnya terj

nya terasa seperti benang kusut yang harus diurai. Dan Sarah, entah

ra dari ruang kerja Bayu. Ia mengintip. Bayu duduk di depan komputernya,

pencarian, ia menemukan beberapa artikel lama dari majalah kesehatan yang menyebutkan tentang perawat yang membantu pasien trauma pasc

cana. Ia menemukan bahwa Dian pernah bekerja di sebuah kli

ang kerjanya, matanya terlihat mera

e kantor?"

beberapa hal penting y

u i

ya terkejut.

itu," jawab Sarah, tekadnya bulat. "Aku tidak akan

ang, tampak enggan. "Ini

t dalam pernikahan ini. Dan semua ini dimulai karena Andi. Aku tidak akan membiar

nya, ia mengangguk. "Baiklah. Tapi kau harus patuh padaku. Jangan

sedikit lega. Setidaknya, Bayu

ap ekspresi di wajahnya. Ia tahu ini adalah langkah pertama menuju pengungkapan ke

ian Kencana pernah bekerja. Bangunan itu tampak tua dan tak terawat

ta Bayu dengan nada resmi. "Apa

an Kencana? Dia sudah lama tidak bekerj

hun? Itu berarti Dian sudah ti

di mana dia seka

Pak. Kami tidak memiliki informas

dengan tangan kosong. Bay

k akan mudah," gumam Bayu,

ana selanjutnya

mencari tahu alamat rumah lamanya. Aku p

dan beberapa perusahaan investigasi swasta. Sarah duduk di sampingnya, mengamati setiap gerak-geriknya, setiap

ya mendapatkan alamat yang mungkin merupakan alamat rumah

ah itu tampak sepi, lampunya mati. Bayu ragu s

da jawaban. Ia mengetuk lagi

dak ada di ruma

emutar gagang

Bayu, tatapannya menyapu sekeliling. "Dia pas

a gemerisik. Bayu dan Sarah serentak menoleh. Seorang pria

?" tanya pria tua i

ana," jawab Bayu. "Apak

"Oh, Dian. Dia memang tinggal

ana?" tanya

jawab pria tua itu. "Sepertinya ada masalah. Dia bilang dia h

u Dian sudah pergi. Ia su

? Pesan? Alamat baru?" tanya Bay

, Nak. Hanya beberapa barang yang d

Mereka terlambat. Bu Dian sudah

at mereka kembali ke mobil. "Kenapa dia

," jawab Bayu, rahangnya mengeras. "

" tanya

menatap jalanan. "Entahlah. Tapi

hasil. Namun, di balik kelelahan itu, ada api kecil yang menyala. Semakin b

ah. Dan Sarah, kini, tidak akan membiarkannya menyerah sendirian. Pernikahan ini mungkin berawal dari sebuah kesalaha

ih dalam dari yang ia bayangkan. Apa lagi yang disembunyikan Dian Kencana? Dan mengapa

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY