img Siapa Yang Menghamili Istriku?  /  Bab 1 Ruang Intimidasi | 14.29%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca
Siapa Yang Menghamili Istriku?

Siapa Yang Menghamili Istriku?

Penulis: Fajar Merona
img img img

Bab 1 Ruang Intimidasi

Jumlah Kata:1240    |    Dirilis Pada: 25/06/2025

t kabar baik, ya? Padaha

aris seperti basa-basi, tapi ucap

h, mencoba mempert

asih berusaha...

rlin, adik ipar Zahra, menyam

Aku aja, begitu nikah langsung hamil. Mungkin Ferdi j

tapi ia tetap berusaha tenang. Ruang tamu yang harusnya terasa h

sa menambahkan, sambil tertawa kecil. Tatapannya tajam tapi

Tapi Fadlan sibuk mengobrol dengan Pak Arya, pura-pura tidak mendeng

hra tetap tersenyum. Tapi

asilnya... yang perlu lebih be

apa detik. Bu Elsa terkekeh,

lho. Fadlan itu sehat dari kec

b Zahra tenang namun tegas. "Dokter bilang, kualita

n tawa kering, menco

kurang makan yang sehat

. Hening yang b

Fadlan, yang tadi masih santai meny

n. Tapi Zahra sudah muak. Sudah terlalu lama i

biarlah suaminya ikut merasa se

kut bicara, suarany

i Allah. Kita nggak bisa terlalu jauh iku

a untuk usaha lebih keras lagi," Bu Elsa be

a tetap

berusaha keras. Kalau Allah belum i

rbuka. Bude Anin, kakak P

in apa?" tanyanya sambil duduk sant

ang belum juga dikasih momongan," sahu

n tertaw

lah ada Gus Bokis. Banyak yang berhasil. Ada ya

nolak dengan tegas. Tapi seperti biasa, Fadlan diam.

icara. Suaranya t

bih memilih pengobatan medis. Kami

n mencib

dikejar, gak bisa nunggu datang sambil duduk termangu. Kalau diam aja

a dulu, Ra? Jangan terla

cengkeram rok. Tapi sebelum ia sempat b

an sesuai rekomendasi dokter, Bu

erkejut. Tapi ada sedikit k

Anin belu

ng tua. Anak-anak sekarang memang susah nurut.

ra. Bahkan Pak Arya hanya menunduk, entah malas terliba

ri dan berkata pelan,

kecilnya, lalu berjalan bersama suaminya meninggalkan r

am menerpa wajahnya, tapi tak cukup dingin untuk meredakan panas di dalam dadanya. Ia menatap lurus ke samping, seolah mencob

hnya cepat masuk ke dalam rumah, membiarkan pintu terbuka begitu saja. Fa

kerudungnya dengan kasar. Wajah dan matanya memerah, bukan karena

protes Zahra. Suaranya pelan, tapi

an dan menguncinya. "Aku ng

baik. Dan aku yang harus terus-terusan dijadikan sasaran? Kamu denger

ma nggak pengin ada keributan

begitu, Mas? Lima tahun. Lima tahun aku disindir, dibanding-bandingkan. D

nya mulai meninggi. "Kamu pikir aku nggak

n?" Suara Zahra mulai bergetar karena kemarahan yang tak lagi bisa ditahan. "Aku i

"Aku nggak tahu

ini bukan salah dia.' Sesederhana itu, Fadlan! Tapi kamu nggak pe

hra menggema di antara d

aja,' 'nggak usah dipikirin'. Apa kamu pikir aku ini batu? Aku ini manusia yang punya perasaan? Coba kalau kamu di

"Aku cuma... bingung haru

menatap suaminya lekat-lekat. "Kamu itu laki-laki, Mas. Kamu cuma takut

ang. Tidak a

h suami yang berdiri di sampingku, bukan di belakang ibunya. Bagaimana kal

alkan Fadlan yang berdiri membeku, diliputi

pintu kamar, Zahra just

suami, sebaiknya kita tida

hra

ian dulu, Mas!" p

anya bis

ekosongan. Di balik pintu kamar yang tertutup, Zahra duduk memeluk lutut di sudut ranjang, matanya kosong men

*

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY