img Siapa Yang Menghamili Istriku?  /  Bab 2 Bukan Karma | 28.57%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 2 Bukan Karma

Jumlah Kata:1511    |    Dirilis Pada: 25/06/2025

erti biasa, tapi tanpa percakapan. Hanya suara sendok bertemu piring

mencoba membuka percakapan,

r buat siapa? Buat aku, buat

g tak butuh klarifikasi, yang ia butuhkan adalah keberpihak

bakal belajar buat belain kamu. Aku

tap tajam, tapi kali ini bukan marah.

g paling nyakitin,

n ter

asanya punya suami. Padahal dulu aku nikah karena aku pikir bakal punya partner hidup, bukan seseorang yan

berat. Ada jarak tak kasat mata di antara mereka, dan ia sadar, itu b

ama seperti biasa, tapi tak ada yang terasa seperti biasa. Zahra duduk di jok belakang motor suaminya, namun tak

gatnya emosi yang masih tersisa. Fadlan mencoba beberapa kali membuka percak

dung PT. Mastex, tempat Zahra bekerja, perempuan itu segera bersiap turu

an ringan tapi penuh makna. Bukan isyarat keikhlasan, lebih seperti sisa-sisa

amun dingin. Tak menoleh lagi. Ia hanya menghela napas panjang sebelum kembali menyalakan moto

irannya tidak berada di jalan. Bayangan Zahra yang menjauh tanpa menoleh terus menghantui

ya sambil menggenggam erat stang motor. Jalanan yang bising dan

eperti tertinggal di pelataran kantor Zahra, masih berharap bisa membalikkan waktu semalam.

apan kosongnya langsung disambar su

ruangan sa

, mencoba terlihat tenang meski pik

ak, laporan tender yang kamu kirim kemarin itu salah besar? Harga penawara

emuanya kabur. "Ma, maaf, Pak. Saya... saya kir

nggak bakal kejadian! Kamu tahu berapa mi

karena teguran itu, tapi karena semua ini adalah buntut dari hari-harinya yang p

dan kirim ulang ke klien. Kalau nggak beres, say

ntai. Ia kembali duduk di meja, menatap layar komputer

agal sebagai suami. Gagal sebagai karyawan. Dan sekarang

triku? Bukan. Ini karena

tanpa menekan. Matanya menerawang, menatap sel-sel Excel yang tak lagi bermakna. Dad

ra itu datang dari Reza, teman kerjanya yang terkenal

ela napas, m

ak Hendro ngeluarin jurus jurit malamnya tadi pagi? Santai, bro. Yang penting

nyum tipis tapi hambar. "Ng

is, menyipitkan mata. "Wah, kombinasi komplit. Pekerjaan kacau,

. "Zahra marah besar semalam. Gue... nggak b

n, mencoba memahami. "L

nge

ang kadang susah diatur, tapi istri lu itu satu-satunya orang yang bakala

eza memang kadang suka becanda kelewa

nti jadi penengah yang diam. Kadang, demi kebaikan semua orang, k

a sejak pagi itu, hatinya terasa sedikit lebi

berdiri. "Sambil lu pikirin giman

enyelesaikan semuanya. Tapi setidaknya, itu bisa

itu di t

n, diselingi suara kipas angin langit-langit yang berputar malas. Zahra duduk di ujung meja, membuka kotak m

kotak makan dan sebotol air mineral. "Koso

bahu. "Lagi ngg

knya. "Tumben. Kamu biasanya yang

tersenyum se

otaknya sendiri. Ia menyuapkan sesendok nasi, lalu

agi wajah kamu suram banget.

la kecil di sudut ruangan. Matahari cerah, tapi hatin

rapa kali Zahra mengeluhkan hal serupa, tapi kali ini

rti biasa, mulai lagi sindiran soal belum punya anak. Soal aku yang katanya terlalu sibuk kerja

patinya terasa hangat.

duduk di sebelahku, denger semuanya. Tapi nggak sekal

aan itu. Saat berharap pasangan berdiri melind

hra pelan, "tapi setidaknya, kasih tanda kalau aku nggak s

di atas meja. Hangat dan lembut

'aku capek,' 'Gak mau ribut sama Mama,' Seolah-olah capek

Kadang laki-laki itu lupa, kita juga punya batas. Kita buk

berkaca-kaca. Tapi ia cepat-cepat me

ang sebentar, rumahku selalu terbuka. Malam ini pun bisa

i itu. "Makasih, Sis. Tapi nanti sore aku

Ra. Pokoknya kamu bu

kecil itu, dua perempuan duduk saling memahami, saling mengu

*

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY