m. Di salah satu ruangan VIP, terlihat beberapa orang lel
ak di tengah sofa. Isack duduk
ngar kabar tentang
bulan ini." Isack menyandarkan kepala di sofa. S
memiliki semuanya. Kau bisa dengan mudah mendapatkan perempuan lain. Aku kalau berada di
ck tersenyum tipis. "Tapi
Sia
aan dengan itu kepulan asap rokok
man lagi menawarinya turun ke lantai dasar meni
... sejak kapan aku memberimu izin memanggilku hanya dengan nama kecilku?" ucapan Isack lebih seperti
n sebutan Isack, aku jadi iri. Benarkan, kean? Seingatku sejak di ba
enapa kau pertanyaka
k. "Lalu, kau ingin jadi selirku?" Salah satu alisnya terangkat. "S
... kau pikir aku
senang. "Aku tidak bisa lama-l
... kita sudah l
an bahagia, sepertinya Isack hanya memiliki satu topeng di wajahnya. Data
eet d
Isack menatap layar ponselnya yang berada di atas meja
perempuannya terpampang di layar. "H
agar kau tidak pergi ke mana-mana sampai ayah kembali ke rumah. Dasar! Kau
ah datar, Isack menjawab tanpa b
dansa. Kalau kau mau kau bisa
tahu anak lelaki kesayangannya mengunjungi club
ak bukan anak
hon! Apa kata orang jika sampai mer
a kembali ke rumah. Kau senang sekarang?" Isack kemudian m
lat
rus pergi
Ken
hir ini, gadisku terus menggangguku dari tadi!" Isack merapikan jas yang beranta
mpai membuat Isack tunduk hanya dengan satu perint
ponsel. "Pesawat ayah sudah mendarat dan dia dalam perjalanan menuju ke ruma
. kalian membuang waktuku saja!" ucap Isack, tengah sibuk menyetir mobil
Kak ... aku tak bisa melihat ayah terus-terusan
ngat dengan kekhawatiran Sofia. "Aku mengerti, Sayang
u belakang, di sana dia langsung disambut oleh Sofia yang
danya kalau kau sedang bersiap-siap." Jas dan kemeja yang masih bersih bertengger di lengannya sementara
ack merasa terbantu karena memiliki adik perem
nya makan malam tak akan cukup
emakai jasnya. "Lalu?" Matanya menatap Sofia me
engan seseorang!" Sofia berucap sembari
mata tajam namun bibir tersenyum sinis. "Kau bahkan sudah tahu ap
selain melihatmu menjalani hidup dengan benar, Kak! Sekali ini saja turuti kemauanku." Air mata itu jatuh menetes membasahi pipi Bella yang tertunduk. "Mungkin kau sanggup
sekali melihat Isack bersa
ia tahu penyakit yang diderita oleh adiknya setiap hari semakin parah. Isack menggertakka
li kali dia menolak. Isack menghela nafas lagi dan menghembuskannya perlahan. "T
membulatkan mata, ekspresinya berubah seketika. Dia s
Dan janji, kau ti
ngguk cepat mengiyak
telahnya mereka beriringan melangkah menuju ke ruang keluarga men
ara beberapa ke
uarga, mereka langsung di sambut pelayan rumah
Prhison, membantu Sofia menarik kursi dan
h," ucap Sofia
rsenyum tipis setelahnya kem
g tak terbaca. Meja bundar itu di kelilingi oleh beberapa anggota
perti memberi perintah kepada pelayan
itu aura ayahnya terlihat lebih tenang tak seperti biasa yang selalu marah-marah dan menghardik Kakaknya.
berbincang lama sambil menikmati Wine yan
an rumah, Taun Prhison akhirnya mengajak Isack da
rhison, tak semua orang bisa masuk ke da
bagi mereka berdua bisa masuk
" ucapnya dengan nada berat
g ayah ketika berada di rumah karena pasalnya Tuan Prhison selalu menghabiskan waktunya untuk bekerja se
Ayah sudah harus kembali ke pesawat," jelas Tua
nggoda. Lelaki paruh baya itu selalu memperlakukan Putrinya dengan
senyum ketika melihat Sofia tert
eminta Sofia kembali ke kamarnya, itu menandakan kala
e dalam kamarmu? Ayah ingin bi
aha untuk tetap berada di ruangan itu, sengaja untuk
dengan penekanan, seperti memberi per
lah Sofia menutup pintu, pandangan Tuan Prhison b
aranya berbeda dengan ketika Tu
Ayah lihat," j
ubungan putranya dengan seo
enunggu meski tak ada kepastian dari Chany, membuat Tuan Prhison murka. Terlebih lagi, dalam keluarga Prhison, untuk generasi penerus
nnya dengan buruk namun Isack tetap saja
kembali dari New York besok lusa, perusahaan akan mengadakan pesta yang akan dihadiri tamu dari luar negeri dan rekan bangsawan dari luar kota. Pesta ini untuk keberhasilan kerja sa