ditawarkan Valerie pada
kataku. Suaraku pelan,
an berdesir di
sopan s
saha keras, dan dia
tahu berter
eseorang bertanya, suara mereka
k seperti akan hancur berkeping-keping. Lalu dia kembali menatapku.
gelas dari t
ya lembut. Dia bergerak lebih dekat, menghalan
intaan. Itu ad
ah pukulan yang tepat dan terhitung. "Sayang sekali j
mencintaiku tanpa syarat. Memikirkannya, rapuh
gelas sampanye itu. Aku membawanya ke bibirku dan minum.s mereda. Para tam
skara, untuk gagasan mereka yang menyimpang tentang reuni yang bahagia. Setiap kali, aku dihara
n kecil yang memberi semang
ggalkanku tenggelam dalam lautan sampanye dan senyum palsu. Aku bisa mera
m. Dan a
krab dari tukak lambung yang telah menyiksaku di penjara. Rasa s
najam, memilin me
las terakhir, senyumnya lebar d
uk tertahan keluar dari bibirku. Aku merasakan sesuatu y
ra
pesta terk
u. Dia bergegas ke sisi Valerie, menar
yang membara. Wajah-wajah di sekitarku kabur, suara mer
mpu neon yang menyilaukan. Ba
di ranjang
di kursi dekat jend
ya diwarnai tuduhan. Dia berbalik, d
ncoba membuat keributan?
dalah pertama kalinya kami berbicara, ben
enatapku untuk pertama kalinya. Aku melihat matanya menelusuri sudut tajam rahan
ah melintas di waja
agi," gumamnya, nadanya melembut menjadi nada yang dia gunakan saat dia menjanjikan dunia. "Kita akan pergi ke
dah tentang masa depan yan
u tidak peduli tentang rumah itu. H
ku. "Bagaima
monolog tentang masa depan kami, dan aku
k saja," katanya, se
ya bergetar. Dia melir
rihatinan. "Aku harus pergi. Valerie se
pintu tanpa meno
Dan aku? Aku hanyalah propert
ari bibirku. Dia bahkan tidak