img Gairah Liar Isteriku  /  Bab 1 Batal Selingkuh | 1.75%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca
Gairah Liar Isteriku

Gairah Liar Isteriku

img img img

Bab 1 Batal Selingkuh

Jumlah Kata:3363    |    Dirilis Pada: 08/10/2025

tangan terampil, ia menyisir rambut panjangnya, menyiapkan diri untuk menghabiskan malam yang dijanjikan penuh petualangan. Akan tetapi, sorot matanya

, sayang? A

etaran dan bayangan-bayabgan sensasi yang mendebarkan dari situa

bar malam ini kita akan kembali bertemu," gumam Nara dengan hati

n, Nara bahkan bisa membayangkan setiap sentuhan mema

i atas tempat tidur, yang tak pernah ia d

ncur seketika saat suara Rama, suaminy

dengan nada datar dan dibalut

n kegelisahan yang mulai mengintai. Ia berjalan ke

tanyanya seolah

ahnya menyiratkan rasa tidak senang. "Kamu mau ke mana, malam-malam begini dengan pen

butuh waktu untuk bertemu teman-teman. Lagipula kamu sibuk terus denga

beberapa inci dari ponsel yang tergeletak di sana. Panda

pan kamu punya 'teman' yang aku nggak tahu?"

h goyah. Jika ia menunjukkan rasa takut, Rama akan m

dengan nada mengeluh, "Aku hanya butuh waktu unt

awa yang penuh kebencian. "Kamu pikir aku bodoh,

ri meja rias. Gerakannya begitu cepat h

Jangan Rama!" serunya, tapi Rama sudah melangkah mundur,

rka segera m

ar 305, ya. Jangan

g

tis. Matanya yang sebelumnya gelap kini seperti api yang menyala-nyala. Ia mengangkat ponsel itu tinggi-tinggi dan memban

305?! Kamu mau ngapain di sana?!" Ben

Rama! Aku bisa jelaskan!" Nara mencob

ke dinding. "Kau SELINGKUH, kan?! Aku sudah lama mencium bau busuk ini, tapi aku terla

mu terlalu berlebihan!" potong Na

otel?! Jangan bodohi aku, Nara!" Rama semakin

ukan karena merasa bersalah,

rti aku. Kamu selalu sibuk dengan pekerjaan, nggak pernah p

da getir. "Aku banting tulang kerja buat apa? Supaya kamu b

sendirian selama ini!" balas Nara dengan emosi. "Aku hanya men

Ia menggebrak meja rias hingga segala benda di atasnya terjatuh. Botol parfum, si

segalanya! Jadi ini balasannya?!" teriak Rama lagi, su

amu nggak pernah hadir untukku. Kam

ada untuk kamu, untuk rumah ini, untuk hidup kita! Dan sekarang aku tahu, semua itu sia-sia!

ras. Tapi ia tidak mau kalah. Ia menggenggam ujun

salah siapa, Rama? Kam

a yang getir m

himu? Salah karena aku terlalu percaya sama wanita

a saat Rama keluar, kemudian ia membalikkan tubuhnya dan ..., "Aku nggak p

dengan keras, suaranya

terduduk di lantai, menatap kosong pada layar ponsel yang ki

gaunnya yang kini kusut karena diri

sekali

di kamar, mencoba memahami apa yang sebenarnya salah dengan dirinya. Bukannya menyes

nya. Dengan perasaan yang benar-benar kacau

s? Ha-ha-ha..." Suara yang tak asing baginya t

a tahu kalau aku sedang ada masalah? Atau... argh!" gumamnya, frustrasi. Kepalany

intu. Jantungnya kembali berdegup kencang. Apakah itu Rama? Apakah ia

tangan terampil, ia menyisir rambut panjangnya, menyiapkan diri untuk menghabiskan malam yang dijanjikan penuh petualangan. Akan tetapi, sorot matanya

, sayang? A

etaran dan bayangan-bayabgan sensasi yang mendebarkan dari situa

bar malam ini kita akan kembali bertemu," gumam Nara dengan hati

n, Nara bahkan bisa membayangkan setiap sentuhan mema

i atas tempat tidur, yang tak pernah ia d

ncur seketika saat suara Rama, suaminy

dengan nada datar dan dibalut

n kegelisahan yang mulai mengintai. Ia berjalan ke

tanyanya seolah

ahnya menyiratkan rasa tidak senang. "Kamu mau ke mana, malam-malam begini dengan pen

butuh waktu untuk bertemu teman-teman. Lagipula kamu sibuk terus denga

beberapa inci dari ponsel yang tergeletak di sana. Panda

pan kamu punya 'teman' yang aku nggak tahu?"

h goyah. Jika ia menunjukkan rasa takut, Rama akan m

dengan nada mengeluh, "Aku hanya butuh waktu unt

awa yang penuh kebencian. "Kamu pikir aku bodoh,

ri meja rias. Gerakannya begitu cepat h

Jangan Rama!" serunya, tapi Rama sudah melangkah mundur,

rka segera m

ar 305, ya. Jangan

g

tis. Matanya yang sebelumnya gelap kini seperti api yang menyala-nyala. Ia mengangkat ponsel itu tinggi-tinggi dan memban

305?! Kamu mau ngapain di sana?!" Ben

Rama! Aku bisa jelaskan!" Nara mencob

ke dinding. "Kau SELINGKUH, kan?! Aku sudah lama mencium bau busuk ini, tapi aku terla

mu terlalu berlebihan!" potong Na

otel?! Jangan bodohi aku, Nara!" Rama semakin

ukan karena merasa bersalah,

rti aku. Kamu selalu sibuk dengan pekerjaan, nggak pernah p

da getir. "Aku banting tulang kerja buat apa? Supaya kamu b

sendirian selama ini!" balas Nara dengan emosi. "Aku hanya men

Ia menggebrak meja rias hingga segala benda di atasnya terjatuh. Botol parfum, si

segalanya! Jadi ini balasannya?!" teriak Rama lagi, su

amu nggak pernah hadir untukku. Kam

ada untuk kamu, untuk rumah ini, untuk hidup kita! Dan sekarang aku tahu, semua itu sia-sia!

ras. Tapi ia tidak mau kalah. Ia menggenggam ujun

salah siapa, Rama? Kam

a yang getir m

himu? Salah karena aku terlalu percaya sama wanita

a saat Rama keluar, kemudian ia membalikkan tubuhnya dan ..., "Aku nggak p

dengan keras, suaranya

terduduk di lantai, menatap kosong pada layar ponsel yang ki

gaunnya yang kini kusut karena diri

sekali

di kamar, mencoba memahami apa yang sebenarnya salah dengan dirinya. Bukannya menyes

nya. Dengan perasaan yang benar-benar kacau

s? Ha-ha-ha..." Suara yang tak asing baginya t

a tahu kalau aku sedang ada masalah? Atau... argh!" gumamnya, frustrasi. Kepalany

intu. Jantungnya kembali berdegup kencang. Apakah itu Rama? Apakah ia

tangan terampil, ia menyisir rambut panjangnya, menyiapkan diri untuk menghabiskan malam yang dijanjikan penuh petualangan. Akan tetapi, sorot matanya

, sayang? A

etaran dan bayangan-bayabgan sensasi yang mendebarkan dari situa

bar malam ini kita akan kembali bertemu," gumam Nara dengan hati

n, Nara bahkan bisa membayangkan setiap sentuhan mema

i atas tempat tidur, yang tak pernah ia d

ncur seketika saat suara Rama, suaminy

dengan nada datar dan dibalut

n kegelisahan yang mulai mengintai. Ia berjalan ke

tanyanya seolah

ahnya menyiratkan rasa tidak senang. "Kamu mau ke mana, malam-malam begini dengan pen

butuh waktu untuk bertemu teman-teman. Lagipula kamu sibuk terus denga

beberapa inci dari ponsel yang tergeletak di sana. Panda

pan kamu punya 'teman' yang aku nggak tahu?"

h goyah. Jika ia menunjukkan rasa takut, Rama akan m

dengan nada mengeluh, "Aku hanya butuh waktu unt

awa yang penuh kebencian. "Kamu pikir aku bodoh,

ri meja rias. Gerakannya begitu cepat h

Jangan Rama!" serunya, tapi Rama sudah melangkah mundur,

rka segera m

ar 305, ya. Jangan

g

tis. Matanya yang sebelumnya gelap kini seperti api yang menyala-nyala. Ia mengangkat ponsel itu tinggi-tinggi dan memban

305?! Kamu mau ngapain di sana?!" Ben

Rama! Aku bisa jelaskan!" Nara mencob

ke dinding. "Kau SELINGKUH, kan?! Aku sudah lama mencium bau busuk ini, tapi aku terla

mu terlalu berlebihan!" potong Na

otel?! Jangan bodohi aku, Nara!" Rama semakin

ukan karena merasa bersalah,

rti aku. Kamu selalu sibuk dengan pekerjaan, nggak pernah p

da getir. "Aku banting tulang kerja buat apa? Supaya kamu b

sendirian selama ini!" balas Nara dengan emosi. "Aku hanya men

Ia menggebrak meja rias hingga segala benda di atasnya terjatuh. Botol parfum, si

segalanya! Jadi ini balasannya?!" teriak Rama lagi, su

amu nggak pernah hadir untukku. Kam

ada untuk kamu, untuk rumah ini, untuk hidup kita! Dan sekarang aku tahu, semua itu sia-sia!

ras. Tapi ia tidak mau kalah. Ia menggenggam ujun

salah siapa, Rama? Kam

a yang getir m

himu? Salah karena aku terlalu percaya sama wanita

a saat Rama keluar, kemudian ia membalikkan tubuhnya dan ..., "Aku nggak p

dengan keras, suaranya

terduduk di lantai, menatap kosong pada layar ponsel yang ki

gaunnya yang kini kusut karena diri

sekali

di kamar, mencoba memahami apa yang sebenarnya salah dengan dirinya. Bukannya menyes

nya. Dengan perasaan yang benar-benar kacau

s? Ha-ha-ha..." Suara yang tak asing baginya t

a tahu kalau aku sedang ada masalah? Atau... argh!" gumamnya, frustrasi. Kepalany

intu. Jantungnya kembali berdegup kencang. Apakah itu Rama? Apakah ia

img

Konten

Bab 1 Batal Selingkuh Bab 2 Bayang-Bayang Sahabat Bab 3 Jejak-Jejak Arka Bab 4 Gairah Dari Masa Lalu Bab 5 Ternyata Dia Bab 6
Bab 7 Kau Gila, Reno
Bab 8 Jika Suamiku Tahu, Matilah Kita
Bab 9 Murka
Bab 10 Pergi Kamu, Bajingan
Bab 11 Kamu Sama Saja Dengan Pria Lainnya, tolol
Bab 12 Buka Pintunya, Atau...
Bab 13 Wajahnya Terkubur
Bab 14 Kalian Telah Menandatangani Surat Kematian Kalian Sendiri
Bab 15 Firasat Buruk
Bab 16 Reno Tumbang Juga
Bab 17 Ambil Sendiri
Bab 18 Hanya Nara Yang Mengetuk Pintu
Bab 19 Tubuh Molek
Bab 20 Kamu Menginginkan Ini, Buan
Bab 21 Kita Lanjutkan Di Luar Jam Kantor Saja, Pak
Bab 22 Libido
Bab 23 Aku Akan Menunggumu, Rama,
Bab 24 Dapatkan Kartu As-nya
Bab 25 Two in One
Bab 26 Berubah
Bab 27 Lelaki Mana Yang Menolak Kemolekan Tubuhmu
Bab 28 Miliki Aku, Rama
Bab 29 Buih-Buih Cinta
Bab 30 Dendam Soraya
Bab 31 Ini Bukan Kebetulan
Bab 32 Bukti Yang Hilang
Bab 33 Open The Fuc-ing Door
Bab 34 Sebentar Lagi Kamu Akan Tahu, Nara
Bab 35 Saatnya Berburu
Bab 36 Nara Panik
Bab 37 Semuanya Seperti Sedang Tidak Tepat
Bab 38 Penculikan Nara
Bab 39 Kecurigaan Reno
Bab 40 Mencari Alasan
Bab 41 Semuanya Tampak Tenang di Permukaan
Bab 42 Mereka di Tempat Yang Sama
Bab 43 Misteri Tujuan Dita
Bab 44 Kamar 715
Bab 45 Terbitlah Kegilaan
Bab 46 Kegilaan Karena Cinta
Bab 47 Dita dan Soraya Bersekongkol
Bab 48 Aku Harus Menyelesaikannya...
Bab 49 Kau Tidak Akan Lolos
Bab 50 Pengkhianatan
Bab 51 Siapa Mereka
Bab 52 Berbalik Arah
Bab 53 Tragis
Bab 54 Rencana Kecil Rama
Bab 55 Kerja Bagus
Bab 56 Siapa Yang Merencanakan
Bab 57 Puzzle
img
  /  1
img
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY