tu sirna ketika perempuan tua itu t
an masuk! Bibi sudah menu
at terlalu lama berada di teras rumah. Setelah aku memasuki rum
"Kenalkan, saya Bi Sari. Saya yang meraw
i sudah denga
menyuruhku duduk di kursi berbaha
duduk, N
ah ini. Kalau Nak Aldi membutuh
rimakasih," j
i Mbah dulu ya, sekalian Bibi ambilkan minum." Uca
lihat rumah tua seperti museum penin
angat terawat, disimpan dengan rapi di lemari berbahan kayu jati yang kokoh. Tak ada satu pun
warna merah menyala. Lukisan seorang gadis muda yang cantik, matanya bersinar seperti memandang ke arahk
arahku. Aku memejamkan mataku segera, berh
jutnya aku yang tiba-tiba berada di
aku?" g
a pohon-pohon karet yang tinggi me
napa aku berada di tempat in
sedang bersenda gurau. Seketika aku merasa lega, ternyata ada orang lain selain aku di sin
mber suara itu. Saat tawa itu sudah mulai terdengar semakin
dengar suara tawa yang telah berubah menjadi tangisan. Di mana aku sebenarnya? Aku
h berada di hadapanku. Rambut panjangnya menutupi sebagian
ngar dia berkata deng
*
a
seperti ada yang memukulku berulang kali. Aku melihat seke
h bilang, jangan ke mana-mana!" uc
u sedang melihat sebuah lukisan gadis muda, lalu aku tiba-tiba berada di s
anggil saja Mbah Atmo," ucap M
h Atmo padaku. Segelas air putih diberikan Bi Sari padaku. Dengan waja
, "Tidak usah bingung begitu.
ada sesuatu yang belum aku ketahui te
menyuruh Bi Sari segera membawaku ke ka
gai tanaman hias yang sengaja disimpan untuk mempercantik suasana taman. Kebetulan, kamarku
angan yang asri dengan jendela menghadap ke sebuah perkebunan m
anya pada Bi Sari, "Maaf, Bi. Kalau bo
"Itu lukisan anak Bibi, namanya Bulan. Dia suda
tanya yang telah memiliki kantung mata yang dalam. Kemudian Bi Sari mulai berce
misterius. Badannya sering kali menggigil tanpa ada penyebab. Saat malam tiba, Bulan sering b
a tumbuh menjadi gadis yang cantik jelita dan ceria. Para pem
itu masih belia. Bulan masih senang bermain dengan teman-teman s
wayangnya. Tentu saja, Bi Sari dan Mbah Atmo meminta pendapat Bulan terlebih dahulu. Masih dengan pendiri
ria itu, Bulan mengalami sakit yang misterius setelah kejadian itu. Sehingga setahun setelah
desa ini masih ada orang yang melakukan perbuatan keji seperti itu. Bi Sari bilang, dia tidak ingin berprasangka buruk.
*
tu jendela kamarku. Burung berkicau riang, matahari mulai menu
nuju ke dapur. Perutku rasanya sangat lapar s
dari belakang. Segera kutengok dengan perasaa
upanya, dia terus memperhatikanku dari jauh. Kupercepat langkahku
i Sari telah meninggalkan sepucuk surat di atas meja
n sarapan untuk Nak Aldi. Kalau Nak Aldi butuh sesuatu, Bibi sudah me
apa itu?

GOOGLE PLAY