t aku melihat darah mengalir di wajah Baskara. Dia terhuyung-huyung, tetap
nnya di pipinya. "Aku sampai di sini," katanya, dengan
tiran itu mati, digantikan oleh r
longsoran kenangan
tu sakit, tangisannya semakin lemah di kursi belakang. Aku sedang men
Eva. Bunga bilang ada pria yang mengikutinya.
. Putra kami meninggal dalam pelukanku satu jam ke
yelamatkanku. Dia kehilangan kedua kakinya. Rasa bersalah karena itu telah mengikatku padanya. Dia menggunakan kursi rodanya seperti singgasana kemartiran, sebuah tuduhan diam ya
arah karena luka dangkal, meng
njijikkan hingga memb
teriakan lain meme
orongku ke samping, membuatku tersandung dan jatuh. Lenganku yang pat
a, menamparku dengan keras. Lalu lagi.
i perhatian yang lembut saat dia dengan hati-hati
askara, matanya tertuju pa
tetes air mata mengalir di pip
ku tahu," bujuknya, menarik Bunga ke dalam p
diriku untuk bangkit, mengabaikan denyutan di lenganku, dan bersiap untuk
penuh kemenangan. Dia memegang lengan Baskara seperti sebua
epan Bunga. Itu adalah gerakan kecil yang tidak disadari, tetapi itu berbicara banyak. Setelah se
ku menatap mata
," kataku, suaraku datar. "Dan
g. "Apa yang kau bi
nvestor kunci yang akan diajak kerja sama oleh ayahnya, sebuah kesepakatan yang, dalam kehidupan pertama kami, telah membuat Aditama Group bangkrut. Dan angka
ku yang pertama untuk digali demi mencoba menyelamatkan perusahaan kami, in
" bisiknya, su
ih untuk batu di kepalamu," kataku din
n hanya tentang perusahaan. Dia akhirnya, benar-benar mengerti. Bukan ka
ya ingi
 GOOGLE PLAY
 GOOGLE PLAY