/0/29125/coverbig.jpg?v=20251029165515)
ih yang suci, ditakdirkan untuk menjadi Luna bagi kawanan kam
ahun: sebuah keluarga lain, dengan seorang
ak mereka taman hiburan yang selama ini kumohonkan. Orang tuaku sendiri terlibat di
ku di hari ulang tahunku agar aku ter
lah pengganti sementara dengan darah yang tepat, sebuah alat yan
belas, aku meminum teh beracun yang diberikan ibuk
giriman istimewa ke pesta putra mereka-seb
a
RA
anfaatin ka
di dadanya. Dia menyibakkan sehelai rambut merah menyalanya
t ini adalah tanah netral, salah satu dari sedikit tempat yang menyambut manusia serigala tanpa membuat kami merasa sepert
yang kuinginkan. Aku menggenggam cangkir h
ia kawanan. Tuduhan yang bisa membuatmu diasingkan, atau lebih buruk lagi. Dan apa yang terja
yang tak pernah benar-benar pudar. "Orang tuaku... Alpha Kaelan... m
keturunanku. Mereka bilang aku adalah putri mereka yang telah lama hilang, pewaris garis keturunan Serigala Putih yang suci. Dan Kaelan... dia adalah pasanganku. Alpha dari kawanan kami. Belahan jiwaku
serigala paling beru
Rania," aku mengalihkan pembicaraan, secercah hara
tahu. Aku nggak sabar melihat wujud
gin ada telinga usil yang mendengar. Sebaliknya, aku menjangkau melalui koneksi khusus yang dimiliki semua
imkan padanya, kata-kata itu terbentuk di benaknya seolah-olah itu adalah pi
engar skeptis. *Dan apa
ikiranku. Suara itu dalam, kuat, dan dibalut otori
la
lonjak. Dia
hangatan menyebar di seluruh tubuhku, efek
Aku ada rapat penting kawanan. Tet
ukan permintaan. Itu adalah perintah yang ditenun dengan sihir, memaksa kepatuhan. Bahuku lan
mbali, mencoba menyem
i seberang meja. "Jangan biarkan dia begitu. Temui dia. Bawakan kopi kesukaannya. K
r. Aku adalah pasangannya, calo
sebuah nampan karton dengan dua cangkir kopi di tanganku. Gedung ini adalah wajah manusia dari kawan
tapi kaku. "Maaf, Nona Elara. Alpha Kaelan sedang tidak di tempat. Beliau ada janji di
ikat perutku. Galeri pribadi? Itu t
ri itu adalah bangunan modern yang ramping dengan jendela-jendela kaca
lah aku mel
h Safira, rambut gelapnya berkilau di bawah lampu galeri. Di antara mereka, memegang kedua tangan mereka, ada seoran
k seperti se
tubuhku menjadi dingin. I
n yang sudah bertahun-tahun tidak kulihat. Dia menciumnya. Bukan ciuman singkat. Itu adalah ciuman y
u. Rasanya seperti esensiku terkoyak menjadi dua. Ikatan p
an untuk tahu. Aku merayap lebih dekat ke jendela, bersembunyi d
lang tahun Leo?" Safira berkata, suaranya men
n Leo. Tam
aelan, mengacak-acak rambut anak
g tahun Leo sama deng
am. "Bagaimana dengan anak pungut kec
h kudengar. "Elara? Dia begitu bersyukur punya keluarg
dalam pikiranku, sebuah intrusi yang santai
ai. Lelah sekali. Memi
begitu santai, tidak menghancurkan hatiku. Itu menghancurkannya menjadi jut
berakhir. Dan aku su
 GOOGLE PLAY
 GOOGLE PLAY