andang

menang. Dia mengetukkan kuku yang terawat sempu

yang membuat keributan di sini. K

publik dibandingkan dengan koneksi intim yang kubagi dengan Vince

Sebuah kehadiran yang kukenal,

k yang berat

luet di ambang pintu. Dia setampan hari pertama aku bertemu dengannya, bahunya yang leba

a mataku. Aku melihat keterkejutan berkedip di kedalamannya, kepanikan sing

begitu lengkap hingga menakutkan. Dia menatapku, pada

a dan berpegangan pada lengannya. "Wanita gila ini,

rna, terisak di jas mahalnya. "Ayah, d

n itu, melihat Alpha mer

ng gila,

ksa masuk

sal dari kawanan

dalah suara seorang hakim yang menjatuhkan hukuman. Itu bukan nada hangat dan penuh kasih yang d

atanya, setiap kata adalah se

u di depan orang lain adalah salah satu dosa terbesar, luka yang memotong lebih dalam dari pukulan fisik

minta maaf, Ayah!" tuntut

an kecil yang nyaris tak terlihat kepada dua Prajurit

anya tidak dapat disangkal, kekuatan yang dirancang untuk

rah para Alpha dan Luna yang membentang kembali ke Dewi Bulan s

mbiarkan me

i besi. Mereka memaksaku berlutut di lantai yang dingin dan keras.

ja guru. Itu adalah penggaris tua yang beror

hat. "Ini karena me

itu tinggi-tinggi dan men

lan; itu adalah siksaan. Pukulan lain, dan lainnya. Masing-masing mengirimkan sentakan pen

njol di tinjunya yang terkepal. Aku melihat otot berkedut di rahangnya. Melalui ikatan kami yang rusak, aku bisa merasa

Dia berdiri dan menonton saat pasangannya dip

tai yang dipoles. Aku mengangkat kepalaku, rambutku me

senyum berdar

menolak Luna-mu," desahku

hi udara. Deru rendah dan dalam yang semakin keras dengan

WUNG

ku, melihat ke ar

engan cahaya putih yang menyilaukan. Tali-tali turun dari pintu mereka yang terbuka, da

mengenakan lencana Dewan Agung Manusia Serigala, menyerb

sung ke arahku. Dia mengabaikan sang Alpha, para pengganggu, semua orang. Dia berhenti di depan

ngan otoritas. "Sumpah Rembulan Perak telah dijaw

i sunyi senyap. Kekuat