/0/29173/coverbig.jpg?v=1dcb4e2f61ac8c9239f0cd7c6807ea17)
aku menggunakan pengaruhku untuk mengangkatnya dari seorang prajurit rendahan menjadi Gam
anggilnya melalui ikat batin kami saat mereka menodongkan pisau perak ke leherku, tapi dia tidak pern
i depan umum sebelum menamparku. Setelah aku mengucapkan kata-kata penola
aran, menyayatku dengan perak, dan membiarkanku terikat di pilar batu dalam ke
a mengerti. Dia tidak pernah mencintaiku; dia h
nsiliasi akbar kami. Dia menonton dari barisan depan saat aku berjalan menyusuri altar, memunggunginya, dan meletakkan tanganku
a
A P
pinus dan tanah basah yang familier, melekat di kulitku seperti kulit kedua. Aroma y
tin. Ikat Batin adalah benang tak terlihat yang menghubungkan semua anggota kawanan, cara untuk berbicara
ung pada Alpha Robert Adiwijaya, ayahku. "Aku setuju dengan al
mengalir kembali melalui ikatan itu. "Apa kau yakin, seriga
ranku. Aku tidak memberitahunya alasan sebenarnya. Aku tidak memb
ya. Tetesan air menempel di dada bidangnya yang kokoh. Dia begitu tampan, dan pemandangan
ngnya di leherku, aroma familiernya meresap ke kulitku, sebuah klaim posesif yang
nya, suaranya rendah berge
tunya naik dari seorang prajurit biasa menjadi Gamma kawanan, orang ketiga dalam komando. Dia adalah Pasanga
ar-bena
erigala tanpa kawanan yang hidup dengan kebrutalan. Mereka menyeretku ke kamp mereka yang kotor
erorku begitu mentah dan berdarah. "Para
ni
terasa licin dan menjijikkan di benakku. "Dia
sil melarikan diri sendiri, sebuah pelarian putus asa dan berdarah yang berakhir dengan aku didorong
a. Lucian tidak sedang dalam misi. Dia tidak sedang tidur. Dia menghabiskan sepanjang malam bersama sa
abu. Satu-satunya hal yang mekar di tempatnya adal
idak merasakan apa-apa. Tepat saat lidahnya menelusuri bibirku, secercah pikiran menyentuh benakku. It
ng? Kurasa ada Rogue di l
harus pergi," katanya, sudah mengayunkan k
ngenakan jins dan kemejanya. Dia sudah
membisikkan kata-kata itu ke ruang di an
k butuh k
ggungnya menghada
selicin kaca. "Pergilah. Kawa
i klik tertutup, a
uti dia," kukirim pesan ke salah satu praju
nstan. "Baik
ponselku bergetar. Sebuah file vid
dang menekan Elara ke sebatang pohon di tepi hutan. Bibirnya ada di bibir Elara. Tapi kata-kat
ah suci yang sama yang pernah dia ucapkan padaku, janji yang h
. Pakaiannya, buku-bukunya, patung serigala kayu bodoh yang dia ukir untukku pada ulang tahun pertama kami. Aku ingat bagaimana aku telah melawan
hanyalah api balas dendam. Dan aku akan membi
 
 
 GOOGLE PLAY
 GOOGLE PLAY