img Rahasia Kelam Suamiku  /  Bab 1 | 10.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca
Rahasia Kelam Suamiku

Rahasia Kelam Suamiku

Penulis: Gavin
img img img

Bab 1

Jumlah Kata:1360    |    Dirilis Pada: 29/10/2025

di Puncak untuk akhir pekan, katanya untu

dua orang tuaku. Mereka sedang menimang seorang anak laki-laki kecil di pangkuan

menatap Annisa dengan tatapan penuh cinta yang belum pernah sekalipun ia tunjukkan padaku. Seluruh lima tahun pernikahanku ha

raktis". Lalu dia mengungkapkan rencana terakhir mereka: mereka sudah mengatur untuk

tepi jalan raya, hidupku hancur lebur. Tanpa tempat lain untuk dituju, aku membuat panggi

a

ur lima tahun, dan kebohon

enangkan, malam ini terasa memuakkan, pekat dengan bau hujan dan tipu daya. Gerimis halus menempel di kulitku, meresap ke dalam gaun tipis yang kuken

ra yang tidak pernah kudengar selama setengah dekade, kepalanya mendongak saat menatap suamiku. Baskaraku. Dia tersenyum padanya, ekspresi lembut dan penuh kasih yang s

bersinar dengan kebahagiaan yang tidak pernah bisa kubangkitkan. Ayahku berdiri di samping

," kata Ibuku, suaranya terdengar

nya seperti gema hantu dari kehidupan yang kukira sudah te

Kami mengadakan pemakaman. Aku menghabiskan berbulan-bulan menghibur Baskara yang hancur, menopang or

Suara Ayah terdengar rendah, diwarnai denga

rlalu sibuk memainkan perannya sebagai istri yang berbakti dan berduka, dia tidak akan menyadari kebenaran

tangan ke mulutku. Dunia terasa miring, tanaman melati seolah meliuk dan membeli

umit, dengan dua mata safir kecil. Liontin nenekku. Ibuku pernah memberitahuku, dengan berlinang air mata, bahwa liontin itu hilang dalam perampokan bertahun-ta

ruh hidupku, sebuah sandiwara panggung yang dibangun dengan cermat untuk membuatku sibuk, untuk mengendalik

anak perempuan. Aku hanyalah

mbakar habis keterkejutanku.

anah yang lembut dan basah. Sebuah ranting patah di bawah t

hku. Senyum Baskara lenyap, digantikan ol

alui taman, duri-duri menyangkut di gaunku, daun-daun basah menampar wajahku. Aku tidak tahu ke mana aku pe

at tangan Baskara mencengkeram lenganku, cengkeramannya s

kemarahan, tidak ada kepanikan. Hanya sebuah kepastian yang dingin da

mua!" Kata-kata itu keluar dari

roma parfumnya, aroma yang dulu kuhubungkan dengan kenyamanan, kini berbau seperti pemb

Aku menancapkan tumitku, jantungku berdeba

Surat-suratnya sudah diurus. Dr. Handoko sudah mengamatimu selama berbulan-bulan. 'Kesedihanmu yang mendalam,' 'ketida

Ini adalah pelarian dari sangkar yang telah mereka bangun di sekelilingku selama bertahun-tahun. Mereka tidak akan hanya membuangku

sepatu kulit mahalnya, dan ketika dia mengerang kesakitan, cengkeramannya mengendur sepersekian detik, aku menye

, mendarat di sebuah jeriken bensin merah di sebelah mesin pemotong rumput. Sebuah

udut. Aku tidak membiarkan diriku berpikir. Aku menemukan sekotak korek api di meja kerja yang berdeb

ap mulai mengepul, tebal dan tajam. Aku tidak menunggu untuk melihat lebih banyak. Aku lari keluar pint

kan, tangisan panik pertama saat mereka melihat asap. Aku tidak menoleh ke belakang. Aku hanya berlari, paru-paruku terbakar, ka

i karena kedinginan dan teror. Tasku. Aku masih memegang tas malam kecilku di tangan. Ponselku

lu, sebuah kartu hitam ramping dengan nama timbul berwarna perak. Julian Adiwijaya. Saingan bisnis terbesarnya. Satu-satunya pria yang

nnya, ibu jariku melayang di atas angka-angka. Ini gila. Dia tidak akan membantuku. Kenapa dia mau?

r itu. Berdering

ab, dalam dan sedin

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY