img Luka Seorang Istri  /  Bab 3 di Balik Sikap Dinginnya | 5.08%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 3 di Balik Sikap Dinginnya

Jumlah Kata:1026    |    Dirilis Pada: 07/12/2021

ak salat?

a, Ibu

ah sala

iap kali diminta ibadah alasannya banyak. Aku menatap lembut, tanpa bica

di, kotor, bau masa

boleh, kalau waktun

bisa begitu, engg

u

ib Lang, sudah ya, Ib

amu sal

e kamar du

oh, masa salat saja h

salat di

jadi bisa kupastikan dia tak salat kali ini. Sedih jika memikirkan keluargaku, mereka jauh dari agama, ditambah lagi Dilra yang malah meminjam uang ke bank keliling susah sekali menasiha

mandi du

ang,” jawabnya d

. Seumuran Mia seharusnya sudah mengerti tentang kewajiban

npa dosa. Kami semua berkumpul dalam satu meja, saat Azan berkumandang

a menengok, tapi kulihat dia mem

lama Dilra duduk bergabung dengan kami. Dia dengan cepat mengambil nas

sa anakmu udah masuk mag

eranjang goyang bayi ke dekat meja makan. Ketika Dilra baru duduk Ibu malah meminta untuk mengangkat bayinya. Katanya bayi enggak boleh ditinggal pas

yang merengut, seakan kembali bers

unya diberi ASI bentar juga diam.” Saat itu Dilra memili

sudah enggak u

-endap aku mengikuti Dilra. Dia masuk ke area dapur kotor, menuangkan nasi dari penanak nasi otomatis, lalu

gan posisi duduk di lantai dapur tanpa alas sembari menggendong Dion. Sesekali Dion menangis, tapi dia cepat menenangkannya dengan Asi. Setelah itu Dilra kembali makan, tapi entah kenapa dia tiba-tiba mengunyah dengan sedikit pelan. Tidak lagi buru-buru seperti awalnya. Bisa kulihat dari sini air matanya tiba-tiba saja keluar. Pandangan Dilra masih lurus ke depan. Semakin lama di

stri dari pada b

t sekali membayangkan kalau itu jadi nyata. Melihatmu terpuruk saja sudah seperih ini. Aku benar-benar

n dia menghentikan isaknya, tapi tetap tertundu

yang gen

sama terkejutnya denganku. Apa Dilra tak sadar. Dia berteriak tiba-tiba dengan sangat kencang. S

pa?” k

a mau am

gak

siatif memindahkan bayinya padaku, hanya menatap lekat tanpa satu patah kata pun terucap

ja. Dilra tampak menghembuskan nafasnya pelan, terlihat sekali dia berupaya menetralkan semua sakit yang mendera

nanti biar Dilra bere

ng berantakan,” tambahnya lagi. Aku masih diam m

rang bingung?” Sejenak kucuri pandang deng

u salat saja sana,

masih menyusui Dion sambil menimangnya. Sedang aku memutuskan mencari sapu, membersihkan bekas nasi Dilra yang berantakan. Melihatku menyapu lantai, perempuan itu hanya menatap datar, tan

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY