img Luka Seorang Istri  /  Bab 4 Surgamu Ada di Sana Bukan | 6.78%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 4 Surgamu Ada di Sana Bukan

Jumlah Kata:1102    |    Dirilis Pada: 07/12/2021

tapi lain kali enggak usah,” katanya seraya berjalan meninggalkanku sendiri di dapur. Sungguh bagaimana bisa dia bicara seperti itu padaku, kenapa menghadapi wanita serumit ini, aku hanya berniat

u ke mana, apa saja yang dia lakukan dari tadi

ini. Dion juga tadi rewel, kasiha

i piring be

h tumpah soalnya Dion enggak bi

Bapa kamu cuci piring kami, haram hu

kan aku yang cuci bukan Ibu, jangan

ati susah, na

nah Ibu sudah

ibu

salat

gaimana menyuruh keluargaku untuk ibadah. Ibuku sudah tak lagi muda tapi seolah dia akan hidup selamanya. Tidak pernah ingat akhirat juga enggan di i

ni tangga. Wajahnya tampak masam. Sedang dari atas tampak Dilra masih berdiri di ambang pintu kamar kami. Begitu aku men

ibu ke sini

ilang jang

ab, tapi sudah kutebak pasti Ibu menegurnya kare

kamu

, berhenti bikin hidupku

istriku. Dion juga anakku,

sah ya enggak usah

mu apa Mas, serba

kami. Andai Dion tak ada. Entah apa jadinya kamar ini. Tak ayalnya macam area pemakaman, sepi dan sunyi. Sudah lama sekali kami tak terlibat dalam obrolan santai, nada bicara Dilra yang makin hari makin ac

ya dengan alasan lain. Mengocok arisannya memang sebentar tapi bergosip

n.” Kuputuskan kembali ke kamar, tiba-tiba saj

ya

sendiri eng

ak ap

ya nant

ulai tak suka, salah lagi, niat hati ingin berbaikan

at balkon rumah kami masih gelap, mungkin Dilra lupa menyalakan. Begitu mendekat ke skalar lampu, tampak bayangan hitam di ujung tembok, seperti orang yang tengah mengintip. Aku mendekat dengan mengendap-endap, da

reka sampai terdengar ke atas sini, tapi kenapa dengan Dilra yang justru terisak. Apa lagi Ibu, bisa kudengar tawanya paling keras di antara yang lain. Sementara itu, Dilra justru mak

” tanyaku, dengan cepat Dilra

ih terlihat gelagapan, mungkin tak

abung?” Dilra mala

striku. Saat sendiri dia terlihat begitu rapuh, tapi saat kudekati dia bagai bunga mawar yang berduri. Nyatanya

kali ini, bukankah hampir semua perempuan memang suka kelembutan, kuraih

lenganku, lalu setelahnya pergi begitu saja. Bisakah dia sopan sedikit. Ak

Aku tak peduli. Dilra sudah lebih dulu masuk kamar, rupanya dia menungguku. Terbukti saat masuk kamar dia sudah berdiri bers

bu. Barangnya enggak dapat, yang ada malah

boleh enggak menghormati

ya atau enggak, itu sam

di belakangku. Aku lupa belum sempat menutup pintu jadi ibu leluasa ma

menjauh. Di tengah kebingungan ini, kulirik istriku dia terlihat santai, justru setelahn

urgamu ada di

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY