img Untouchable Man  /  Bab 3 Chapter 3 | 6.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 3 Chapter 3

Jumlah Kata:1579    |    Dirilis Pada: 07/12/2021

an dahi yang berkerut. Sesekali tangannya mempe

Audel

itas Nu

Humas (Maha

suatu hari dapat mempunyai tanda pengenal itu secara tet

hat begitu formal di tubuhnya. Tentu saja, ini hari pertamanya. Setidaknya dia ingin memberi

r tidak pucat. Dia tidak ingin berdandan terlalu heboh yang menimbulkan banyak perbincangan. M

nya. Dia keluar dari kamar dan melihat Ibunya yang sudah berkutat di dap

ke depan nanti aku jarang bantuin,” u

"Emang kamu selam

a dan berdecak pelan, "Ga

ung dimakan pas jam istirah

pan Ibunya, di meja makan yang

mantep kan, Buk? Ng

atas ke bawah, kemudian ters

nya aneh. "Tumbe

an," balas Ibunya persis

n sarapannya. Dia ingin datang

citraan it

ngkat dul

ih tau Ibuk kalau ada yang

*

udah banyak pegawai yang datang. Naya meremas tas laptop di tangannya d

orang pria yang berdiri di belakangnya. S

kertas rujukannya, "Maaf, Mas

mulai merekah di bibirnya. Dia mendongak dan menatap Naya sebentar, sete

a korban

ang menatapnya penuh minat. Naya dapat melihat ada

ndengar itu Naya langsung tersadar, jika karyawan yang jumlahnya sekitar 15

nalkannya tadi menariknya ke tengah ruanga

apa udah dikerjain?" Fira ter

as." Sahutan di belakang Naya bukannya mem

jenius! Pasti bisa mikir

telah menemukan pantun yang tepat, dia mulai membuka mata

a minumnya es soda. Perkenalkan nama s

oh dan bertepuk tangan. Semua karyawan juga bertepuk tangan membuat Na

departemen humas, N

Jed?" tanya Arman, pri

n menunjuk Raga, "Ini serius Mas Raga?"

u berdiri dan berjalan menghampiri Naya. "

ya ya." Naya tersenyum saat

menunjuk semua karyawan. "Rata-rata masih muda jadi

ak?" Tiba-tiba Naya bertanya dengan be

Tenang aja. Kakak-kakak

etuk Fira merasa geli

ek bar-bar itu

semua anggota humas. Godaan masih saja Naya terima namun dia memakluminya. Dia sering mendengar ini dari kakak tingkatnya. Sebenarnya m

aku. Biar nggak digodain sama yang lain."

ngsung samber!" Jedi yang du

gue p

*

ahan mulai tenang. Naya yang di hari pertamanya hanya melakukan sesi perkenalan mulai t

a bersyukur karena dia berada di departemen ini. Para karyawan yang berjiwa muda set

tahu jika dia akan menjelaskan tentang humas perusahaan nanti setelah jam ma

masih nga

ya, "Iya, Mbak. Nunggu Mas Raga

ambai, "Bisa bant

ri dan menghampiri meja

bulan depan, kamu bantu revisi ya. Kalau udah nanti kas

" Naya menga

a? Nanti Mbak kirim

*

harus dia revisi tadi cukup banyak, tidak bisa asal revisi tentu saja. Oleh karena itu dia mendapa

ersembunyi yang dikhususkan untuk karyawan humas beristirahat. Fira dan Arman tidak

, Nay?" tanya Fira menunjuk bekal

kin Ibu

l terus do

gan mulut yang penu

bekal, Nay. Ada makan bersa

ya lagi tentang informasi mengenai k

mood-nya pak bos lagi

t anak magang, Mbak?"

"Berlaku kalo kam

, Mbak. Nggak

s, "Ya nggak g

. Melihat wajah Arman yang selalu lempeng seperti

ada kata senioritas di sini. Para karyawan membimbingnya dengan baik. Terut

u belum ketemu sa

nar kayanya. Tanggal ber

makan siang juga balik, soalnya gue mau

a Ranum?" ta

tahu apa yang mereka bicarakan. Setidaknya dengan percakapan itu,

uncul Raga yang mulai merebahkan dirinya di atas

siang, Mas?"

, "Kenapa? M

o aaaaa." Naya me

memejamkan matanya. "Nanti bangunin ya kalo u

k kayanya, Mas,"

ini udah aku ladenin omonganmu." Rag

Naya polos, pu

atap ke arah pintu. Naya terdiam kaku melihat pria

?" tanya pria itu bersandar pada pintu,

an Naya mengangkat t

ngat semuanya? Kejadian di restoran Sunda sudah dua bulan berlalu. J

carnya N

a

gung, "Bapak masi

ya ke dalam saku dan menatap Naya dalam. "Semoga betah ya." Masih dengan senyuman, R

Fira menatap Naya de

k?" tanya Na

al dihabisin sama Pak B

Bapak ganteng

*

B

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY