na
umah sakit terbuka lagi, kali ini dengan suara tergesa-gesa. Lan
Tangan Feri gemetar saat menyentuh selimut putih. Dia menarik
membanjiri matanya. Feri tidak bisa mengendal
nya begitu lembut, penuh kasih. Dia membel
ngin, dan basah oleh air matanya. "Saya menyesal,"a kau mau menikah dengan saya." "Kau tidak akan berakhir se
menggeram. "Suami macam apa dia? Keluarga macam a
ru saja tiba dari perjalanan jauh. Mungkin dia b
dia tidak bisa melihat saya setiap hari denga
"Handi itu orang yang kuat. Kamu butuh perlindungan."
ya anak yatim piatu yang diadopsi. Oleh kelua
a seperti kakak bagi saya. Melindungi saya
baru, cengeng, dan sakit-sakitan. Tapi dia be
an buku cerita. Menghibur saya saat saya m
hkan keluarga adopsi saya. Mereka menentan
api karena saya adalah alat. Alat untuk memp
tu saya kabur. Meskipun itu berarti dia ju
u mencintai saya. Lebih dari sekada
opsi saya tidak akan pernah mengizinkan.
saya. "Kau ditakdirkan untuk yang lebih besar."
putih. Dia membawa saya keluar dari ruang opera
kesukaan Chika. Sesuatu yang mahal,
gek. Tanpa ragu, Handi mengambil kunci mobilnya. "Saya akan
ang jalan. Dia bilang terlalu jauh, terlalu merep
erpapasan dengan Handi. Handi baru saja akan ma
Wajah saya tidak terlihat. Hanya bentuk tu
tan amarah di mata Feri. Handi menger
ah dan penuh ancaman. Dia tidak pedu
nuh saya. Anda berhak membe
nunjukkan kebingungan. Dia tidak me
"Tidak sopan membawa jenazah di lorong umum." "Harusny
pi mata Handi terpaku. Pada pergelanga
ranya sedikit lebih keras. Ada
Handi. "Kenapa dia punya bekas luka yang
a berdebar. Haruskah Feri mengatakanny
a akan berduka? Ataukah dia akan te
a tegang, tapi matanya dingin. "Dia istr
mbang. Istrinya? Handi terhuyung, seolah d
u tahu. Tapi dia tidak pernah menganggapn
anya tercekat. Ada nada cemburu di sana. Sebuah ketid
nya. Dia memandang Feri, lalu ke saya. M
u, Handi," katanya tajam. "Kau tidak punya hak untu
embalas. "Pura-pura polos, padahal k
h, menatap Handi. "Saya memang licik," Fer
eri. Lebih baik karena tidak meninggalkan saya m
eri. Keluar dari rumah sakit. Me
asih berdiri terpaku di pintu. Wajahnya pucat
tidak merasakan apa-apa. Cinta i
GOOGLE PLAY