Zahr
udara pagi terasa segar. Sebuah cincin kecil di jariku tiba-tiba terlepas dan jatuh. Cincin yang
mbungkuk untuk
narik lenganku. "Kamu ini kenapa sih?
ngannya masih meme
," kataku datar,
h, cuma itu? Nanti kita beli
ikahannya sudah lama tidak ada di
kataku datar.
ang tahun pernikahan kita yang ke-10, ya? Ak
? Kapan terakhir kali kami merayakan i
a menjadi cara yang baik untuk mengakhir
ntis, lilin-lilin kecil, dan bunga-bunga mawar merah memenuhi me
Tidak ada jawaban. Aku mencoba lagi. Tetap sama. Ak
at kantor. Sebuah p
ngambil proyek Bu Alea, sekarang ma
ana dia akan mengambil proyek desain resort impianku, dan bagaimana dia akan membuatku terliha
tahu semua ini. Atau d
ajahnya merah padam, matanya memancarkan kemarahan. Chika men
anya memenuhi seluruh ruangan. "Kamu yang menyebar
"Bu Alea, kenapa kamu tega pad
tidak menyebarkan apa-apa, Roni," kataku tenang. "Dan
ak lagi. "Aku tahu kamu cemburu! Aku tahu ka
ipis. "Untuk apa? Toh, aku
ihat sekeliling, lalu kembali menatapku. "Kamu tahu, Chika sudah menyiapkan kejutan un
Tiba-tiba, dia mengangkat piring di meja dan membantingny
Roni. Dalam hatiku, aku tahu. Dia tidak pernah percay
ku. Gugatan cerai yang sudah kurampungkan,
di atas meja. "Tanda tangani
enatapku. Wajahnya berubah pucat. "Al
sa," po
ia menandatangani kedua dokumen itu dengs?" tanyan
ika, mencium keningnya, lalu mereka
lin-lilin kecil di meja sudah mulai me
an ke-10 yang berakh
hambar. Setelah selesai, aku mengambil koper yang sudah k
aku mengirimkan satu pes
at tin
k ingin ada lagi yang menghubungiku. Aku ti
galkan Jakarta. Meninggalka
GOOGLE PLAY