an

begitu cepat. Wajah saya langsung pucat pasi.

lam, memaksakan senyu

arah teman saya. Anisa, yang cerdas, l

eman saya, apalagi kehidupan pribad

ku bisa membantumu," katanya pada

at canggung.

aya, menyela dengan cepat. "Dia kan sed

bersalah terlihat jelas di matanya. Itu adalah titi

k bertan

ungiku," katanya pada Anisa, lalu menatap saya.

rakhir. Kepekaan profesionalnya sebagai pengacara pasti akan membuatnya curiga. Tapi selama it

an dengan cepat. Saya mulai menghitung mundur dalam ha

hun pernikahan kami, dia selalu begitu. Ada panggilan darurat dari Meiliana, a

Aku harus kembali ke kanto

nya kapan saya akan pu

pulang," katanya, berjanji

tidak peduli lagi. Janjinya terasa hampa, tanpa

ng lima hari l

gga malam. Saya duduk di tepi tempat tidur, koper saya sudah siap. Setiap kali

lalu bu

. Saya tidak tahu apa y

sial Meiliana. Kali ini, sebuah foto. Meiliana di pantai, t

dak ada di kantor. Dia ada

enelep

. Di latar belakang, saya

i mana?" t

anan bisnis. Di luar kota,"

ra ombak? Dan dia melupakan j

prioritasnya. Saya selal

tidak mengingatkannya akan janjinya.

an suara datar dan kosong. Tidak ada

ulang besok

ab saya, lalu

tepi jalan, saya melihat kalender

hir. Saya akan mendapatkan kebebasan. Saya akan me

asalah kecil. Tidak ada apa-apanya dibanding

pertama kalinya, saya tidak merasa kesepian. Saya merasa seperti

asa lalu. Saya tidak perlu lagi memiki

cepat proses ini.