img (bukan) Perempuan Biasa #buku ketiga  /  Bab 5 Chapter 5 | 8.47%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 5 Chapter 5

Jumlah Kata:1077    |    Dirilis Pada: 02/01/2022

antor sore ini. Kekhawatirannya kian menjadi saat mendengar tangisan ibunya, dan kalimat tolong yang berulang kali ayahnya ucapkan dari dalam rumah. Sementara suara

engan ayahnya. Firasatnya mengatakan kalau mereka ini adalah para petugas bank. Vina berkeringat dingin. Jangan-jangan rombongan ini adal

k ini ingin menyita rumah kita, Nak. Kalau rumah ki

seperti Dina, putri sulungnya yang kerjanya hanya membuat masalah saja. Apalagi Vina sekarang berpaca

bu beristirahat di kamar saja. Ibu kan masih sakit," bujuk Vina lembut.

ayahmu berbicara dengan bapak-bapak ini ya, Vin?" pinta Bu Misna. Sekarang ia su

unya menghilang, ba

akutan, Vina berusaha bersikap tegar. Ia tidak mau membuat kedua orang tuanya mak

u sita bank. Dan ini adalah rekan-rekan saya. Pak Budi d

sian dan TNI. Kami ke sini karena akan menyita rumah ini, berdasarkan surat penetapan eksekus

ak Warso. Saya ingin tahu mengapa rumah kami ini akan disita, padahal kami tidak pernah mengagunkannya." Vi

tidak pernah menceritakan soal pinjaman dana bank. Namun tak urung mere

kesulitan membayar cicilan. Maafkan Ayah ya, Vin?" aku Pak Ramli lesu. Sebenarnya ia tidak mau sampai keluar

it yang kurang lancar, menjadi kredit yang diragukan. Namun lagi-lagi Pak Ramli tidak mengindahkan peringatan kami. Hingga Surat Peringatan Ketiga kami kirim dengan isi status debitur menjadi kredit macet. Dan karen

Negeri Jakarta. Dan Pihak pengadilan mengabulkan permohonan Pak Dedy yang tertuang

k menyelamatkan mereka sekeluarga dari keharusan tidur di jalan malam ini. Vina mengeluarkan ponsel dan menel

an tetangga lo yang baru

Ya udah ntar sehabis gue makan, gue ke

ya ya, Ci? Gue mau pinda

t. Lo kenapa tetiba mau p

ya, Ci." Vina terta

gue ke sono. Lo tungguin kabar gue

tawa berganti serius. Sepertinya suci sudah

ank sudah mulai mengeluarkan semua barang-barang kami." Suara Vina mulai bergelombang. Sekuat-kuatnya di

mereka dikeluarkan dari rumah masa kecilnya, Vina menggigit bibir. Bahunya bergetar de

ari rumahnya membuat mereka heboh. Makin lama kerumunan makin banyak. Sebagian berbis

rter dua buah mobil bak terbuka, membantunya berkemas. Dua buah mobil pick up, hilir mudik mengangkuti barang-barang yang dikumpul

ecil. Untungnya Suci dan beberapa tetangga baru mereka, bersedia ditumpangi oleh barang-barangnya. Vina sangat terharu ol

gue kalau nggak ada lo?" Vina menggenggam erat jemari Suci

mbaikan tangannya seraya berjalan menjauh. Sementara Vina yang ditinggalkan mencoba berdiri tegar. Keadaan keluarganya telah carut marut saat ini.

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY