img Malam Pertama dengan CEO  /  Bab 1 Petaka Malam Pertama | 3.70%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca
Malam Pertama dengan CEO

Malam Pertama dengan CEO

Penulis: Stefani Wijanto
img img img

Bab 1 Petaka Malam Pertama

Jumlah Kata:1263    |    Dirilis Pada: 16/02/2022

rie merah. "Biar tambah panas," ucapny

tertunduk malu. Rautku pas

ujar Andreas, menepu

pakaian dalam, berganti dengan lingerie. Pantulan diri pada cermin membuatku makin t

malu. Membayangkan malam pertama yang bakalan kami lewati, membu

gi, aku tertunduk dalam seraya melangkah k

memindai setiap sudu

eluar kamar? Aku meraih jubah

ngat pada tengkuk dan tangan yang melingkar di pinggang membuatku terkejut seten

ku, memutar tubuh. Karena gelap,

nya menarik lingerie hingga terlepas. Aku mendekap punggungnya dengan erat, membalas ciuman Andreas yang membara. Dia m

m letupan indah yang tidak berkesudahan. Napas kami berkeja

aroma bunga lili. Dan, ketika tanganku menyentuh rambut---rambutnya tebal,

k kukenal, menyambar selimut untuk menutupi tubuh,

tidak kukenal ters

mpat tidur, memeg

menghabiskan malam ber

as!" t

u sudah

di dalam tas, sehingga aku menumpahkan semua isi tas di lantai. Tetapi, p

dan menyewakan selama satu bulan untuk mel

pat ke pintu, mencoba membuka pintu. A

pegangan pintu, berharap ada

ang, Kara Sayang. Dia s

nya tidak tertutup sehelai ben

eas!" Aku berteriak da

esakitan. Seperti tadi, kau begitu menikmati." Wajah itu menye

! Andreas

bus dinding kamar. Perlawananku pun

*

ih tidak percaya Andreas menjualku demi uang. Aku mengenal Andreas dua bulan yang lalu, dia dari keluarga terpandang, ay

pabrik dan yatim piatu tentu saja bahagia. Lelaki tampan serta pujaan para perempuan memilihku sebagai istri

ja mengingkari kenyataan--tidak mungkin Andreas berbuat kejam dan biadab--mungki

tidak mungkin

an pintu kayu itu cukup tebal. Tubuhku lelah dan perih, ya

ra

gun. Denyut-denyut nadiku berantakan karena terkejut. Ya, Tuhan, a

akukan?!" Aku langsun

ng tergeletak di lantai. "Ayo, keluar, kita akan ke r

eng. "Tingg

"ngomong-ngomong mungkin kamu ingin menyimpan seprai? Usiamu sudah tida

dadaku sesak. Rasa pedih merayapi hati. Kedua ta

aku tersuruk-suruk mengikuti langk

giba. Aku tidak ingin berakhir

rang lelaki yang berdiri di sisi mobi

k dan mengumpat. Namun, tidak membuatnya melepaskan cengkeraman. T

i terang dengan warna kemerahan. Aku telah melalui

ah. Aku beruntung, karena sistem autolock pada mobil sepertinya rusak, sehingga aku bisa membuk

, kem

nyusuri trotoar jalan dengan bertelanjang kaki. Aku baru berhen

laraskan napas yang hampir habis. Ke mana tujuanku sekarang? Menghubungi Andreas? Aku bi

, aku melangkah perlahan. Aku

ar

a--mertuaku--turun dar

tapi ponselmu tidak aktif. Kenapa kondisimu memprihatinkan begini?" Bu Zun

rjadi dengan

dic

lik?

a membimbingku masuk mobil. "Tenangkan

sa yang menculik Andreas tadi malam? Bu Zunaira tampak tegang, dia memeg

u saat mobil merapat di r

cak Andreas. Seharusnya kalian berbulan madu, malah kemalang

ggi besar mendekati kami. Lalu, de

ku memberontak, namun sia-si

i, Kara," sahut

mu?" Aku ti

." Lelaki yang memakai kemeja

ertuaku tidak percaya. Perempuan t

, Bu Zunaira,

gkasa. Uang Anda tidak akan sia-sia," sahut Bu Zunaira. "Ika

an suamiku melakukan hal biadab. Mereka berdua bak

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY