img Gita Sukma : Lagu Dari Jiwa  /  Bab 3 3 | Titik Temu | 8.82%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 3 3 | Titik Temu

Jumlah Kata:2232    |    Dirilis Pada: 27/02/2022

ni yang tidak me

rkali-kali lipat. Oceana yang manusia biasa banyak khilaf banyak dosa juga suka hal berbau gratisan. Ia memang ana

idak memberi tunjangan finansial sejak tiga tahun lalu. Hidup sebagai rakyat jelata mengajar

ar identitasnya dan datang ke cafe tengah kota

bisa melihat konser Pamungkas. Namun, semesta selalu punya cara unik untuk men

ada j

kita terus berupaya dan be

ngan fakta bahwa Tuhan sedang baik padanya. Tiba-tiba seseorang yang mengaku

SMA. Lagu yang sebenarnya merupakan himne luka dan patah hatinya. Lagu yang tercipt

cafe te

ahas timbal balik apa yang hend

mana bisa menghabiskan tiga puluh menit waktunya. Belum lagi kemacetan di lampu merah yang membuat waktu terbuang. Dari pada berlama-lama, gadis

ati ekspresi wajah cemberut, kalap entah dikejar apa, air muka sedih gundah gulana, atau wajah sumringah penuh senyuman selalu menjadi hal

ngan sinar teriknya, ia tertutup dengan awan kelabu yang sepertinya siap mengg

ah dan menerbangkan anak rambutnya, setia mengikuti sam

tpiripiri, ada yang membu

econd account pada Twitter atau Tumblr. Ia sela

pinter banget bikin username," celetuknya setengah

ngusir pikiran konyol di be

kaca dan kayu sehingga jarak pandang semakin b

Gadis itu lantas melenggang masuk. Ia menyapu pandang ke seluruh ruanga

an alat-alat musik yang kini mulai riuh oleh beberapa orang yang hendak mengisi live music. Pandan

elayut di sana. Kilatan petir tanpa suara

dingin meramb

yang tak beres d

la meletakan pesanannya di meja. "Oh ya, ini ada bonus untuk Kakak sebagai pengunjung kami yang ke sembila

enapa harus ke sembilan puluh semb

embilan adalah lambang lengkap, simbol kesempurnaan alam ..." Air

mengg

tersenyum ti

n dengan aksara jawa kuno yang tak dapat gadis itu pahami. "Antik

il perona bibir dari sling bag dilanjut memoles dan meratakannya dengan jari tengah dan telunjuknya. Hingga seperse

yang perna

i

ba kemb

njatuhkan cermin

🌊

vio A

lupa ke

hin kalo

Memang Wilaga manja saat sedang sakit, tapi tidak seharusnya adiknya itu menunj

enarnya sedikit. Wilag

isan. Darah segar menetes dari hidungnya sehingga membuat adiknya was-was. Kakaknya ini tak pernah mengalami mimisan sepanjang hidupnya, cuma sekali dulu saat adu otot perkara berebu

a netes terus!" makinya sembari m

lalu pergi ke dokter, badannya sudah cukup lemas sebenarnya. Septa yang tadi baru pu

angan dengan kedua obsidiannya, mencari keberadaan gadis surai karamel dengan kemeja baby blue o

g Style," gumamnya saat memba

ilaga mendapat surel balasan, karena dengan jelas penggubah itu menyebutkan ciri-ci

ke jalanan tak peduli dengan sekelilingnya. Gadis itu mirip dengan ciri-ciri

ly. Lo kalah sain

piri gadis itu selan

ntar

semakin

tiba menggu

pan cafe, menggoyang kasar da

orkestra dengan nada yang mena

apa, menatap side

lanjutnya si

ersirobok dengan banyak kejutan dan ta

gemuruhnya lebih ken

ean

Ia tersenyum tipis tak peduli dengan cua

time, ini benera

u tercek

a Blu

nya. Memanggilnya dengan lembut dan lengkap. Seperti

ya mengerjapkan mata. Tubuhnya membeku, menat

favoritnya s

ga masih terus berceloteh. "

atung menghadapi presensi Wilaga di depan mata. Ia masih

baik d

mampuannya

a dengan Wilaga se

gue d

aga segera menghempas tubuhnya

erti dulu, perpaduan aroma maskulin, manis permen, serta manis susu

jadi mirip oppa-

us dari dulu. Hari ini wajahnya pucat, bibi

dan perasaan

se lagu?" ujar Wilaga memecah kesunyian di antar

n kuno hadiah dari cafe tadi dengan erat. Fakta bahwa Wilaga masih

na, kenapa lo

yaman ya? Gue terlal

a tak nyaman dengan kehadiran Narendra Wilaga —manusia yang paling ia sukai di bumi ini. Pemuda pe

dah atu

ir tak bi

tahari tak b

ga dan Oceana ta

a pada Wilaga. Tapi sayang, perasaan itu bangkit lagi seir

igi Kelinci b

bisa ketemu Kak Willy lagi," kata Ocea

api serta kerut lucu di sekitar matanya. "Gue kan emang soft dari

elupain manusia fav

kok, mas

nyata lo punya banyak sis

menge

dicintai banget, tapi di sisi lain gue merasa kayak udah menyakiti seseorang, penyesalannya membuat gue kosong," terkadang gue juga

at mentari pagi. Senyuman khas yang tak pern

inta tolon

an netra, terkesi

r penuturan

enetes dari hidung in

Ini gak elit banget. Lagi serius juga pake berdarah segala!" tutur Wila

Will

, lo jangan jijik ya!" oceh Wilaga tapi dengan ter

akut menjadi satu, "Sejak kap

is ketemu lo, gue mau k

arti sejak Kak Will

, habis temen-temen main ke rumah jadi mimisan m

fragmen kenangan di benaknya, mengi

asih lemah

e masih

pulang sekarang,"

a Wilaga yang sempat-sempatnya usil

na d

sama stress doang. Lagian gue masih punya ur

mau ketem

de

de

sama gue?" tanya Wilaga

n dengan mulutnya, "Enggak, gue gak kangen

gak mau k

enjawab, ia dia

gerakan pasrah, "Okay, gak masalah, at least beri

," desis Oceana. "Kita gak boleh bert

sud

at derit dari bingkai dan kaca jendela terdengar. Kaca-k

?" tanya Wilaga mengamati

erdengar suara gemuruh b

khawatir, bibir dan wajah p

menghunus objek yang ia pandang. Birainya berbisi

ucap Wilaga takut tak terkira. Takut jika terken

lan ngejar Kakak kem

langit lewat kaca jendela, lagi-lagi ia meremang. "Itu a

as mengulurkan tangannya p

sudn

u kakak bak

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY