img Gita Sukma : Lagu Dari Jiwa  /  Bab 4 4 | Kissing | 11.76%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 4 4 | Kissing

Jumlah Kata:1834    |    Dirilis Pada: 27/02/2022

ntas mengulurkan tangan pada

sud

ak bakalan mati!

bukannya malah pegangan tangan kalo gempa!" Wilaga mengedar pandang. "Itu kenapa gak pada panik, ken

cafe itu

ing. Kursi berderit. Lampu-lampu dan pot tanaman menggantung juga bergoyan

angin puti

emas dan

g cafe santai tak merasa terancam, cemas,

a ia ternyata ter

gan pria itu, menggenggamnya erat, "Kita gak bisa kemana-mana. Gu

ngnya tak merespon perintah syaraf motorik dan otak. Wilaga kehilangan kendali atas tubuhnya. Hidungnya pun kini mengeluarkan cairan merah berbau besi lagi, sungguh Wilaga ingin mengamb

langan energi dan pucat pasi. Wilaga masih terduduk dan mengoceh pelan, gadis itu tahu bahwa dalam situasi se

o masih ngomel, lo

akutan dan panik gara-gara gempa dan puting beliung. Sementara orang-orang santuy ngo

e netra Wilaga, "Mereka gak khawatir karena mereka gak bisa melihat dan m

kin, geterannya aja udah kayak goyang ngebornya Inul Daratista gin

wak gini sih, Kak!

siapa yang

is itu kembali menatap cakrawala yang berwarna violet dengan seti

it, mengingat, "28 April," je

umam, "Kenapa kita harus kete

a eman

ngu, dia

i Ocha? S

ang. Namun urung terlaksana karena lelaki itu nampak rapuh dengan wajah pucat dan hidun

elindan kembali di benaknya. Sorot mata ung

dan melihat gempa maupun angin puting beliung karena mereka bukanlah

nama 'Soca Wungu' berkali-kali. Kepala Wilaga kini seakan ditusuk dengan rat

ursi. "Kak, mana yang sakit?" Ia melepas genggamannya, menangkup wajah

hampir terpejam. "Soca Wungu itu apaan

k Kak Will

rinisiatif membersihkannya dengan tissue yang ia ambil dengan tangan kiri dari s

sihkan hidung Wilaga. Ia

ma

rus terpisah dari Wilaga. Peristiwa yang nyaris membuat Wilaga pergi ke dimensi lain. Har

e masuk sini. Gue capek bang

an sadar. Ia tak bisa membiarkan Wilaga berada di alam mimpi. Ala

tu. "Anjir, kenapa selalu begini, kenapa

indungi

ma di seluruh penjuru cafe. Oceana menatap ke sekelili

a W

etra dengan

k mencoba menga

ntas, malang

alang-ngalang

luruh ruangan. "Gue dan kak Willy tempatnya m

mang dalam sekujur tubuh Oceana. Gadis itu menilik Wilaga deng

sis sepe

ngan sensasi y

enduga bahwa ia kembali terlempar dala

Wungu, meli

mulai memejamkan mata, "Kak, please sadar!" Kalut memenuhi diri

apakah yang harus ia la

elakukan tindakan

a mat

cilaka, amarga k

engandung peringatan untuk Oceana. Gadis itu tak peduli. Biarpun ia harus ma

ci

ana meng

n pengorbanan. Jika cinta tentu

a tidak bisa lar

riak Oceana. Matanya semakin memanas, ia ingi

wajahnya pada milik Wilaga. Ia melihat peluh menetes di dahi, mata terpejam namun bergerak-gerak di dalam seola

a tersenyum tipis, "But for your safety, gue rela nur

a k

ama lo." Detik selanjutnya, ia mendaratk

embali, ia mendapati Oceana dengan mata

nsi. Mengusir sementara si pem

a W

putih berd

dan Narendra Wil

ling me

agi untuk mengambil apa y

Wilaga yang memiringkan kepalanya. Tangan kanan dan kiriny

ceana m

laga sekencang s

s like

incredibly s

and i

ike world

thing, he experi

ing in a movie but wo

milik Wilaga. Ia menatap lekat ke Wilaga yan

innya yang tak merasakan apa-apa. Gemuruh angin dan mayapada yang bergerak tak terasa lagi.

raih sling bag di atas meja dan hendak melangkah pergi hingga t

ana

yang masih di posisi yang sama namun

ceana yang mem

penjelasa

adi bukan mimpi,"

terjadi se

ngu yang lo se

.." jed

irnya mendengar kata

p Wilaga dengan nada turun sat

ga tak perlu bertemu Wilaga lagi. Ia sungguh tak tahu apa yang harus ia terangkan pada Wilaga. Ia tak tahu harus dari mana ia memulai semua c

ana, "lebih baik Kakak gak usah tau atau

h lihat kan bagaima

apapun Kak Willy tentang masalah ini. Lupakan! Kemb

gannya lantas mela

njelasan sepotong-sepotong yang membuat rasa keingintahuan miliknya melonjak, semakin naik ke puncak. Ia justru semakin ingin tahu apa

nyum sinis. "Mau sebahaya apapun gue bakalan c

pan sama dedemit-dedemit sekalipun!" katanya, "Walaupun

ue kepo bange

perti beberapa menit sebelum Oceana menciumnya. Dwinetranya mendapati Oc

nya. "Selain penasaran sama semua kejadian ko

selalu datang dan per

anya dengan senyum

pa gue gak bisa hidup no

a dadanya sesak dan hazelnya memanas. "Lagu itu mengingatkan gue s

lo lagi. Mana bisa gue bersikap baik-baik aja se

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY