img Namaku Kamilia, Tuan  /  Bab 2 DENDAM | 2.78%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 2 DENDAM

Jumlah Kata:1005    |    Dirilis Pada: 06/03/2022

nnya. Ada dua lembaran merah yang

meriksa isi lemari yang berisi ba

embantu seperti dirinya

akanan yang bisa dia makan. Diambilnya sepotong roti serta segelas air. Kamilia

. Kamilia membersihkan diri kemudian berserah kepada sang pemilik untuk nasibnya kali

ngi seperti tumpah di badannya, harum s

akai baju yang kusedia

erkata, kalau baju itu tidak cocok dengan dirinya. Kamilia malu mema

Lelaki itu menyeret gadis itu ke kamar. Memi

ati rasa marahnya bangkit. N

Kamilia seperti tidak mengenali wajahnya sendiri. Tuan Her

idak sia-sia aku membelimu seharg

tanya Kam

h menjualmu

masih teringat Tuhan dalam hatinya. Gadis itu limbung

pil. Entahlah pil apa, Kamilia tidak tahu. Dia hanya perl

*

kali. Dia hanya mampu menangis tanpa suara. Rasa sakit itu mengisi seti

emamerkan auratnya yang penuh bulu dan menjijikkan. Pria itu sudah tumpu

jalkan penderitaan dalam hidupnya. Dia malu saat lembah dan gunung mil

kamu benar-benar masih asli."

berada di atas mukanya. Memeluk dirinya dengan erat, seperti tak ingin terpisah. Ingin ra

am yang menggeliat menambah beringas sang tuan mengagahi ha

lari tubuhnya. Seumpama singa Tuan Heru mencabi

itu di telinga Tuan Heru. Namun bibirnya kel

an setitik noda pada sprei putih tanpa corak. Napasnya mendengkus s

zan subuh, barulah siksaan

sesaat setelah menghamburkan lembara

upah untuk malam

atin Kamilia. Ternyata dia tidak

sering menyayatnya saat bertelanjang kaki ke

. Hatinya kecewa, "Mengapa Tuhan meninggalkanku? Mengapa Tuhan ti

uhnya tersimpan, mengambil kain sembahyang. Menyimpannya jauh ke dasar tas. Gadis it

*

diguyur air. Berbaur dengan air yang berlomba turun dari ma

ntur tak berbekas. Dia tak ingin dosa-dosa itu masih tercium aromanya. Lel

teringat kembali muka pucat ibunya. Celotehan adiknya dengan air liur y

sudah menjua

a. Kamilia bukanlah wanita lemah. Dia bert

gat Saiful. Dia tidak mungkin lagi mampu memanda

ongkongannya terasa kering

urkan kepalanya ke dinding, meraung seperti orang gila. Menggos

n memaafkan ka

nya. Kamilia memandang nanar ke arahnya. Ketukan itu

, Kam

t menangis pun dia datang mengusik. Kamilia bangkit, menyeka air matanya.

an, kau mengganggu

as. Melangkah dengan rambut basah melewati

bali syahwatnya yang sudah mereda. Tuan tampan itu membur

nnya pula. Kamilia ingin mengeluhkan, tak mau lagi beradu peluh. Namun, diriny

ut saat Tuan Heru menuntut extra, sesuatu yang tak pernah diketahu

harus te

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY