img Namaku Kamilia, Tuan  /  Bab 3 SUMPAH | 4.17%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 3 SUMPAH

Jumlah Kata:1024    |    Dirilis Pada: 06/03/2022

adanya. Semakin kuat saat Kamilia setiap hari

etahui Kamilia saat tidak sengaja menguping pembica

impan di rumah itu, hah?" tan

an siapa pun," jawab Tu

abak belur di tanganku!

tengah berlumur dosa. Sekuat apa pun dirinya menekan kecemasannya, tak urung mukanya pucat pasi membayangkan hal yang mungki

ah tuannya puas menjungkir-balikkan tubuhnya di ranjang. Seperti m

ranya lenyap. Berganti dengan hatinya yang kini ramai berteriak. Ya, Kamil

a, Mila!" peri

," jawabn

ngatkan, jangan panggil

hanya memanggil nama. Bentakan-bentakan yang sudah mulai biasa dia terima, dihadapi dengan s

ah perutnya. Kamilia tidak tahu ada masalah apa tuannya dengan ist

irinya uang setiap hari. Ditambah dengan sisa harga kegadisannya dulu, lembaran itu semakin banyak. Ada sekitar seratus lembar. Gemetar Kamilia me

urungkan niatnya. Dia bergegas lari ke arah

terbuka. Kamilia limbung, matanya berkunang-k

nita Jalang!" Seorang per

a adalah istri Tuan Heru. Kembali tamparan harus

t panjang Kamilia. Kali ini gadis itu melawan. Tangan kanannya melindungi kepalanya, tang

kk

nghantam tembok, matan

u ke arah istrinya Tuan Heru. Rupan

tubuhnya ke arah Kamilia. Begitu mudah Kamilia menghindar, sehi

inya tidak akan dibiarkan diinjak-injak istri Tuan Heru. Namun, tiba-ti

ih terdengar oleh Kamilia suara istrinya

*

apati dirinya di kasur dalam kamarnya. Lembaran

ntak Tuan Heru. Dia sangat marah

lkan kekuatan untuk melawan Tuan Heru. Biarlah mat

ping wanita muda itu mendengar cercaan ditujukan p

kk

yangkan Kamilia berhasil

percaya. Saat itu pula Tuan Heru mengambil

kan amarah Tuan Heru. Pecutannya berhenti, saat gadis itu terk

a penghabisan berhasil membawa gadis itu ke tempat tidur. Dirin

*

. Rasa sakit di sekujur tubuh menyongsongnya. Dia mencoba bang

n yang akan membawanya ke desa kembali. Di sepanjang jalan terlihat pohon-pohon yang meranggas.

itu dengan beras kencur. Perih sekali Kamilia rasakan, namun

judi oleh bapaknya. Dengan tidak ada belas k

Kartika? Sin

Si Bedebah itu. Dia sudah menjualku seharga lima puluh j

di sasarannya, dibantingkan ke lantai. Hancur seperti hati Kamilia saat ini. "Besok

but!" teriak istrinya mem

anting lagi kursi,

bawa sakit hatinya. Entah ke mana harus membawanya

an dia mengadukannya kepada malam. Kembali kantung matanya dipenuhi air. Bulir-bulir benin

ya. Orang yang seharusnya paling depan membela. Nam

teriak. Suaranya keras seperti menembus

kaukah itu? Kami keh

r petir, mendengar suara

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY